Bab 22

1370 Words
Informasi terakhir yang Alfred terima memang cukup mengejutkan. Wilayah Asia timur hancur total karena ledakan nuklir di salah satu negara. Bukan hanya itu saja, sebagian besar wilayah Asia dan Australia langsung terguncang gempa dalam skala yang besar. Wilayah Asia yang mayoritas memiliki iklim tropis juga langsung mengalami penurunan suhu yang cukup drastis karena di sana terjadi beberapa badai es yang cukup mengerikan sekitar 3 jam setelah terjadinya ledakan. Beberapa wilayah di Amerika juga ikut merasakan gempa sekalipun tidak sampai merusak bangunan. Alfred belum mendapatkan kabar terbaru lagi selain semua itu. Saat ini informasi sangat sulit didapatkan karena gelombang elektromagnetik masih melumpuhkan dunia. Listrik masih belum bisa diperbaiki. Beberapa ponsel keluaran terbaru juga tidak berfungsi sehingga informasi masih sangat sulit untuk didapatkan.   “Felix, apakah ada perkembangan baru? Pemerintah sudah memberikan jawaban atas proposal yang aku berikan?” Tanya Alfred begitu dia masuk ke dalam kantor kerjanya.   Di dalam ruangan yang tidak terlalu luas itu sudah ada Felix, Austin, dan juga Hugo yang tampak sibuk mencari dokumen relevan mengenai keadaan saat ini.   “Selamat siang semuanya. Apakah tidak masalah jika aku datang ke sini?” Tanya Charlotte ketika wanita itu masuk.   Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan. Charlotte memang selalu berusaha bersikap ramah pada semua orang. Sayangnya wanita itu tidak mengerti jika sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk basa-basi. Keadaan sedang sangat genting.   “Sama sekali tidak masalah, Charlotte” Jawab Hugo yang langsung meminta agar Charlotte duduk di salah satu kursi. Hugo juga memberikan Charlotte segelas minuman bersoda yang dia dapatkan entah dari mana.   “Bagaimana perkembangannya? Aku harus mengetahui jawaban dari pemerintah. Kita memiliki proyek yang besar saat ini” Kata Alfred dengan tidak sabar. Jika benar nuklir raksasa di wilayah Asia meledak, maka artinya dalam waktu dekat mereka akan menghadapi perubahan iklim yang begitu drastis. Alfred tidak bisa memperkirakan apa yang akan terjadi selanjutnya karena selama ini belum pernah ada kasus ledakan nuklir yang berakibat sebesar ini. Hampir seluruh wilayah di bumi mengalami gempa ketika nuklir tersebut meledak. Bahkan suara ledakannya bisa terdengar di seluruh Amerika. Entah apa yang sedang terjadi di Asia saat ini.   “Masih belum ada jawaban. Semuanya masih sangat kacau, pemerintah masih belum mencari cara untuk mengatasi keadaan ini. Mereka hanya fokus untuk melakukan evakuasi pada beberapa wilayah yang mendapatkan dampak paling buruk. Kita ada di Amerika dan keadaan kita sangat buruk. Aku sama sekali tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan di Asia” Kata Felix dengan cepat.   Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan.   Alfred memiliki proyek besar yang mungkin akan membantu untuk mengatasi keadaan ini. Sesuai dengan kekacauan yang terjadi, ledakan nuklir akan mengubah dunia menjadi sangat mengerikan. Saat ini saja sudah ada banyak sekali kasus badai salju yang ekstrem padahal ledakan itu baru terjadi sekitar 3 jam yang lalu. Menurut beberapa informasi yang Alfred dapatkan, di beberapa wilayah juga sudah turun hujan es dengan bongkahan yang cukup besar. Bumi akan membeku karena cahaya matahari tidak bisa menembus kabut tebal yang terbentuk karena ledakan nuklir yang mahadasyat itu.   “Apa yang akan kita lakukan sekarang?” Tanya Hugo.   “Terus hubungi pemerintah. Katakan pada mereka jika Profesor Alfred Bernadius ingin melakukan pertemuan yang sangat penting. Beberapa dari mereka memang sudah mengenalku, tapi di keadaan seperti ini akan sangat sulit untuk bisa menghubungi mereka” Kata Alfred dengan pelan.   Dengan keadaan yang ada, Alfred berencana untuk menciptakan sebuah matahari buatan yang akan menggantikan matahari yang asli selama beberapa tahun ke depan. Ya, dampak dari meledaknya nuklir memang tidak bisa ditanggulangi hanya dalam hitungan bulan. Bumi akan sakit selama bertahun-tahun karena tidak ada sedikitpun cahaya matahari yang bisa masuk. Bumi akan berada di dalam zaman es jika mereka tidak segera menemukan cahaya matahari, oleh sebab itulah matahari buatan sangat diperlukan saat ini. Sebenarnya ini hanya perkiraan Alfred saja. Melihat bagaimana keadaan saat ini, Alfred merasa jika penelitiannya sangat relevan dengan kejadian ledakan nuklir 3 jam lalu.   “Aku mendapatkan kabar jika di daerah Asia sudah mulai terjadi kebekuan. Di Asia timur juga sudah terjadi hujan yang mengandung minyak pekat. Asia timur dipastikan lumpuh karena keadaan ini. Jangan lupakan keadaan negara di Asia yang lainnya, suhu di sana turun lebih dari dua puluh derajat sejak ledakan yang terjadi tadi siang. Wilayah Rusia dan Australia juga demikian. Di Amerika masih belum terlalu terasa tapi melihat adanya badai salju yang dasyat membuat aku yakin jika sebentar lagi kebekuan itu juga akan segera mendatangi Amerika..” Kata Austin.   “Jika pemerintah tidak segera memberikan tanggapan, aku harus langsung menemui mereka dan mengatakan bahaya apa saja yang sedang kita hadapi” Kata Alfred dengan yakin.   “Kau gila? Mereka tidak akan bisa ditemui dengan mudah. Semua orang sedang sangat sibuk saat ini. Lagipula ini hanya perkiraan kita, Alfred. Kita belum tahu apa saja yang akan terjadi..” Kata Felix.   Alfred menggelengkan kepalanya dengan pelan. Alfred tahu jika dia akan mengalami banyak kesulitan, tapi dia tidak akan melewatkan kesempatan ini.   “Tentu saja aku tahu jika mereka sedang sangat sibuk. Kita juga demikian. Aku sudah menyiapkan semua yang kita butuhkan, begitu pemerintah menyetujui proyek yang kita ajukan, kita bisa mulai membuatnya..” Kata Alfred.   Matahari buatan itu akan menjadi penyelamat bumi ini.   Bumi membutuhkan matahari untuk menjaga kelangsungan hidup semua manusia. Keadaan ini akan membunuh umat manusia dengan sangat cepat.   “Alfred, coba lihat ini!” Kata Austin yang sedang duduk di balik komputer.   Alfred segera mendekati Austin bersama dengan Felix dan juga Hugo.   Di layar komputer itu memperlihatkan dengan jelas bagaimana gambaran satelit cuaca.   Bagaimana mungkin Austin bisa menghidupkan komputer itu? Iya, Austin memang sangat jenius. Di saat komputer lain masih mati dan tidak bisa digunakan, komputer milik Austin sudah berfungsi seperti biasanya.   “Ada sebuah gelombang dingin yang bergerak dari wilayah Afrika. Ini sangat mengejutkan, bukan? Ada apa dengan dunia ini? Kenapa secara tiba-tiba menghadapi gelombang udara dingin semacam ini?” Tanya Austin dengan wajah yang kebingungan.   “Bagaimana mungkin komputermu masih bisa menyala Austin?” Tanya Hugo.   “Ini sama sekali tidak benar. Apakah pemerintah sudah mengetahui keadaan ini?” Tanya Alfred dengan cepat.   “Seharusnya sudah. Mereka memiliki tim ahli yang tentu saja bisa langsung memperbaiki komputer mereka. Sebenarnya sekalipun sudah diperbaiki, ada beberapa fitur di komputer ini yang masih belum bisa berfungsi dengan normal. Aku sama sekali tidak mengerti, memangnya apa yang terjadi?” Tanya Austin.   “Ini benar-benar tidak bisa dipercaya.. apakah setelah ini Afrika juga akan membeku?” Tanya Hugo.   “Ledakan nuklir kali ini telah menghancurkan sebagian wilayah bumi. Kita belum tahu pasti bagaimana keadaan negara tempat nuklir itu meledak tapi yang jelas, jika di sana suah turun hujan minyak yang berwarna hitam, sudah bisa dipastikan jika negara itu.. ya, mereka sudah berakhir saat ini” Jelas Alfred.   “Ledakan ini akan mempengaruhi bumi hingga bertahun-tahun mendatang. Keadaan langit masih sangat buruk. Bisa-bisa kita baru akan melihat langit biru setelah sepuluh tahun mendatang..” Kata Felix.   Alfred sebenarnya masih belum bisa memastikan pengamatannya ini tapi ketika melihat bagaimana keadaan dunia saat ini, menurut Alfred langit biru baru bisa disaksikan setelah tiga puluh tahun mendatang. Ya, mungkin sekitar 5 tahun ke depan matahari sudah bisa menembus bumi, tapi kabut gelap yang saat ini menutupi langit tidak akan menghilang dengan mudah. Dunia ini benar-benar sedang kacau.   “Ini benar-benar gila. Apakah kita akan menghadapi hari kiamat?” Tanya Hugo.   Alfred terdiam ketika dia mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Hugo. Seketika itu juga Alfred kembali mengingat kejadian beberapa tahun yang lalu. Ada sebuah janji yang Alfred berikan kepada Abigail. Jika dunia akan berakhir, maka Alfred harus datang dan menemui Abigail.   Masalahnya, apakah dunia memang akan berakhir?    “Alfred! Kau melupakan Aurora..” Charlotte bangkit berdiri dan mendekati Alfred dengan pandangan khawatir. Untuk sesaat Alfred tidak mengerti apa maksud dari kalimat Charlotte, tapi begitu mengingat jika saat ini Aurora tengah berada di Manhattan, seketika itu juga dia berusaha mencari sambungan telepon yang masih berfungsi. “Berikan aku komputermu, Austin!” Alfred segera menarik Austin dan mengendalikan komputer tersebut untuk berusaha menghubungi hotel tempat Aurora menginap. “Sial!” Alfred memukul layar komputer tersebut. Tidak ada jaringan internet, situs web hotel tersebut juga tidak aktif. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Putrinya sedang sendirian, Aurora pasti sangat ketakutan. “Tenanglah kita pasti menemukan cara untuk menghubunginya. Jangan menghancurkan komputer itu..” Kata Charlotte sambil menarik Alfred untuk menjauh dari komputer Austin. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD