Kenan menghela napasnya dengan berat, pikirannya begitu penuh. Masalah rumah tangganya, juga masalah dengan Citra. Pernikahannya dengan Niara sudah diambang jurang, tak bisa dipertahankan lagi. Dia, memang belum mencintai Niara. Hanya saja kematian anak mereka membuat Kenan sedikitnya sadar, jika dia tak seharusnya menyalahkan Niara. Karena dia juga ikut andil dalam kematian anaknya, tidak ada waktu dirinya untuk Niara dan anaknya. Dia terlalu egois mementingkan keinginan sendiri, meskipun dia tidak menyukai Niara sebagai pendamping hidupnya. Namun, Niara yang mengandung anaknya. Bagaimana pun juga, anak yang dikandung Niara darah dagingnya sendiri. Terlebih, begitu tahu jika bayi mereka laki-laki dan mirip dengannya membuat dia merasa sakit. Sakit karena tidak bisa melihatnya hidup, dia