Hans yang semula kesal, kini menjadi risau. Hatinya terusik akan kecantikan Aurora yang terpancar sempurna. Sebenarnya, ia sangat ingin mendekati gadis itu dan menghujaninya dengan kecupan hangat. Namun gengsi menahan langkah tuan muda sombong tersebut.
"Kenapa tidak sesuai janji?" tanya Hans dengan mata yang terbuka lebar dan nada membentak seperti biasanya. Ia kembali seperti hewan buas yang tengah mengintai mangsanya.
"Aku tidak tahu soal janji itu, Hans," tepis Aurora dan Hans sadar kalau gadisnya benar. "Mbak Ratih juga sudah berusaha untuk bergegas. Hanya saja, jalanan begitu ramai dan sebelumnya, ia mengajakku ke butik," jelas Aurora yang tampak memesona dengan rambut ikal panjang yang digerai rapi, make up glowing, dan pakaian yang tepat, serta menempel sempurna di tubuhnya.
"Ap
