Bab 7

1440 Words
  Alfred masih terjaga ketika Charlotte sudah tidur dengan pulas karena wanita itu baru saja meminum obat setelah dokter datang dan memberikan pemeriksaan kepadanya. Iya, awalnya Charlotte memang marah karena Alfred menghubungi dokter tanpa persetujuannya, tapi mau bagaimana lagi? Wanita berhati lembut itu tidak akan tega mengusir seorang dokter yang sudah datang ke rumah mereka. Alfred menatap ke arah ponselnya yang bergetar dan menampilkan nama Aurora sebagai peneleponnya. Alfred mengernyitkan dahinya ketika melihat nama Aurora. Putrinya itu menghubunginya? Biasanya Aurora tidak akan menelepon Alfred jika bukan Alfred yang mengawalinya. “Ya Aurora?” Alfred melangkahkan kakinya dengan sangat pelan agar tidak menganggu tidur Charlotte. Sekalipun tahu jika wanita itu tidak akan bangun dengan mudah karena dia terpengaruh obat, Alfred tetap saja berusaha untuk tidak mengeluarkan suara apapun. Ya, Charlotte butuh istirahat karena wanita itu sedang tidak enak badan. “Daddy..” Alfred mengernyitkan dahinya ketika dia mendengar suara Aurora yang bergetar seakan putrinya itu sedang menahan tangis. Astaga, apakah ada hal buruk yang terjadi dengan Aurora? “Hei, ada apa sayang? Apakah kau terluka? Apakah ada masalah?” Tanya Alfred dengan cepat. Beberapa detik berlalu dan hanya ada kesunyian di sambungan telepon mereka. Alfred menunggu dengan cemas karena dia benar-benar merasa khawatir akan apa yang terjadi dengan Aurora. Mereka terpisah oleh jarak yang sangat jauh. Kalaupun ada sesuatu yang terjadi pada Aurora, Alfred juga tidak akan bisa melakukan apapun. Butuh waktu berjam-jam untuk bisa sampai di sana. Alfred menghembuskan napasnya dengan pelan. Setelah melihat Charlotte yang jatuh sakit hingga membuat wanita itu tidak berdaya, Alfred merasa jika pikirannya kalut. Mendengar suara Aurora yang bergetar saja Alfred merasa sangat khawatir. Sebagai seorang ayah Alfred merasa jika ada sesuatu yang tidak beres dengan putrinya itu. Apakah Abigail melakukan hal yang buruk pada Aurora? Oh Tuhan, kenapa Alfred jadi berburuk sangka pada mantan istrinya? Alfred menjalani rumah tangga dengan Abigail selama lebih dari 14 tahun, sekalipun Abigail gagal menjadi istri yang baik, Alfred yakin jika Abigail adalah ibu yang baik. “Aurora? Ada apa sayang? Katakan sesuatu..” Kata Alfred dengan pelan. “Bagaimana keadaan Daddy? Apakah semuanya baik-baik saja?” Tanya Aurora dengan suara lemah. Apakah putrinya itu sedang sakit? Kenapa suaranya bergetar seperti orang yang menahan tangis? Setiap kali mengingat Aurora, Alfred selalu merasa bersalah. Putrinya itu harus menjadi korban di dalam kegagalannya sebagai seorang kepala rumah tangga. Alfred gagal menjaga rumah tangganya dan satu-satunya korban adalah Aurora. “Daddy baik-baik saja. Bagaimana denganmu sayang? Kenapa suaramu bergetar? Apakah ada masalah?” Tanya Alfred dengan pelan. Alfred menunggu dengan cemas. Apa yang terjadi dengan putrinya? Alfred telah melewatkan lima tahun berharga yang seharusnya dia habiskan untuk melihat bagaimana perkembangan Aurora. Putrinya itu pasti tumbuh menjadi anak yang sangat cantik. Abigail mewariskan hampis semua gen dirinya kepada Aurora selain warna mata dan juga rambut. Putrinya itu memiliki mata hijau dan wambut pirang yang sangat cantik. Jujur saja Alfred sangat merindukannya. Kapan Alfred bisa menemui Aurora dengan bebas? Perceraian yang terjadi di antara dirinya dan Abigail menimbulkan luka yang begitu mendalam hingga mereka berdua sama-sama tidak sanggup untuk saling bertemu satu sama lain. Lagi-lagi Aurora yang menjadi korban atas setiap masalah yang mereka hadapi. “Aku memang sedikit tidak baik. Aku harap Daddy selalu baik-baik saja” Kata Aurora. “Ada apa sayang? Katakan pada Daddy, ada apa?” Tanya Alfred. “Kapan kita bisa bertemu, Daddy?” Alfred mengerjapkan matanya. Putrinya sedang merindukan dirinta tapi hingga saat ini Alfred masih teguh dengna egonya yang berkuasa. Alfred masih tidak sanggup jika harus datang ke rumah Aurora dan kembali bertemu dengan Abigail. Iya, Alfred memang sudah memulai kehidupan barunya. Saat ini Alfred menjalani hubungan yang begitu membahagiakan dengan Charlotte, Abigail juga sudah menikah tiga tahun yang lalu. Mereka sudah bahagia dengan jalan mereka yang baru, tapi Alfred tetap merasa tidak sanggup untuk menemui Abigail. Entah sampai kapan Alfred akan terus menjadi pecundang seperti ini. “Secepatnya, sayang. Daddy sangat merindukanmu, tapi kita masih belum bisa bertemu saat ini. Bagaimana jika kamu datang ke rumah Daddy ketika natal? Kamu sudah besar, kamu bisa tinggal di sini selama musim dingin. Daddy yang akan menjemputmu nanti..” Kata Alfred dengan antusias. Sebenarnya selama ini Alfred memang menunggu momen seperti ini. Ketika Aurora sudah besar, putrinya itu akan bisa datang ke rumahnya tanpa Abigail. Aurora pasti bisa hidup di sini selama musim liburan dan dia akan kembali ke ibunya ketika sekolah dimulai. “Apakah aku bisa ke sana? Aku ingin tinggal bersama dengan Daddy juga..” Kata Aurora. Alfred tersenyum. “Tentu saja, tentu saja sayang. Kau bisa tinggal di sini selama musim liburan. Jika kau memang menginginkannya, Daddy akan menjemputmu ketika liburan natal. Bagaimana?” Tanya Alfred. “Aku akan mengikuti lomba sebelum natal. Apakah Daddy bisa menjemputku setelah aku lomba?” Tanya Aurora. Alfred tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan antusias. Oh Tuhan, akhirnya saat ini tiba. Charlotte pasti akan senang ketika mendengar kabar ini. “Tentu saja sayang. Jangan lupa untuk bicara pada ibumu, Daddy  akan menjemputmu di bandara Ohio. Katakan saja kapan kau ingin ke sini dan saat itu juga Daddy akan terbang ke sana” Kata Alfred. Ini adalah hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Selama ini Aurora selalu hidup di bawah kuasa ibunya, tapi hari ini putrinya ingin datang ke rumahnya untuk yang pertama kalinya. “Tidak di Ohio. Aku sepertinya akan ke Manhattan. Bisakah Daddy ke sana?” “Daddy akan mengatur jadwal Daddy. Katakan saja kapan Daddy harus menjemputmu..” “Daddy, apakah aku anak yang tidak diinginkan?” Alfred mengernyitkan dahinya ketika dia mendengar apa yang ditanya akan oleh Aurora. Oh ya ampun, apa yang terjadi di sana? Kenapa putrinya bertanya hal semacam itu? “Sayang, apa yang kau katakan?” Tanya Alfred dengan cepat. Aurora terdengar tidak baik-baik saja sejak awal mereka berbicara. Ada sesuatu yang salah dengan putrinya itu. Alfred memang tidak segekat dulu dengan putrinya, tapi sebagai seorang ayah Alfred tentu saja tahu jika Aurora sedang menyembunyikan sebuah masalah. Apa yang terjadi pada putrinya? Alfred merasa semakin bersalah karena dia tahu dia tidak pernah ada ketika Aurora menghadapi masalah. Putrinya itu harus sendirian tanpa bimbingan seorang ayah. Abigail memang sudah menikah lagi dengan seorang pria bernama Dalton. Dulu pria itu adalah teman kuliah Alfred dan dia adalah pria yang baik. Dari cerita yang dikatakan oleh Aurora, Dalton memang seorang pria yang baik tapi tetap saja, Dalton bukan ayah kandung Aurora. “Aku hanya ingin tahu dari Daddy, apakah dulu Daddy juga tidak menginginkan aku?” Oh Tuhan, apa yang dikatakan oleh Abigail kepada putrinya? Wanita itu pasti mengatakan hal-hal yang tidak benar. “Sayang, siapa yang membuatmu bertanya semacam itu kepada Daddy? Sebenarnya ada banyak hal di masa lalu yang saat Daddy pergi, Daddy belum bisa menceritakannya kepadamu. Saat itu kau masih sangat kecil. Tapi sekarang tampaknya kau sudah menjadi seorang remaja yang mulai ingin tahu akan segalanya. Baiklah, datanglah ke sini ketika Natal dan Daddy akan menceritakan segalanya padamu. Daddy tahu jika Mommy-mu pasti mengatakan hal yang tidak benar. Jangan memikirkan apapun, kau tahu sendiri jika Mommy-mu sering bicara melantur ketika sedang marah” “Daddy, kenapa Daddy meninggalkanku? Kenapa Daddy pergi jauh sekali? Aku tidak bisa menghabiskan waktuku bersama dengan Daddy. Apakah Daddy memang tidak menyayangiku?” Tanya Aurora. Alfred bisa mendengar dengan jelas jika putrinya itu menangis saat ini. Ya Tuhan, apa yang terjadi? “Sayang, sayang jangan menangis. Jangan menangis. Apa yang terjadi? Katakan pada Daddy, apa yang terjadi, sayang? Sudah tenanglah.. jangan menangis dan membuat Daddy khawatir” Alfred memang bukan ayah yang baik untuk putrinya. Dia sama sekali tidak bisa menjadi bahu sandaran katika putrinya memiliki masalah, tapi sebagai seorang ayah, Alfred merasa tidak rela jika ada seseorang yang menyakiti hati putrinya. Alfred tahu jika Aurora memiliki hati yang lembut sehingga dia sangat mudah menangis, Alfred mengenal putrinya dengan sangat baik. Jadi hal apa yang kali ini membuat Aurora sampai menangis di telepon? “Apa Daddy juga tidak menginginkan aku?” “Daddy sangat menyayangi Aurora. Dengarkan Daddy, kau putriku. Jangan mengatakan hal semacam itu. Daddy sangat menginginkan Aurora..” Kata Alfred dengan cepat. Alfred menghembuskan napasnya dengan gusar. Jelas ada masalah di sana. Aurora tidak pernah menghubungi Alfred sambil menangis seperti ini. Putrinya itu pasti merasa bersedih. Apa yang sebenarnya dilakukan oleh Abigail? Apakah wanita itu memang baru saja mengungkap kisah masa lalu mereka? Tidak, Abigail tidak mungkin sebodoh itu. “Aurora, apakah ibumu mengatakan sesuatu yang menyakitimu? Atau mungkin ayah tirimu? Atau temanmu?” Tanya Alfred dengan cepat. “Tidak, tidak ada yang menyakitiku, Daddy. Jangan khawatir. Baiklah, tolong jangan lupa pada janjimu, aku ingin bertemu dengan Daddy ketika natal tahun ini” “Tentu, sayang. Kita akan bersama pada natal tahun ini”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD