BCS 19

2888 Words

Kanu menyesap espresso hangatnya dalam diam. Segarnya asam dan campuran manis lebur menjadi satu menggigit indra perasa. Masih tak ada pergerakan di dalam duduknya. Hingga Kanu meletakan kembali cangkir tersebut di atas meja. Pandangan Kanu teralihkan saat terdengar bunyi sirine ambulans. Mobil itu baru saja tiba di balik pembatas kaca tempat singgahnya. Tak sadar, Kanu begitu mengamati suasana tersebut. Terlihat beberapa Bruder menghampiri dengan wajah sulit diartikan. Gerak mereka cepat, sirinenya pun telah padam, hanya butuh hitungan detik semua sudah seperti sedia kala. Tenang. Hampir tak ada suara. Hanya sesekali terdengar samar, tercipta adanya beberapa orang melintasi kaca pembatas. Sama seperti suasana coffee shop tempat Kanu menunggu. Masih cukup pagi, sehingga alunan musik y

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD