Usil Bin Jail

1011 Words
Pandangan mereka bertemu. Saling terkejut, melihat keberadaan masing-masing. Alshad memarkir motornya di sebelah motor Sora. Kelihatan jika Alshad ragu-ragu, apakah ia harus lanjut turun dan bergabung bersama Sora? Tapi tidak ada alasan juga untuk kabur lagi. Malah jadinya akan aneh jika ia putar balik dan pergi, karena Sora sudah tahu juga jika ia datang. Sora sendiri juga bingung harus bagaimana. Benar-benar tak terbesit dalam Pikirannya jika hal seperti ini akan terjadi. Ia pikir ketika ia sampai, akan sudah ada banyak orang. Ternyata ia yang pertama datang. Dan yang ke dua datang adalah Alshad. Langsung teringat saat terakhir mereka bertemu. Saat hari terakhir mereka melakukan KKN di desa Selopanggung. Dan mereka dikunci di dapur -- berdua saja -- oleh teman-teman KKN yang usil bin jail. Rasa salah tingkah saat itu kembali terasa. Atmosfernya begitu kental, bukan hanya di rasakan oleh salah satu. Tapi keduanya merasakan. Alshad masih bingung apakah ia harus turun dan bergabung bersama Sora. Sora pun bingung apakah ia harus tetap berada di sana, atau justru masuk ke dalam kost untuk memanggil teman KKN mereka yang nge-kost di sini, tapi malah belum kelihatan batang hidungnya sama sekali. "S-sora ... gimana kabar kamu?" Alshad pun memutuskan untuk menjadi gentleman. Ia menarik napas dalam, turun dari motor, kemudian berjalan dengan tegas menghampiri Sora di teras. Seluruh tubuh Sora rasanya seperti tersengat aliran listrik tegangan tinggi. Ia juga tidak mengerti kenapa merasa seperti ini. Ia pun juga bingung. Alshad mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Sora. Dan Sora pun segera menyambut uluran tangan itu. "B-baik, Shad. Kamu gimana kabarnya?" Sora bertanya balik. Sungguh, seluruh memori ketika mereka masih tinggal bersama di Selopanggung, semuanya kembali terasa, teringat, terpatri dalam ingatan. Semua ingatan yang baik, yang buruk dan menyakitkan. Juga kenangan terakhir saat keduanya sama-sama menikmati ketika dikunci berdua saja di dapur, dan malah memutuskan untuk kompak mencoba mie yang mereka masak, hingga akhirnya dapur dibuka kembali oleh teman-teman mereka yang usil bin jail. "Aku baik juga, Sora," Alshad tersenyum menjawab pertanyaan Sora. Ia segera duduk, tapi tidak berani di sebelah Sora. Ia duduk agak jauh, namun tegap bisa menatap Sora dengan leluasa. Dan tanpa di rencana, pandangan keduanya kembali bertemu. Hanya beberapa detik lamanya, sebelum mereka sama-sama mengalihkan pandangan. Tidak mau saling menatap itu terus melanjut, dan membuat mereka makin salah tingkah. "A-astaga ... si Sri ke mana sih? Dia yang punya kost, yang mempersilakan kita di sini, tapi dia malah belum kelihatan batang hidungnya." Alshad yang salah tingkah berusaha mengalihkan perhatian. Sora pun sama, ia menjawab tanpa berani menatap lawan bicaranya. Sora langsung paham juga siapa gerangan Sri yang dimaksud oleh Samran. Sri adalah panggilan akrab untuk teman KKN mereka yang tinggal di tempat kost ini. Entah bagaimana ceritanya ia bisa dipanggil Sri. Tapi semua anggota KKN memang lebih mengenalnya sebagai Sri ketimbang dengan nama aslinya sendiri. "Iya, nih. Jangan-jangan dia masih tidur. Makanya belum kelihatan." Sora menjawab sekadarnya, dan itu satu-satunya jawaban yang ada di kepalanya. Astaga ... Sora makin tak mengerti. Bisa-bisanya ia salah tingkah seperti ini. Padahal menurutnya, ia sama sekali tak memiliki rasa pada Alshad. Bahkan saat KKN dulu pun, ia lebih sering bersikap cuek pada Alshad dibandingkan meladeni perhatian yang cowok itu berikan. Banyak yang benci pada Sora karena dia ditaksir oleh Alshad. Padahal waktu itu Sora sama sekali tak menanggapi perasaan Alshad. Bisa-bisa akan semakin banyak yang benci padanya sekarang. Karena Sora khawatir, jangan-jangan ia mulai ada rasa pada Alshad. Sora berpikir. Jangan-jangan ini terjadi karena rencana perjodohannya dengan Samran terancam batal. Dan tadi Bu Rahma mengatakan padanya, untuk jangan menutup hati, pada siapa pun laki-laki yang mendekatinya. Karena tidak ada yang tahu dengan siapa pada akhirnya Sora ditakdirkan untuk berjodoh. Seolah-olah pertanyaan itu langsung mempengaruhi alam bawah sadar Sora, bahwa sudah jelas ada laki-laki yang mencintai dirinya dengan sepenuh hati dan tanpa syarat. Alshad lah orangnya. Bahkan ketika Sora cuek, bersikap ketus padanya, dan tidak menghargai perhatian dari nya ... Alshad tetap saja betah mencintainya dan terus haus memberikan kasih sayang padanya. Sora juga tak mengerti apakah perasaan bisa berubah secepat itu? Atau sebenarnya Sora memang sudah goyah sejak lama. Sejak ia dikunci berdua saja dengan Alshad di hari itu. Hanya saja Sora masih Denial, tidak mau mengakui bahwa perasaannya sudah berubah. Ditambah ia dikerjai oleh Bude Pangestutik. Begini lho, benar kata pak Fuad ayahnya. Nanti yang akan menikah -- jika berjodoh -- adalah Sora dan Samran. Yang akan berbesan adalah Pak Fuad dan Bu Rahma, serta Pak Hartawan dan Bu Harumi. Bukan Bude Pangestutik dan juga Pakpuh Sumardi. Tapi ... biar bagaimana pun ceritanya, dua orang itu tetap lah akan jadi saudara mereka. Keduanya pasti akan terus berusaha ikut campur dengan urusan rumah tangga mereka. Dan membuat runyam situasi. Benar begitu, kan? Jangan-jangan tahu-tahu Bude Pangestutik datang, dan mengatakan sesuatu yang buruk lagi seperti pagi itu. Menghadapi hal seperti itu sekali saja sudah malas. Apa lagi sampai berkali-kali. Membayangkan saja sudah malas. Apa lagi menghadapi sebagai kenyataan. Sora tidak akan pernah siap. "Sora ... kira-kira yang lain bakal datang atau nggak, ya? Jangan-jangan ... kayak waktu itu lagi. Mereka emang sengaja ngerjain kita." Alshad pun menyeletuk. Dan pikiran Sora pun langsung klik. "Astaga ... benar juga ya. Astaga ... kenapa mereka usil banget sih?" Sora terlihat frustrasi. Ucapan Alshad itu tidak menutup kemungkinan adalah benar. Teman-teman KKN yang masih aktif dalam grup, semuanya memang mendukung hubungan Alshad dan Sora. Sementara yang sudah tidak aktif -- sebagian besar adalah pada wanita yang suka pada Alshad -- sudah tidak pernah lagi aktif berbicara di dalam grup KKN mereka. Mereka sudah dipastikan tidak akan terlibat dalam pengerjaan laporan KKN kelompok, tapi nama mereka akan tetap dicantumkan. Seenak-enaknya nasib manusia. Tapi tentu saja nilai akan berbeda. Karena sebenarnya yang memberi rekomendasi nilai kelompok pada dosen pengawas adalah ketua dan juga wakil KKN, karena mereka lah yang selalu ada di lokasi di mana pun dan kapan pun, yang bisa mengawasi penilaian anggota kelompok. Bukan dosen pengawas yang jarang ada di lapangan. Sora dan Samran kembali salah tingkah. Bisa-bisanya teman-teman mereka begitu usil. Awas saja jika benar mereka dikerjai, Sora akan segera meneror semuanya untuk segera datang. Awas saja mereka semua.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD