Bab 3

1046 Words
"Bagaimana pun, Ellena harus menikah dengannya. Jika makhluk bumi yang menolak, maka suruh dia membaca semua pesan pada gulungan itu hingga habis. "Perasaan Ellena harus dikesampingkan demi perjanjian kuno. Jadi, turuti perintahku sekarang juga! Dan jika kali ini kamu gagal, aku tidak akan segan membunuhmu!" Jean tersentak dan jatuh terduduk karenanya. Kaisar Ferarus menjadi dingin, mungkin karena kekesalannya terhadap penolakan Putri Ellena. Namun, bukankah seorang putri pun memiliki haknya tersendiri? Dia ingin berontak, tetapi Jean mulai mendengar derap langkah kaki sang kaisar perlahan menjauh. Meninggalkan surat ancaman di hadapannya. -------------------------------------------------- Jean berdiri di depan gerbang Kekaisaran Langit. Jika gerbang sudah di buka, dia bisa langsung turun ke bumi bersama para elf yang ditugaskan memberi kesuburan tanah. Jujur saja, dia tidak mengetahui letak Kekaisaran Bumi berada, tepatnya jalan yang harus dia tempuh. Jean sudah membaca alamat yang ditujukan surat berkali-kali, tetapi hanya ada alamat Kerajaan Ranhold saja. Ya, mungkin Kaisar Langit memang yakin jika Kaisar Bumi itu berada di sana. Para penjaga membukakan pintu lebar-lebar. Jean harus berangkat dan segera kembali agar Putri Ellena tidak curiga. Para makhluk di bumi pasti menerima lamaran agar mereka terhindar dari bahaya. Mungkin ... Putri Ellena juga akan menerimanya karena tidak mau melihat kehancuran di bumi. "Oh, Jean. Memangnya kamu mau jatuh ke mana?" ucap seorang elf yang menahan tubuhnya.  Jean segera melihat ke belakang, dia temukan sosok Rezim di sana. Mata dan bibir mengesalkan itu membuat suasana hati semakin memburuk. "Jika kamu tahu cara membuat hari seseorang menjadi buruk, maka kamu harus pergi dari hadapan orangnya," ucap Jean yang lalu memaksa agar terlepas dari cengkeraman Rezim. Dia segera melompat dari gerbang langit. Tubuhnya ditarik kuat oleh gravitasi yang ada. Dengan cepat dia mengepakkan sayap sebelum masuk ke portal penghubung, ya awan-awan bisa menjadi portal acak untuk dia mendarat. Jean merasa kepalanya jadi memutar. Seperti inikah rasanya menjadi elf yang ditugaskan pulang-pergi ke bumi? Entah kenapa Jean bersyukur karena sekarang dia hanya perlu melayani Putri Ellena dibanding berulang kali diputar-putar di dalam awan. Sayapnya masih bergerak dan dia mulai bisa melihat tanah gersang dengan satu kerajaan berdiri di sana. Segera dia terbang ke arah kerajaan tersebut. Untungnya kecepatan terbangnya sulit dilihat oleh para makhluk bumi. Ya, jadi dia tidak mungkin mati di atas tanah. Jean turun di bagian belakang kerajaan. Tepat di mana ada ladang rumput, mungkin itu satu-satunya tempat yang tidak gersang. Namun pemikirannya salah. Tanah di sana benar-benar kering, memang sudah berapa lama hujan tidak turun? Pantas saja jika Putri Ellena selalu mempertanyakan hal tersebut pada elf cahaya yang bertugas. "Aku penasaran wajah Kaisar Atha seperti apa. Jika jelek aku akan akan mendukung Putri Ellena seratus persen!" ucap Jean sambil melihat surat yang dipegangnya. "Kalau semisal orang itu tampan?" Jean berpikir sejenak. "Kalau tampan ... aku akan membuatnya jelek." Jean berhenti bicara. Dia melihat ke berbagai arah, tetapi tidak ada satu pun keberadaan orang di sisinya. Lalu  matanya melirik ke atas pohon. Tepat di sana seorang laki-laki tegang berbaring dengan rambut panjangnya. Tidak tahu siapa. Dengan sayap yang dimiliki, Jean pun terbang menghampiri laki-laki berambut hijau segelap daun-daun di pohon. Jean lihat jika laki-laki itu sedang menutup mata. "Jangan pandangi aku, Nona," ucapnya. Jean tersentak dan mengepakkan sayapnya untuk mundur. Laki-laki itu segera bangkit dari posisinya. Mata yang berwana cokelat seperti batang pohon pun mulai nampak dan tertuju hanya padanya. Oh sial, jika dia Kaisar Bumi, Jean bingung harus bagaimana membuat laki-laki ini jadi jelek. "Kau ... Kaisar Bumi? Ma ... maafkan aku," ucap Jean agak terbata dan membungkuk pada laki-laki di hadapannya. "Selain peri kecil-kecil, aku tidak pernah melihat makhluk bersinar sepertimu. Jadi apa urusanmu di bumi, Nona?" "Aku diutus oleh Kaisar Langit untuk meminta Kaisar Bumi menikah dengan putri. Jika tidak kalian para makhluk bumi akan mendapatkan kesialan sesuai yang dituliskan pada surat ini." Jean lalu menodongkan surat tersebut pada laki-laki tersebut. Laki-laki itu menerima surat dan membacanya dengan seksama. Jean berharap laki-laki ini langsung menerima saja agar semua keadaan kembali baik. Namun, bukannya mendapati jawaban, Jean justru bingung kenapa laki-laki itu bertanya. "Jadi kamu mencari Kaisar kami? Ah, bagus karena kamu tidak bertemu langsung dengannya." Jean terkejut kala laki-laki berambut hijau itu mulai menggunakan sihir yang membuat dia terjatuh ke tanah. Dia tidak bisa bangkit bahkan sayapnya tidak berfungsi. Laki-laki itu jelas penyihir, apa dia salah mengenali? Laki-laki itu lompat dari pohon dan berdiri di hadapan Jean. Senyumnya menyungging. Dia mengelus puncak rambut Jean. "Aku tidak tahu kamu anak kecil yang sedang bermain atau memang kurir dari langit. Namun, sementara ini, aku akan mengurungmu," ucap laki-laki tersebut. Jean berteriak, "Tunggu! Apa maksudmu?" "Aku Luciel Darknight, raja dari Kerajaan Ranhold." Mata Jean membulat. Dia hanya bisa mematung mendengarkan nama tersebut. Bagaimana bisa alamat yang dituju pada suratnya salah? Oh sial, bagaimana caranya dia kembali ke langit sekarang? Laki-laki berambut hijau tersebut, Luciel, menarik tangannya. Tidak kasar, tetapi tetap saja tangan Jean sakit. Mereka berjalan masuk ke dalam kerajaan. Jean ingin menangis meluapkan semua perasaannya, dia harusnya tidak menurut saja pada Kaisar Ferarus. ----------------------- Hampir sebulan Jean tidak menampilkan batang hidungnya. Ellena melepaskan kain yang menutup mata, mencoba melihat masa lalu dan tahu ke mana pelayan pribadinya itu pergi. Jika sakit, para elf cahaya pasti akan memberitahunya. Namun elf cahaya lainnya bahkan tidak tahu di mana Jean sekarang. Ellena segera membuka pintu ruang kerjanya. Dia melihat salah seorang elf laki-laki tengah berlutut di hadapannya. "Putri Ellena mau ke mana? Tidak biasanya Anda melepas penutup mata," ucap elf tersebut. Kala wajahnya diangkat, Ellena bisa mengenali jelas siapa elf di hadapannya. "Aku akan pergi mencari Jean. Apa yang kamu lakukan di sini, Rezim?" Rezim berdiri dan dia menyerahkan sebuah gulungan pada Ellena. Gulungan berpita merah yang artinya dari Kaisar Ferarus. Dia segera membukanya mencari tahu apa yang ada di dalamnya. Ellena membelalak. Seakan semua tulisan yang dibacanya jatuh ke dasar hati. Apa-apaan ayahnya? Jean diganti dan mengancam Ellena untuk menikah? "Rezim apa maksudnya Jean diganti? Jawablah dengan jujur atau kamu akan berakhir menjadi debu," ucap Ellena tetap tenang. Ellena menatap lekat-lekat mata cokelat Rezim. Sayang laki-laki bertelinga panjang dengan rambut pirangnya tetap terdiam. Memaksa kesabaran hatinya lebih diperluas. Semakin Ellena melangkah, Rezim terpaksa mundur. Begitu terus mereka melakukannya hingga dia berhasil memojokkan elf di hadapannya. "Katakan," ucap Ellena dengan santai. "Putri ... aku rasa Anda cukup berlebihan hanya karena Jean diganti. Bukankah Anda sadar Jean sudah absen selama sebulan ini?" jelas Rezim.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD