"Apa-apaan ini, Markus! Bagaimana bisa putramu datang dan membatalkan pernikahan?!" tanya papa Sahara menelpon papa Nick.
"Maafkan kami, Frank. Ini semua di luar kuasaku sebagai orang tua, semua kejadian itu begitu saja. Dan tidak pernah diprediksi, aku hanya bisa meminta maaf padamu dan juga Sahara." Markus dengan suara menyesal meminta maaf pada Frank.
"Sudahlah, kalian memang tidak bisa dipercaya. Mulai hari ini kita putus hubungan, anggap saja kita tidak pernah saling kenal. Percuma saja menjalin hubungan baik puluhan tahun. Tapi kamu bahkan tidak menghargaiku!"
"Bukan begitu, Frank. Tapi ...."
Belum selesai Markus memberikan penjelasan, Frank langsung mematikan panggilan. Markus terduduk dengan lemas, tidak bisa lagi berkata-kata. Dia tidak bisa mengubah keputusan Nick, terlebih sang istri mendukung karena jika tidak diselamatkan mungkin mereka sudah kehilangan pewaris.
Sementara itu, selesai menelpon Frank membanting ponselnya. Melihat itu, Sahara langsung mendekati sang Papa. Dia tau jika pembicaraan papanya dan papa Nick tidak berjalan baik.
"Pa, jadi aku benar-benar gagal menikah? Apa Papa tidak bisa memaksa om Markus?" tanya Sahara.
"Kamu dengar sendiri tadi, bagaimana Papa marah. Artinya tidak ada solusi, sudahlah Sahara lupakan Nick. Banyak pria lain diluar sana yang pasti mau padamu, pria yang bahkan tidak bisa memegang kata-katanya tidak akan bisa dipercaya seumur hidup!" jawab sang papa emosi.
"Tapi, Pa. Aku sangat mencintai Nick. Aku tidak mau pria lain, aku hanya ingin menikah dengan dia. Ayolah, Pa. Papa pasti bisa mengubah keputusan Nick," rengek Sahara.
"Kamu mau Papa berlutut dan memohon pada b******n itu? Lihatlah bagaimana dia tadi di sini dan memutuskan pertunangan kalian, apa kamu tidak punya harga diri masih ingin Papa memohon padanya?! Tidak, Sahara. Cukup, akhiri saja perasaanmu padanya, jika dia juga mencintaimu dia pasti akan berjuang untuk pernikahan kalian. Jadi jangan pernah mengingatnya lagi!" tegas Frank menatap tajam putrinya.
"Sudahlah, Sahara. Jangan memaksakan keinginanmu, yang akhirnya membuat papamu kehilangan harga diri. Sebaiknya kamu lupakan dia dan ikut oma dan opamu di Perancis. Siapa tau di sana kamu akan menemukan pria yang jauh lebih baik dari, Nick."
"Benar, sebaiknya kamu ke sana. Sekarang masuk ke kamarmu dan bersiap-siaplah, Papa akan segera pesankan tiket. Besok kamu berangkat ke Perancis dan jangan membantah jika tidak ingin Papa usir dan menjadi gembel!"
"Kalian jahat, tidak ada yang mengertiku. Aku mencintai Nick," ucap Sahara memprotes
"Tapi dia sudah tidak mencintaimu, lupakan dia dan jangan pernah ingat b******n itu lagi. Jika tidak Papa akan sita semua fasilitas yang Papa berikan," sahut Frank mengancam.
Dengan berat hati, akhirnya Sahara menurut. Dia lebih takut kehilangan kemewahan, lagipula Nick sudah bulat dia tidak akan bisa mengubah keputusan Nick. Sahara sangat mengenalnya, betapa keras kepalanya Nick.
Dengan langkah gontai, Sahara berjalan ke kamarnya. Dia akan membereskan barang-barangnya, harapan dan hatinya hancur. Tapi dia harus tetap melanjutkan hidup, Sahara bukan wanita yang akan putus asa dan melakukan hal yang tidak-tidak hanya karena cinta
Dua Minggu di rawat, akhirnya Bellova diijinkan pulang. Nick yang merasa bertanggung jawab, ikut mengantar Bellova kembali dari rumah sakit. Bellova tidak terlalu menanggapi biat baik Nick, dia belum percaya seretus persen jika Nick akan menikahinya.
"Saya pikir Anda tidak akan datang," ucap Bellova saat Nick menyambut mereka di lobi.
"Aku bukan pria seperti itu, jika aku tidak akan tanggung-tanggung kalau sudah bertanggung jawab. Aku bahkan sudah membatalkan pertunanganku, jadi apalagi yang bisa membuatmu percaya?"
"Ya kita lihat saja, sampai dimana Anda akan bertanggung jawab."
"Sudah-sudah, Bellova kamu seharusnya tidak seperti ini. Tuan Nick sudah berniat baik, kenapa terus meragukannya." Robert menengahi perdebatan mereka dan menasehati putrinya.
Bellova hanya mencebikkan bibirnya, mereka pun masuk ke mobil masing-masing dan meninggalkan rumah sakit untuk menuju kediaman keluarga Bellova.
Sesampainya di kediaman keluarga Bellova Nick langsung membuka pintu, keluarga Bellova langsung menyambut Bellova yang turun dan menggunakan kursi roda. Tangis haru terdengar di sana, karena kondisi Bellova yang sudah tidak sempurna lagi.
"Ayo masuk, Tuan Nick. Maaf kalau situasinya seperti ini, mereka baru tau kalau ternyata Bellova lumpuh setelah kami akan pulang. Selama ini kami menyembunyikannya atas permintaan Bellova, dia tidak ingin saudara-saudaranya sedih. Tapi karena akan pulang mau tidak mau mereka harus tau," jelas Robert.
"Tidak masalah, saya mengerti kok. Jadi Anda tidak perlu meminta maaf terus pada saya," jawab Nick.
"Ayo silahkan masuk, Tuan Nick!" ajak Robert menyusul keluarganya yang lebih dulu masuk.
Mereka pun masuk, Robert langsung mempersilahkan Nick duduk. Kakak Bellova yang bernama Matthew, langsung mendekati Nick sebelum Nick duduk. Wajahnya sangat tidak bersahabat, Nick tau jika dia akan meluapkan kekesalan padanya.
"Jadi benar adik saya celaka karena ingin menyelamatkan Anda?" tanya Matthew yang tau siapa Nick.
"Sepertinya Anda sudah tau, jadi saya tidak perlu memperkenalkan diri lagi. Apa saya boleh duduk?" tanya Nick
"Silahkan, Tuan Nick. Matthew, bicaralah dengan sopan. Bukankah sudah Papa jelaskan jika semua ini bukan keinginan, Tuan Nick. Jadi jangan bicara seolah beliau tersangkanya," ucap Robert mengingatkan putranya.
"Tapi kalian tidak pernah bilang, kalau kondisi Bell seperti ini. Lalu bagaimana masa depannya, cita-citanya untuk menjadi model profesional, dia bahkan belum menikah. Apa Papa tidak kasihan melihatnya?" tanya Matthew.
"Semua itu karena Bell yang minta, dia tidak ingin kalian cemas. Lagipula tuan Nick akan bertanggung jawab sepenuhnya," jawab Robert.
"Apa dia juga mau menikahi Bell? Aku rasa tidak, mana mungkin orang seperti Tuan Nick akan melakukan itu. Aku juga yakin dia tidak sepenuhnya merasa bersalah, karena menganggap itu kesalahan Bell sendiri. Yang memutuskan menyelamatkannya," ucap Matthew.
"Aku akan menikahinya, jangan suka menilai orang lain hanya dengan melihat luarnya. Aku ini orang yang tau berterima kasih, maka dari itu aku akan menikahi adikmu." Nick bicara lebih santai pada Matthew, dengan bicara tidak formal.
"Benarkah itu? Apa Anda yakin akan melakukan itu?" tanya Matthew.
"Sangat yakin, kenapa semua orang meragukanku. Aku orang yang tau berterima kasih, jadi aku akan bertanggung jawab menikahi dan mengurusnya. Jika kamu tidak percaya, aku akan melakukan pernikahan dalam satu Minggu. Tapi mengingat kesibukanku, aku harap kalian mengerti jika aku tidak bisa memberikan pesta mewah. Aku hanya bisa mengadakan pernikahan sederhana," jelas Nick memberi alasan tanpa menyebutkan jika dia pernah bertunangan.
Terlihat Matthew tersenyum sinis, seolah tidak percaya jika itu alasan Nick tidak ingin melakukan pesta mewah untuk pernikahannya. Dia yakin jika Nick malu, karena menikahi wanita lumpuh seperti Bellova.
"Tidak masalah, Tuan Nick. Yang penting Anda benar-benar menikahinya itu sudah cukup," jawab Robert.
"Papa percaya itu alasan yang sebenarnya?" tanya Matthew.