Kau ingin Pergi?

1134 Words

Vania berdiri di dapur yang senyap, menatap air yang mengalir deras dari keran, membasahi gelas di tangannya. Detak jarum jam di ruang tamu terdengar nyaring dalam keheningan malam, membuat waktu seakan berputar lebih cepat dari biasanya. Wajahnya cemas, bibirnya bergetar tipis, dan matanya seringkali melirik ke arah jam dinding, seolah ingin memastikan bahwa waktu masih memberinya ruang untuk bernapas. Maria, yang sejak tadi mengamati dari sudut ruangan, mendekat dengan langkah hati-hati. Pandangan mata Maria yang penuh perhatian mengunci pada sosok Vania yang tampak rapuh. "Nona mau ke mana?" tanyanya lembut, namun nadanya penuh dengan kekhawatiran yang tak bisa disembunyikan. Vania terkejut, hampir saja ia menjatuhkan gelas di tangannya. Ia menoleh, menatap Maria dengan sorot mata

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD