Nineteen

2294 Words

Seoul, 2009 Hari sudah gelap. Pada malam yang cukup dingin itu, seorang gadis melangkahkan kakinya dengan pelan, tak tentu arah dan tujuan. Wajah cantiknya tampak sendu. Jalan yang dilaluinya tampak ramai dengan para pejalan kaki, tapi hatinya merasa kosong. Ia sedang sedih dan terpukul saat ini, jadi wajar dia merasa begitu. Nana kembali menarik napas kemudian menghembuskannya secara perlahan. Hari ini keluarganya sedang dilanda masalah serius. Saudari kembarnya, Anna baru saja bercerai dengan suaminya. Keributan kecil sempat terjadi tadi. Orang tuanya menentang keras perceraian Anna dan Sehun. Namun, setelah melihat permohonan Anna, mereka akhirnya bisa mengerti dan tidak lagi berniat untuk menghalangi perceraian itu. Sayangnya, Nana sama sekali tidak bisa mengerti. Nana harap bukan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD