"Harus berapa kali ku bilang padamu untuk tidak menganggu, Ann?!" Hamas tiba-tiba muncuk dari belakangnya. Ia tentu saja kaget. Kemudian melirik ke sekitar. Tak berharap ada yang mendengar. Namun ia salah. Ia kira tidak ada orang. Tapi ternyata beberapa temannya tak sengaja menguping. Satu orang lagi malah merekam diam-diam. "KALAU DIA GAK GANGGU KAK HAMAS, KAK HAMAS KIRA, NISA AKAN GANGGU DIA?" Hamas mengusap wajahnya. Ia tampak frustasi menghadapi Nisa. Ya kakau dulu, ia tak pernah menggubris. Ia biarkan itu sementara urusan Nisa. Tapi yang ini? Yang jelas berbeda. Ia tak mau Anne tersakiti. Hanya itu saja. "Kamu bahkan gak punya hak untuk marah, Nis," ucap Hamas dengan agak pelan nanun penuh dengan tekanan. Matanya jelas melotot pada Nisa. Nisa mendongak. Ia jauh lebih marah. "AK