Part 17 Lista sudah mulai menggerutu sejak sepuluh menit yang lalu. Tetap diabaikan dan fokus konsentrasi dengan kegiatanku. Setiap dia berganti posisi kaki, aku akan langsung mendelik dan menyuruhnya kembali ke posisi semula. "Pegel atuh, Mas!" protesnya untuk ke seratus kalinya. "Diam dulu, dikit lagi ini," sahutku santai. "Tahu gini aku nggak mau taruhan!" Aku menjulurkan lidah, meledeknya yang semakin memanas. Brrruuukkk! "Hadeuh, kok bisa jatuh sih?" tanyaku sambil berdiri dan jalan mendekat. Membantu Lista berdiri dengan kaki pincang sedikit. Bibirnya mengerucut dengan alis menyatu. Bersiap akan mengomel, tapi langsung ditahan saat aku mengulurkan sebatang cokelat dari saku jaket yang tersampir di kursi. Lista menyambarnya dengan gerakan secepat kilat. Merobek bungku