Sandra membuka mata perlahan, mengerjap kecil sebelum kesadarannya penuh. Namun, kembali memejam kala nyeri di kepalanya menyerang. Pahit pun mulai terasa di tenggorokannya. Hingga terdengar suara ketukan pintu menginterupsi. "Non Sandra, sudah bangun?" Segenap tenaga menahan sakit dan pahit yang seolah menggigit Sandra menjawab, "sudah, Bi." "Non, mau sarapan sekarang? Mau Bibi antar sarapannya ke kamar?" "Nanti biar Sandra ke bawah." Sandra memang harus bergegas, teringat rencana pertemuannya dengan sang ibunda di kantor siang ini. "Kalau begitu, Bibi tunggu di bawah, ya, Non." Setelah mencoba melirik jam digital di atas nakas, Sandra mengerang perlahan beranjak bangun. Tak sadar mengheka napas frustrasi, kala pusing semakin mendera. Ia menyerah, kembali membaringkan tubuh. Pejam