Bertemu di kampus

371 Words
Setiap malam Anna memikirkan pemuda yang telah menabrak mobilnya. Selain memikirkan kondisi ibu nya, Anna juga terpesona dengan tanggung jawab serta kelembutan hati pemuda tersebut. Dari sekian banyak lelaki yang ditemuinya, bayangan pemuda yang telah menabraknya itu selalu terngiang di fikirannya. "Hei, ngelamun aja sih kamu An, mikirin apaan sih?" celetuk Kinan penasaran. Terus diam dalam bayang-bayang kejadian kemarin membuat Anna tidak mendengarkan apa yang dikatakan sahabatnya itu. "Astagaah Annaaaaaa........" teriak Kinan dekat telinga Anna. "Duh apa sih kamu ki, nggak usah teriak-teriak aku juga denger kok," gerutu Anna sambil menggosok-gosok telinganya. "denger apanya, aku tanya kamu nya masih asik ngelamun kok, ngelamunin apa sih kamu, cerita dong?", tanya Kinan penasaran lagi. "ehh ki, kamu liat nggak sih cowok yang nabrak mobilku kemarin, menurut kamu dia gimana sih?" tanya Anna ke sahabatnya. "gimana apanya? aku nggak seberapa memperhatikan detail orangnya sih, tau nggak kalau aku ketakutan setengah mati, aku takut orang itu malah marah, terus berbuat yang enggak-enggak," kata kinan berbisik. Tanpa berkata, Anna langsung mengajak sahabatnya itu untuk pulang bersama. Saat di parkiran mobil, tiba-tiba lelaki berbadan kekar itu muncul tepat di depanku. "maaf ya kejadian kemarin", siapa nama kamu?" Radit mengulurkan tangannya. Aku yang hanya diam terpaku, jantungku berdegup kencang tak karuan, ada perasaan yang tak bisa diungkapkan dengan kata. Kinan menyenggol tanganku. "An... Anna....", panggil kinan. senggolan kinan menyadarkanku. Lelaki di hadapanku hanya tersenyum yang membuatku semakin menggetarkan hati. "Maaf ya yang kemarin, nama kamu siapa?", tanya pemuda itu lagi. "Anna", jawabku singkat dan tersipu malu. "Aku Radit, terima kasih banyak ya dan maaf beribu maaf, apa mobil kamu yang rusak kemarin perlu aku bawa ke bengkel?" tanya Radit. "Oh nggak perlu kok, orang suruhan papa sudah membawanya ke bengkel, oh iya mama kamu gimana keadaannya?", tanya Anna penasaran. "Per hari ini mama sudah diperbolehkan pulang kok", jawab Radit. "Anna mau pulang bareng mungkin?" lanjut Radit. "Nggak usah, aku bawa mobil," jawab Anna singkat. Di dalam mobil, Anna terus saja merasakan penyesalan kenapa tadi tidak mau menerima tawaran Radit untuk pulang bersama. Biar mobilnya Kinan yang bawa pikirnya. Anna terus saja menyetir mobil dengan tersenyum bahagia. Tidak seperti biasanya, senyum lebar Anna sudah bisa ditebak kalau Anna menyukai Radit. Kinan terus saja meledek sahabatnya yang sedang kasmaran itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD