New York, 2017 Kai, Kiara, dan Danny kini sudah ada di bandara. Sudah waktunya bagi Kai untuk pulang ke London. Selama perjalanan dari rumah menuju bandara, Danny terus-menerus menekuk wajahnya. Biasanya Danny suka sekali berceloteh mengenai ini dan itu, tapi kali ini ia lebih banyak diam. Sepertinya Danny sedang merajuk entah karena hal apa. “Kenapa sejak tadi Danny diam saja? Ada apa, hm?” Kai mulai bertanya pada jagoan kecilnya itu. Danny tak kunjung menjawab dan hanya terus menundukkan wajahnya. Bingung, Kai pun melirik pada Kiara, meminta jawaban. Namun, hanya gelengan kepala yang ia dapatkan. Kai menghela napas frustrasi. Ia merangkum wajah mungil Danny dengan begitu lembut. “Danny kenapa? Danny sedih, ya karena harus berpisah dengan Daddy?” Danny mengerucutkan bibirnya kemudia