Terima Saja

1511 Words

Michael menghela napas berat, berusaha memusatkan pikirannya pada pekerjaan di depan layar laptopnya, namun sia-sia. Pikirannya terus melayang, memikirkan Vania. Ada perasaan cemas yang menggelayuti hatinya, perasaan takut yang tidak bisa dijelaskan, seolah-olah sesuatu yang buruk telah terjadi pada istrinya. Ia merasa gelisah, tidak mampu menenangkan diri. Pintu ruangan tiba-tiba terbuka, Devion masuk dengan langkah tergesa-gesa, wajahnya terlihat panik. "Tuan?" Michael langsung menoleh, tatapannya tajam menembus ke arah Devion yang kini berdiri di hadapannya. "Ada apa? Kau sudah menemukan di mana gadis itu, huh?" tanya Michael dengan nada cemas yang tak bisa ia sembunyikan. Devion mengangguk cepat, "Sudah, Ramon mengikutinya sejak Nona Vania keluar dari dalam rumah ini, sampai sekar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD