Dikutuk Berjodoh

1043 Words
Selesai masak, semua anggota kelompok telah berkumpul di posko para wanita, untuk melakukan sesi sarapan bersama. Menu hari ini adalah oseng sayur lauk tempe dan tahu goreng. Menu yang setiap hari hampir sama. Ada anggota yang neriman, alias menerima apa pun yang disajikan. Tapi ada saja yang kurang puas sehingga memilih untuk makan di warung terdekat. Padahal menu sederhana adalah kesepakatan yang sudah dibuat bersama sejak awal KKN dulu. Budget makan disesuaikan dengan tarikan uang makan mingguan yang telah disepakati. Jadi kalau bermewah - mewah, pasti tidak akan cukup digunakan untuk makan 1 minggu, untuk 20 orang. Dulu sering ada perdebatan, sudah masak susah - susah, tapi ada yang makan di warung. Tapi kalau sekarang sudah sama - sama memaklumi. Mau makan di warung ya terserah saja. Nanti sisa yang ada di rumah, biar dimakan oleh mereka yang porsi makannya jumbo. Sambil asyik makan, sesuai kebiasaan orang - orang dewasa ini, tak asa satu kegiatan pun yang dilalui tanpa memeriksa ponsel. Karena Sora adalah manusia biasa, ia pun juga melakukan hal itu. Terlebih akhir - akhir ini ada seseorang yang secara berkala ngobrol dengannya lewat benda kecil pilih itu. Siapa lagi kalau bukan Samran. 'Udah selesai masaknya?' tanya Samran via chat. 'Iya, udah. Ini lagi sarapan sama temen - temen.' 'Wah ... enaknya ... apa menunya? Masak apa aja tadi?' 'Cuman oseng sayur sama tahu tempe.' Setelah mengirim pesan itu, rasanya Sora merasa salah. Kenapa merasa salah? Karena saat membahas makanan, dan secara gamblang ia mengatakan sedang makan bersama teman - temannya, tapi Sora sama sekali tidak bertanya pada Samran, apakah ia sudah makan atau belum. Bagaimana ya ... Sora tidak terbiasa memberi perhatian pada orang - orang dengan cara yang umum. Terlebih sejauh ini ia memang payah dalam urusan romantis. Duh ... Apakah Sora harus mulai berubah? Tapi bagaimana rasanya? Canggung sekali rasanya. Meski hanya mengetik, tetap saja terasa sangat aneh bagi Sora. Apa lagi jika bicara langsung. Sora pun mulai mengetik meski ia jalani dengan susah payah. 'Kamu udah makan?' Sora mengirim pesan itu dengan otomatis menjauhkan posisi ponsel dengan tangannya. Entah lah, sangat geli rasanya. Samran segera membalas. Sepertinya pagi ini cowok itu sedang tidak ada kegiatan. Biasanya Samran tak pernah membalas pesan dengan cepat seperti saat ini. 'Udah tadi. Beli di warung depan rumah. Warung Mbah Rus namanya.' 'Oh ... oke. Aku lanjut makan dulu, ya. Habis ini mau langsung beres - beres soalnya. Persiapan. Nanti siang mau ada dosen dateng buat ngecek posdaya kami.' Sora mengetik dengan cepat dan segera mengirimnya. Sebenarnya Sora masih kepikiran masalah pesan pertanyaan sudah makan atau belum tadi. Aduh .... 'Oke ... makan yang kenyang, biar kalau kegiatan semangat.' Balasan pesan dari Samran. Sora membacanya dengan terdiam. Bahkan ia sampai berhenti mengunyah makanan dalam mulutnya. Kalau diingat - ingat, setiap balasan pesan dari Samran selama ini memang selalu sangat manis dan hangat. Meski laki - laki itu tak bisa membalas pesan dengan cepat. Pagi ini sekali ia membalas pesan dengan cepat, langsung membuat Sora tersadar bahwa Samran memang lah seseorang dengan pribadi semanis dan semangat itu. Sora membaca - baca lagi riwayat pesan dengan Samran sejauh ini. Memang terkesan Samran yang berusaha mengakrabi, sementara Sora selalu menjawab seadanya, dan sangat jarang bertanya. Sora jadi merasa begitu jahat. Sora kemudian membalas pesan terbaru dari Samran. 'Oke.' Hanya sesingkat itu, lalu Sora benar - benar meletakkan ponselnya. "Ehem ... cie ... chat - chatan sama siapa tuh? Cie ...." Karena mendengar suara itu. Suara menyebalkan yang sudah dihafal Oleh Sora di luar kepala. Sora langsung menoleh sembari memberi death glare pada sang pemilik suara. Tidak lain dan tidak bukan adalah ... Alshad. "Aku mau chat sama siapa - siapa aja, apa urusannya sama kamu?" Seperti biasa, Sora selalu ketus berhubungan dengan manusia bernama Alshad itu. "Astaga ... orang nanya baik - baik, jawabnya nge - gas." "Ya terserah aku lah." Perdebatan antara Sora dan Alshad itu seketika menjadi pusat perhatian anggota kelompok lain. Para laki - laki menatap bosan. Sementara kebanyakan anggota wanita menatap tak suka. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Alshad itu adalah tipe laki - laki flamboyan yang punya sejuta pesona. Tanpa melakukan apa - apa, sudah banyak kaum hawa yang terkintil - kintil padanya. Jadi lah mereka tak suka dengan Sora yang justru selalu nge - gas tiap kali didekati Alshad. Mereka merasa Sora sama sekali tidak bersyukur. Padahal mereka saja sangat ingin berada pada posisi Sora. "Eh ... Eh ... udah ... kalian nih ... berantem aja terus. Udah dong. Nggak malu apa dilihatin anak - anak lainnya. Gue sumpahin kalian berjodoh batu tahu rasa!" Kiki ketua KKN mereka akhirnya turun tangan. Laki - laki tambun dari program studi PGSD itu rupanya sudah bosan dengan perdebatan antara Sora dan Alshad yang sudah memanas sejak pertama kali kelompok mereka dipertemukan. Alshad - nya super menyebalkan karena tak bosan - bosan mengganggu Sora. Sora - nya super bertegangan tinggi. Karena sedikit disenggol saja oleh Alshad, langsung emosinya naik. "Enak aja nyumpahin aku jodoh sama dia. Ogah!" Sora langsung menolak mentah - mentah sumpah dari Kiki. Sementara Alshad hanya cengengesan. "Makanya, dari pada kamu buang - buang tenaga debat sama si Alshad, mending urusin konsumsi buat dosen - dosen yang datang nanti. Inget, kamu itu wakil ketua. Yang ada tanggung jawabnya dikit, dong." Kiki malah mengomeli Sora. "Iya - iya, astaga ...." Sora tak terima karena Kiki malah mengomel padanya. "Eh, Dana ... Wenda ... sini ikut gue ke warung tape cor di atas." Sora langsung mengajak dua teman dekatnya. Dana dan Wenda langsung ikut saja. Tanpa pamit pada Kiki dan Alshad, atau pada teman - teman yang lain. Sepeninggal 3 mahasiswi itu, Alshad langsung bicara empat mata pada Kiki. "Kamu kalau ngomong sama cewek jangan gitu dong. Kamu sendiri udah punya pacar, kan? Pasti pacar kamu juga nggak suka kalau diomelin di depan umum, kan?" Alshad bicara dengan tenang, namun sorot matanya menunjukkan emosi yang terpendam. "Ya sorry. Aku juga nggak maksud ngomel tadi." Kiki cengengesan. Langsung hilang wibawanya sebagai ketua. "Lagian kamu gangguan si Sora terus, sih. Emang kamu beneran naksir sama dia? Apa cuman suka gangguin aja?" Alshad hanya menatap tajam Kiki. Kemudian melenggang pergi dari sana. Ditatap oleh semua orang yang masih tersisa di sana. Termasuk Kiki dan para mahasiswi yang mengagumi Alshad, dan sedang merasa cemburu luar biasa. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD