Sosok Meresahkan

1082 Words
Sora berlari kencang secepat yang ia bisa. Langkah kaki Alshad yang panjang - panjang membuat Sora terpaksa harus berlari jika ingin menyusul pemuda itu dengan cepat. Kemudian pikiran Sora menemukan cara lain yang sekiranya lebih manjur untuk menyusul Alshad. "ALSHAD!" teriaknya. Sora bahkan tak peduli karena seketika ia menjadi pusat pehatian orang - orang yang kebetulan lewat. Karena posisi mereka saat ini memang di pinggir jalan umum. Mendengar teriakan itu -- terlebih karena itu adalah suara Sora -- Alshad pun langsung menoleh. Setelah memastikan bahwa seseorang yang memanggilnya adalah benar - benar Sora, Alshad pun segera menghentikan langkahnya. Dan berbalik. Sora melanjutkan melangkah dengan cepat, tak lagi harus berlari seperti sebelumnya. Alshad yang ingin meringankan beban Sora, turut mengayunkan langkah kembali, mendekat pada posisi gadis itu berdiri. Hingga akhirnya mereka bertemu, saling berhadap - hadapan. "Ada apa, Sora?" tanya Samran sesaat setelahnya. Sora menarik napas dalam. Berusaha menormalkan napasnya yang terengah karena berlari tadi. "Alshad ... d - dari mana kamu tahu, kalau ...." Sora sengaja tak melanjutkan ucapannya. Karena ia yakin Alshad juga sudah mengerti dengan lanjutannya. Sora takut, jika ia lanjutkan, itu akan semakin menyakiti Alshad. Wenda dan Dana yang tadinya melangkah cepat menyusul Sora, segera berhenti begitu tahu Sora dan Alshad kini sudah berdiri berhadap - hadapan. Mereka mengamati dari jarak yang cukup jauh. Namun masih bisa mendengar apa yang mereka katakan, meski pelan. Alshad tersenyum. Sora bertanya dari mana ia tahu? Sora hanya belum tahu saja jika .... "Jadi itu semua benar?" tanya Alshad. Seketika Sora mengernyit. Tak mengerti kenapa Alshad berkata demikian. Alshad lagi - lagi tersenyum. Sebuah senyuman yang digunakan untuk menutupi kesakitan. "Sebenarnya aku tadi hanya mengarang alasan saja. Karena aku bingung bagaimana caranya membungkam Noura, dan teman - teman lain yang berada di pihaknya. Tadi Dana sempat keceplosan. Tapi Wenda segera meralat ucapan Dana. Aku antara percaya nggak percaya. Tapi aku memutuskan untuk tidak percaya. Sampai alasan yang aku karang tadi, aku ucapkan. "Ternyata itu benar. Aku sudah tahu dari tatapan mata kamu yang terheran - heran. Seakan bertanya, dari mana aku bisa tahu. Apakah ada seorang Cepu? Jawabannya tidak. Itu murni dari dugaanku sendiri. Dugaanku ada dua. Kamu kemarin melakukan prosesi lamaran, atau sekadar bertemu dengan calon suami dan calon mertua kamu juga. Aku simpulkan, kamu hanya bertemu dengan mereka. Karena kamu tidak menggunakan cincin lamaran. Atau dugaanku bisa saja salah. Bisa saja kamu memang benar sudah lamaran. Namun sengaja menyembunyikan cincin itu." Penjelasan panjang lebar Alshad membuat Sora diam seribu bahasa. Tentu Alshad bisa menduganya sendiri. Alshad tentu tidak bodoh, bukan? Yang Sora pikirkan sekarang adalah ... perasaan Alshad. Alshad sudah terlalu baik padanya. Hal itu membuat Sora semakin merasa bersalah. "Selamat ya, Sora. Semoga perjalanan kamu, dan pasangan kamu, dilancarkan dan dimudahkan Tuhan sampai ke pelaminan." Alshad mengucapkan doanya masih dengan tersenyum. Senyum yang menyakiti Sora. Alshad pun berbalik, kemudian melanjutkan langkahnya menuju ke posko laki - laki. Sementara Sora masih berdiam diri di tempat seperti patung. Sementara matanya menatap lekat punggung Alshad yang semakin menjauh. Dana dan Wenda perlahan mendekati Sora. Mereka berdiri di sisi kanan dan kiri Sora. Menatap Sora dengan tatapan bingung. Mereka tak tahu bagaimana caranya membuat Sora merasa lebih baik. Kemudian Dana memeluk Sora dari samping kanan. Berharap pelukan itu bisa membuat Sora sedikit tenang. Wenda pun melakukan hal sama dari arah kiri. *** Sejak penjelasan Alshad tentang status hubungan Sora yang ternyata sudah memiliki calon suami, suasana posko KKN tidak lagi sepanas dulu. Mereka masih sinis pada Sora. Namun bukan karena cemburu pada hubungannya dengan Alshad. Namun sinis karena Sora memiliki kehidupan yang nyaris sempurna. Noura masih gencar mengejar - ngejar Alshad secara terang - terangan. Alshad juga masih tetap baik padanya. Sebagai teman. Hari - hari KKN berjalan dengan begitu cepat. Hingga tinggal beberapa hari KKN tahun ini berakhir. Semua posdaya telah rampung sepenuhnya. Tugas mereka hanya tinggal membuat makalah laporan ilmiah tentang posdaya - posdaya yang mereka kembangkan. Satu hal yang berubah sepenuhnya. Setelah tahu jika ternyata Sora telah memiliki seorang calon suami, Alshad pun tak lagi pernah mengganggu gadis itu lagi. Jika sekadar pacar, Alshad masih berani nekat menikung. Tapi lain ceritanya kalau sudah seorang calon suami. Bisa - bisa Alshad kualat jika nekat. Dan Alshad tak mau itu terjadi. Yang aneh adalah ... Sora yang kini justru sering kedapatan curi - curi pandang kepada Alshad. Ia merasa gila. Karena merindukan setiap gangguan dan perhatian dari Alshad padanya. Tapi Sora juga berusaha memahami dan tahu diri akan posisinya. Sora bertanya - tanya. Kenapa saat ia dipertemukan dengan Alshad, di saat yang bersamaan juga dipertemukan dengan Samran? Andai saja mereka datang di waktu yang berbeda. Andai saja. 'Sora ... orang tua aku minta kamu dan keluarga main ke rumah. Terserah kamu bisanya kapan. Setelah KKN selesai juga nggak apa - apa. Supaya kamu nggak pusing izin lagi. Kami tunggu kedatangan kalian, ya.' Pesan dari Samran itu membuat Sora tersenyum. Namun senyum Sora hanya singkat. Karena terdengar suara berisik. Ternyata sumber suara itu berasal dari sebuah batu yang dilemparkan ke jendela rumah. Jendela rumah pun pecah. Dan pecahannya mengenai kaki Rofi'i, salah satu anggota kelompok KKN Posko 14. Kebetulan malam ini memang direncanakan ada rapat untuk melakukan penutupan dan perpisahan dengan masyarakat desa Selopanggung. Yang membuat semua anggota kelompok diharuskan berada di posko wanita. Di saat - saat seperti ini ... ada saja hal - hal aneh yang mengganggu kelompok mereka lagi. Padahal KKN sudah akan berakhir. Karena sudah jelas ada yang melempar batu itu secara sengaja. Para anggota laki - laki langsung berhamburan lari keluar. "Woy ... jangan kabur Lo! Sini kalau berani!" Kiki yang melihat orang itu duluan langsung berseru. Yang membuat anak - anak lain juga jadi tahu itu siapa. Dilihat dari motornya, sepertinya itu adalah orang yang sama, dengan si 'c***l yang pernah mengintai posko wanita di awal - awal mereka melakukan KKN dulu. Sehingga terpaksa diadakan piket baru untuk para laki - laki, yaitu bergiliran tidur di posko wanita setiap malam. Untuk menjaga mereka. Sudah lama si 'c***l itu tidak muncul. Tapi sekarang malah muncul lagi. Mana semakin nekat pula ia menjalankan aksinya secara terang - terangan begitu. Seperti sengaja menantang. Para anggota kelompok wanita sedang sibuk mengobati kaki Rofi'i yang berdarah cukup banyak. Sora pasang badan untuk mengendalikan kondisi dan situasi, karena di sini ia berperan menjadi wakil Kiki, untuk melindungi teman - temannya. Nekat juga orang itu. Sora berharap, orang itu berhasil ditangkap oleh para anggota KKN laki - laki, supaya bisa segera diketahui siapa orangnya, dan bisa segera diadili secepat mungkin. Supaya tidak meresahkan lagi. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD