Relieve Stress With Seks ( 16+)

1281 Words
Warning Trigger : Kamu harus dewasa , bila ingin membaca bab ini!! Sejak mengetahui aku bisa menyetir mobil. Madam Evie menyuruhku mengurus SIM International via online. Aku aja tidak tahu, kalau ternyata bisa mengurus SIM International dari Indonesia secara online. Bayarnya juga bisa via kartu kredit dan SIM akan dikirim ke alamat kita dengan ongkos kirim dan kurir terpercaya, tapi semua informasi yang aku tidak tahu itu. Madam bisa tahu dengan jelas. Katanya dia mencari info di google cara membuat SIM International online di Indonesia dan dia senang ternyata sangat gampang. Kata Madam Evie ternyata Indonesia sudah sangat maju. Selama ini dia hanya berkiblat ke Tiongkok , Eropah dan Amerika. Dia pikir Indonesia masih negara terbelakang. Aku langsung membangga-banggakan Indonesia kepadanya dan kami berdua ngobrol dengan asyik. Madam Evie jadi tertarik dengan Bali ketika kujelaskan tentang Pulau Dewata yang terkenal sejagat raya tersebut. “ Kamu ini genarasi ke berapa yang tinggal di Indonesia. Tentunya kakekmu atau kakek moyangmu dari Tiongkok?” Tanyanya. “ Saya ini generasi ke empat yang tinggal di Indonesia, mulai dari kakek buyutku, kakekku dan papaku.” Jawabku. “ Di sana kalian tetap mempergunakan bahasa mandarin, atau tidak?” Tanyanya. “ Saat pemerintahan orde baru, bahasa mandarin dilarang keras, bila mau belajar harus sembunyi-sembunyi, tetapi sejak pemerintahan Presiden Gus Dur, semua diperbolehkan. Bahkan hari raya Imlek juga dijadikan Libur Nasional.” Kataku menjelaskan. “ Wah, presiden Gus Dur itu pasti penganut paham Pluralisme.” Katanya sambil menunjukkan jempolnya. Dan kami berduapun berbincang sepanjang pagi sampai siang. Madam Evie adalah wanita yang penuh pengetahuan, dalam keadaan sakitnya, dia tetap rajin membaca buku. Kalau tremornya melanda, dia akan berhenti sebentar dan memejamkan matanya, sepertinya dia mencoba berdamai dengan penyakitnya itu. Karena memakai diapers. Aku tidak usah lagi mencuci pakaiannya dan mengelap pipisnya yang mengalir ke lantai. Untuk memakainya, Madam Evie juga bisa sendiri karena diapers sekarang sudah sangat mudah dipakai, karena berbentuk seperti celana biasa. Aku dan Madam Evie, sudah menemukan ritme kami masing-masing. Kami juga sudah merasa nyaman satu dengan lainnya. Madam Evie juga sudah pelan-pelan mengajariku menusuk jarum akupuntur ke boneka busa agar aku bisa segera menusuk jarum akupuntur ke Madam Evie, untuk meringankan tremornya. “ Kenapa kamu dulu tidak melanjuti internship di rumah sakit agar bisa berpraktek menjadi dokter?” Tanya Madam Evie padaku ketika mengajariku menusuk jarum akupuntur. “ Setelah tamat, aku dilamar suamiku. Katanya tidak perlu lagi susah payah menjadi dokter, dia ingin aku mendampinginya hanya menjadi istri saja.” Kataku pelan. “ Dan kamu menyetujuinya?” Tanyanya. “ Iya, karena aku sangat mencintainya. Kami berdua sudah berpacaran dari remaja, karena orangtua kami adalah patner kerja di pabrik obat yang memproduksi syrup obat batuk hitam untuk anak-anak dan dewasa. Juga sekarang ditambah obat paracetamol.” Kataku menjelaskan. “ Pantas gayamu, tidak seperti pembantuku yang dulu. Kamu punya gaya nyonya, ternyata kamu berasal dari keluarga yang sangat baik.” Kata Madam Evie, sambil memandangku dari atas ke bawah. “ Semua masa-masa indahku sudah berlalu, sekarang aku bukan lagi ratu, aku bertekad akan menjadi serdadu yang berjuang sekuat tenaga agar bisa melanjuti hidup.” Kataku pelan sambil menghapus air mataku yang sudah tergenang di pelupuk mata. “ Jangan nangis! Kamu sudah benar, pergi dan berjuang sendiri. Meskipun hidupmu mulai lagi dari titik nol tapi aku yakin, kamu akan lebih bahagia bekerja untuk dirimu sendiri, daripada makan hati melihat suamimu dan selingkuhannya di Indonesia.” Katanya tegas. “Iya, Madam. Makanya aku nekat berangkat bekerja. Padahal seumur hidup aku belum pernah bekerja.” “ Kamu sangat pintar dan cepat belajar. Dalam waktu sebulan, kamu sudah memahami titik-titik anatomi tubuh. Kamu sudah paham, mana yang boleh ditusuk, mana yang tidak boleh. Mungkin minggu depan, kamu sudah bisa membantuku menusuk tanganku agar tremorku berkurang.” “Baik Madam. Aku pasti akan belajar dengan sungguh-sungguh. Aku sangat ingin, tremornya Madam bisa berkurang agar Madam, tidak perlu bersusah payah lagi saat rapat video call dengan para direksi rumah sakit. Dan mungkin kalau sudah tangan, bisakah kita tusuk bagian perut untuk mengurangi pipis yang tidak terkontrol?” Tanyaku. “ Pelan-pelan saja dulu. Aku harus yakin dulu kamu bisa, baru aku ijinkan untuk menusuk perutku. Karena perut itu banyak titik-titik vital. Aku sudah berdamai dengan penyakitku ini. Jadi tidak buru-buru. Harus yakin dulu, baru aku akan mengijinkanmu menusukku.” Katanya tegas. Memang hebat Madam Evie ini, dia penuh perencanaan dan tetap bersemangat dan tahu bagaimana harus berdamai dengan penyakitnya karena dia sangat menyadari, penyakitnya ini tidak mungkin lagi bisa disembuhkan , tetapi hanya bisa diringankan. +++ Di rumah sakit Chinese Health, Dokter Kevin baru selesai melakukan operasi katup jantung. Operasi dilakukan selama 15 jam di ruangan operasi dibantu oleh dokter Leona. Dokter cantik tapi sangat genit. Leona sudah mengetahui, kalau Dokter Evie, tidak bisa berpraktek lagi karena terkena penyakit Parkinson stadium awal. Jadi sekarang dokter Evie sedang beristirahat di rumah. Sambil mencuci tangan di wastafel setelah operasi jantung tadi. Dokter Leona berkata genit kepada Dokter Kevin. “ Gimana keadaan dokter Evie?” “ Baik. Dia di rumah, istirahat.” Jawab dokter Kevin dengan kata-kata singkat tanpa sedikitpun mengarahkan pandangannya ke dokter Leona yang sengaja menunduk dalam-dalam agar belahan dadanya keliatan dari balik jas dokternya. “Tidak menanjak ke stadium yang lebih lanjutkan?” Tanyanya lagi. “ Tidak, dia masih tetap di stadium satu.” Kata Kevin berbohong. “ Baguslah, berarti dia bisa datang ke rapat tahunan dong. Karena bulan depan itu ada rapat tahunan rumah sakit ini, dengan seluruh jajaran dokter dan direksi. Sebagai direktur operasional, seharusnya dokter Evie pasti hadir.” Katanya mengerling manja. “ Pasti hadir.” Jawab dokter Kevin, tapi dia ragu apakah mungkin istri tercintanya bisa hadir di rapat tahunan nanti. Kalau tiba-tiba tremornya mendadak parah, pasti semua dokter-dokter akan heboh dan pasti mereka semua akan menuntut pergantian direktur operasional. “ Kalau kena Parkinson, pasti kemampuan seksnya juga menurun ya?” Tanya Leona genit. “ Siapa bilang?” Kata dokter Kevin sambil beranjak pergi, karena tidak berminat ngobrolin masalah hubungan seksual dengan dokter Leona yang sudah terkenal genit seantero rumah sakit. Dia bersedia tidur dengan siapa saja, asalkan orang itu memiliki pe.nis. Mungkin kalau guling punya penispun, pasti akan diajaknya tidur bersama. Sungguh dokter vulgar yang tidak bisa mengontrol libidonya. Leona sudah terlalu sering melakukannya di ruang istirahat dokter bersama para dokter-dokter muda yang terpaksa harus melayaninya agar bisa mendapat jadwal kerja yang baik. Hanya itu kekurangan Leona, kalau untuk ketrampilan dan ilmu sebagai dokter specialis penyakit dalam, dia sangat kompeten. Makanya Evie tidak memecatnya, meskipun berulang kali dia melakukan kesalahan yang sama. Bercinta di ruang istirahat dokter tanpa melihat situasi dan kondisi. Hari ini, si dokter Leona kembali lagi seperti itu, mencoba menggoda dokter Kevin yang sekarang lari terbirit-b***t meninggalkannya di ruang operasi. Tapi Leona tidak gampang menyerah. Dia menyusul langkah lebar dokter Kevin sambil berlari kecil , ketika dia sampai di samping dokter Kevin , dia pun berbisik dengan nada penuh rayuan. “ Kalau istrimu, tidak bisa melayanimu lagi. Boleh hubungi aku ya. Aku ini free and easy woman. I need seks to relieve my stress. So if you need me, don’t hesitate to contact me. I will always be there for you and will try to make good seks with you.” Dokter Kevin hanya bisa melihatnya dengan melongo. Wanita ini benar-benar tidak tahu malu, begitu gampangnya dia mengajak seorang pria beristri untuk melakukan seks bebas yang katanya hanya agar dia bisa melepas stress. Kevin juga memahami , kalau memang bagi mereka dokter-dokter yang mempunyai jadwal operasi yang ketat, satu-satunya cara cepat untuk melepas stress adalah melakukan kegiatan intim itu, tapi tidak dengan sembarang orang, seperti yang Leona lakukan. Tanpa menjawab Leona. Dokter Kevin segera menutup pintu kantornya dan menguncinya dari dalam, dia takut, Leona kalap dan lupa diri lalu menyerbu masuk ke kantornya dan mengajaknya bercinta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD