Ia sudah mendapatkan pesan dari dosen pembimbingnya secara langsung kalau ia dipanggil dekan hari ini. Ia mendengus. Memangnya ia perduli? Disaat teman-temannya ketar-ketir, ia justru masih santai. Iya laah. Untuk apa pula dibawa pusing. Papanya kan menteri! Iya kan? Maka ia keluar dari kamar tapi tidak bersiap-siap ke kampus sama sekali. "Pa! Dipanggil dekan Nisa," tukasnya santai. Kedua orangtuanya sama-sama mendongak ke atas. Ke lantai dua di mana Nisa berdiri. "Kenapa dipanggil?" Gadis itu masih berdiri di balkon dengan santai. Ia juga santai mengatakan kalau..... "Kan kemarin, Nisa abis ngelabrak anak orang," tukasnya. Mamanya jelas syok lah. Ini anaknya bagaimana sih? Maksudnya, kok sesantai ini? Kok seberani ini? Kok segila ini? "Siapa?" Papanya justru lebih santai lagi