Bulir peluh terus mengalir di sela surai Sandra. Tak sedikit pula yang menetes membasahi pakaiannya, bersamaan dengan pijakan kaki menghentak lebar. Deru napas Sandra jauh terasa berat. Entah berapa lama Sandra berlari. Bahkan embun pagi dan dingin yang menggigit sudah lenyap terserap sinar malunya mentari. Rasa lelahnya pun ia abaikan. Belum ada tanda jika Sandra akan menghentikan larinya. Walau Fuelband telah menunjukan goals beberapa menit lalu. Hingga persimpangan blok di dekat rumah kediaman orang tuanya, Sandra menyerah. Ia berhenti dengan napas terengah. Sandra perlahan membungkukan badan. Otot kakinya mulai terasa linu setelah dipaksa. Sandra memejamkan mata sekaligus mengatur pernapasnya. Perlu hitungan detik denyut d**a Sandra memelan. Ia menegakan badan kembali, lantas meng