Part 18 Hening. Yang terdengar hanya suara napasku dan Lista. Tangan saling mengait dan bergenggaman erat. Berusaha untuk berkonsentrasi penuh agar bisa memenangkan pertandingan. Duttt! Suara unik yang keluar dari belakang sontak membuat Lista menarik diri dan lari menjauh sambil menutup hidung. "Jorok!" protesnya. "Kan nggak boleh ditahan," sahutku sembari ikut pindah ke dekatnya. "Iya, jangan ditahan, tapi jangan pas aku lagi narik napas dong. Langsung kehirup tanpa penyaring!" "Aih, doyan ternyata. Nih, mas kasih lagi." "Nggak mauuu!" Lista berlari menjauh. Aku mengejar dan langsung memeluk pinggangnya. Menggelitiki pipi istriku dengan kumis yang baru tumbuh hingga dia berteriak-teriak kegelian. Dering ponselnya merusak momen romantis kami. Lista melepaskan diri dari pelu