Kemampuan Sebagai Suami ( 21 +)

1135 Words
Warning Triggger ; Kamu harus dewasa apabila ingin membaca bab ini. Tubuh Kevin terkapar lemas di atas tubuh Evie. Dia gagal melaksanakan tugasnya sebagai seorang suami. Miliknya tak bisa lagi berkembang sempurna saat dia ingin memasukkannya ke tubuh istrinya yang bergetar hebat ketika mereka hendak bercinta. Ada apa dengan diriku? Kenapa bisa seperti ini? Ini seharusnya aspek psikologis, karena aku tidak tega melihat istriku yang dalam keadaan sakitpun berusaha melayaniku. Aku tahu, dia tidak menikmatinya. Penyakit Parkinson memang membuat kemampuan seksual dan keinginan bercinta menurun drastis. “ Maafkan aku.”Kata Evie pelan “ Jangan salahkan dirimu. Kamu tidak bersalah. Aku yang bersalah, bukan salahmu. Mana mungkin kamu bisa melaksanakan tugasmu dengan keadaanku yang seperti ini.” Sambungnya sambil meneteskan air mata. “ Jangan bilang begitu, sayang. Mungkin aku terlalu capek,setelah operasi 15 jam tadi. Aku tetap b*******h kok melihatmu dan kamu sudah baik, ingin melayaniku, meskipun aku tahu, kamu tidak ingin.” Kataku pelan memandang Evie dan menghapus air matanya “ Kenapa aku bisa terkena Parkinson di usia menjelang 53 tahun. Aku adalah 3 diantara 1000 wanita sedunia yang terkena penyakit ini diusia lima puluhan. Kenapa ya, keadaanku memburuk sedemikian cepat?” Tanya Evie tanpa perlu jawaban. Karena seluruh dokter paling hebat di dunia ini, tidak bisa tahu mengapa seseorang bisa terkena penyakit Parkinson. Penyakit ini benar-benar misteri. “ Sakit itu tidak bisa kita tanya mengapa dan bagaimana. Hadapi aja, Kamu sudah cukup kuat menghadapinya setahun belakangan ini. Jadi tidak apa-apa, kalau terkena penyakit ini. Otakmu yang pintar itu masih berfungsi baik, jadi kamu pasti bisa melaksanakan semua tanggung jawabmu ” Kata Kevin pelan sambil memakai bajunya kembali. “ Percuma hanya otakku yang bisa digunakan, kalau semua tugas tidak bisa aku lakukan, termasuk melayani suamiku. Aku tahu, kamu selalu perlu seks sebelum dan sesudah operasi jantungmu. Kamu perlu pelepasan untuk semua keteganganmu. Hilang sudah kehidupan seks rutin kita karena penyakit sialan ini menimpaku. Sekarang milikmu malah tidak bisa menegang. Gimana kalau itu berlangsung selamanya. Aku bakalan sangat bersalah padamu. Kamu harus cari dokter, Kev . Ini uda ketiga kalinya terjadi. Jangan biarkan berlarut-larut, nanti kalau selamanya. Aku kasihan padamu.” Kata Evie dengan suara lirih. “ Berlangsung selamanya juga nggak apa-apa, toh kamu juga nggak minat melakukannya. Kamu bersedia melakukannya hanya karena menyayangi aku. Jadi karena kita sama-sama tidak kepingin, ya uda , tidak usah aja berhubungan intim. Kita toh tetap bisa saling memeluk seperti sekarang ini. Jadi jangan permasalahkan kemampuan ereksi ku. Aku tidak apa-apa dan aku akan menerimanya, sebagai proses penuaan.” Kataku ringan, berusaha menghiburnya dan membesarkan hatinya yang pasti sangat terluka. “ Kamu masih muda, penuh vitalitas dan dokter yang hebat. Kita tidak boleh membiarkannya. Pergi konsultasilah dengan dokter. Jangan dibiarkan Kevin.” Bujuk Evie pada suaminya. “ Nggak usah. Bakalan heboh kalau aku konsultasi dengan dokter di rumah sakit. Aku nggak mau. Biarkan aja, nggak apa-apa. Seks bukan hal yang penting buatku.” Kataku keukeh tidak mau konsultasi dengan dokter manapun. “ Tapi dulu itu hal yang penting buatmu, Kev. Kamu selalu bilang setelah operasi berdiri puluhan jam, kamu perlu relieve dan cara paling ampuh katamu adalah dengan melakukan Seks. Maafkan aku, Maafkan aku yang jadi istri tak berguna.” Kata Evie, kini menangis tersedu-sedu “ Sssttt.. Ssttt. Jangan nangis sayang. Uda kubilang, sekarang caraku untuk melepas ketegangan hanya dengan memelukmu dan kita ngobrol seperti ini.” Kataku meyakinkannya sambil membelai-belai rambutnya. Evie menghela nafasnya dan terdiam lama. Keningnya berkerut, seperti dia memikirkan sesuatu. Lalu perlahan dia bangkit dan berjalan ke lemarinya. Kevin secepat kilat berdiri dan berjalan dibelakangnya, takut istrinya tremor lagi dan terjatuh. Dia hanya mengawasi istrinya dan membiarkannya berjalan dan mengambil sendiri keperluannya. Evie membuka lemarinya dan mengeluarkan diapersnya. Dia memandang Kevin dan menghela nafas, aku akan memberitahu kepadanya tentang ketidakmampuanku untuk menahan pipis, jadi aku tidak bisa lagi melayaninya sebagai seorang istri, aku tidak mau saat dia menggauliku tiba-tiba pipisku keluar. Aku tidak ingin itu terjadi, keadaanku yang selalu tremor saja sudah membuatnya tidak bisa ereksi. Pasti dia tidak tega melihatku yang selalu bergetar dan dia tidak mau menyakitku. Jadi lebih baik aku jujur padanya, dan kami akan mencari jalan menyelesaikan masalah ini bersama. Tidak mungkin lagi aku menutupi darinya. Wajah Kevin tampak terkejut ketika melihat Evie mengeluarkan diaper dari lemari dan dengan tenang memakainya ke tubuhnya yang polos. “ Kev, dengarkan aku. Sudah hampir tiga minggu ini, aku tidak bisa menahan pipis, pipisku keluar begitu saja tanpa ku sadari.” “ Kenapa kamu tidak bilang padaku?” Potongku . “ Aku tidak ingin kamu khawatir, dan aku tetap ingin melayanimu sebagai istri. Tapi akibat keegoisanku, ereksimu jadi bermasalah. Aku tidak mau karena penyakitku ini, kamu menderita. Kita harus cari jalan untuk meyelesaikannya.” Kata Evie dengan nada khasnya yang tegas. Seperti ketika dia menghadapi masalah di rumah sakit dan harus dia yang memutuskan yang terbaik. “ Penyakitku ini berarti sudah memasuki stadium 2 akhir. Saat itulah gejala-gejala tidak bisa menahan pipis terjadi. Jadi progressnya dari stadium dua awal sampai stadium 2 akhir, berjalan hampir 1 tahun lamanya. Aku tidak tahu, kapan akan memburuk lagi atau sampai kapan aku tidak bisa lagi bergerak sendiri. Sekarang aku masih bisa berjalan ,tapi kalau memburuk, mungkin aku memerlukan kursi roda. Saat itu aku pasti sudah tidak bisa ke mana-mana. Nah sebelum semuanya memburuk , aku akan mempersiapkan semuanya dulu untukmu, rumah sakit milikku dan anak-anak kita.” Kata Evie sambil memandang suaminya dengan pandangan penuh cinta. “ Jangan lakukan apa-apa, Ev. Jangan persiapkan apa-apa untuk kami. Istirahat dan jangan stress. Itu obat terbaik untuk penyakitmu. Aku bukan anak kecil yang harus selalu kamu lindungi. Aku mencintaimu sepenuh hatiku di kala sehat ataupun sakit. Jadi kamu tidak usah khawatirkan apa-apa. Aku dan anak-anak akan baik-baik saja. Dan kondisimu juga tidak mungkin memburuk sedemikian cepat. Ini tahunan, baru kamu meningkat jadi stadium 2 akhir atau stadium 2 B. Pasti kamu bisa melihat Karen lulus dan mewarisi rumah sakit. Jadi kamu tidak usah khawatir. Enjoy your life, atau libur tahun baru nanti kita ke Quangzhou,melihat Karen?” Tanya Kevin dengan suara lembut. “ Nanti kita bicarakan lagi.” Kata Evie, berjalan kembali ke tempat tidur. Kevin melihatnya dengan mata khawatir, dia tahu, istrinya itu tidak pernah bisa tenang berisitirahat dan fokus memperhatikan penyakitnya saja . Istrinya itu tidak pernah memperhatikan dirinya sendiri saja. Evie ini tipe wanita yang akan mengurusi semuanya, Mengurusi orang-orang tersayangnya agar mereka hidup bahagia. Dia tidak peduli dengan dirinya sendiri, asalkan orang-orang yang disayangnya berbahagia. Evie itu adalah jendral perang yang selalu berdiri di garis terdepan untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Dalam hati, Kevin bergumam. Istirahatlah sayang. Kamu jangan khawatirkan kami. Istirahatlah. Itu yang terbaik untukmu sekarang ini. Aku belum sanggup hidup tanpamu. Aku sangat mencintaimu. Biarkan aku tidak bisa melakukan hubungan seksual, biarkan kemampuan ereksiku terganggu. Asalkan aku bisa melihatmu dan hidup bersamamu saja, aku sudah bahagia , karena engkau adalah segalanya bagiku. Aku sangat mencintaimu..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD