Part 18

1532 Words
Setelah melalui drama yang berkepanjangan sekolah memutuskan untuk menghukum Nando, ia tidak di keluarkan melainkan hanya mendapat skorsing selama dua minggu. Semua itu atas permintaan Ersan, meskipun kabarnya orang tua Ersan ingin Nando di keluarkan dari sekolah. Hari ini setelah sekolah selesai, Dara mengunjungi rumah sakit untuk menjenguk Ersan. Ia membawa sebuket bunga untuk di berikan kepada Ersan, ada sesuatu yang ingin di bahas Dara dengan Ersan dan baru kali ini ia memberanikan diri untuk menemuinya. Kini Dara sudah berada di depan pintu ruang rawat Ersan, ia mengetuk pintu secara perlahan dan seseorang baru saja membuka pintu untuknya. " Selamat siang tante, saya Dara teman sekolah Ersan. " " Silahkan masuk. " Ucapnya ramah. Saat Dara masuk, ia mendapati Ersan yang masih terbaring di rumah sakit. Karena ia mengalami pendarahan di bagian kepalanya membuat Ersan terpaksa harus menjalani masa perawatan sedikit lebih lama di rumah sakit. " Dara, kamu ngapain kesini.? " Tanya Ersan nampak terkejut dengan kehadirannya. " Boleh kita ngobrol bentar. " Pinta Dara kemudian Mama Ersan meninggalkan ruangan itu agar keduanya dapat mengobrol dengan santai. " Ada apa? " Tanya Ersan lirih. " Kamu yang melakukan semua ini kan.? " Lontar Dara menatap Ersan serius. " Melakukan apa.?" " Jangan berpura-pura lagi, aku tidak tau kenapa kau sampai tega melakukan hal ini, waktu itu kau sempat mengancam ku untuk menjadi pacarmu, tapi aku menolaknya meskipun kau tidak melakukan apa yang kau bilang. Foto yang ada di mading terakhir kali bukanlah editan, kau mengambilnya ketika aku mengganti baju di toilet kan. " " Itu foto yang waktu itu menjadi ancaman mu kan." Lanjut Dara lagi. " Kau benar, aku yang melakukannya, dan ku rasa kau sudah tau alasan aku melakukan semua ini. " Balas Ersan melirik Dara tajam. " Aku mohon cabut tuntutan Nando, biarkan dia sekolah lagi. " " Kau selalu saja memperdulikan Nando, karena kau selalu bersama Nando makanya aku seperti ini. Seandainya waktu itu kau menerima ku, hal ini tidak akan terjadi. " " Ersan kumohon, aku tidak akan memberitahu siapapun kalau kau yang menyebar foto itu. " " Tidak ada bukti untuk membuat semua orang percaya kalau aku lah yang menyebarkan foto-foto itu. " Dara tiba-tiba tersenyum simpul, Ersan yang melihatnya mulai kebingungan. Lalu Dara menatapnya dengan tatapan aneh, ekspresinya beberapa saat lalu sungguh berbeda dengan ekspresinya saat ini. " Aku permisi." Ucap Dara segera meninggalkan ruangan Ersan. " Ada apa dengannya.? " Gumam Ersan bertanya-tanya. ** Cowok itu terlihat sedang menunggu seorang diri di pelataran rumah sakit, entah sudah berapa kali ia melirik arloji di tangannya menghitung berapa lama ia menunggu. Tak lama berselang yang di tunggunya pun muncul sambil berlari kecil menghampirinya, gadis terlihat ketakutan seperti sedang di kejar maling setelah keluar dari rumah sakit. " Gimana? Berhasil.? " Tanya Nando ketika Dara sudah datang kepadanya. " Berhasil." jawab Dara sambil memperlihatkan jejak rekaman di ponselnya pada Nando. " Ya udah kalau gitu naik, kita ke tempat Haru sekarang." Ajak Nando dan Dara pun segera naik di motor cowok itu. Beberapa saat yang lalu tanpa sepengetahuan Ersan, mereka merencanakan hal ini untuk menjebaknya. Dara sudah menjelaskan semuanya kepada Nando sebelumnya soal hubungannya dan Ersan dulu, dan Nando pun memiliki ide yang membuat Dara harus berpura-pura agar Ersan jujur sehingga ia bisa merekam suaranya untuk di jadikan bahan bukti. Kini Dara dan Nando tiba di sebuah rumah kost milik teman Haru, di sana mereka sudah janjian untuk ketemu dan membahas soal penyebaran foto Dara yang telah berhasil di selidiki oleh mereka. " Jadi gimana? Dapat rekamannya.? " Tanya Haru penasaran. " Dapat dong kak. " Jawab Dara bangga. Dengan adanya rekaman tersebut, Nando rencananya akan menyebarluaskan kebusukan Ersan selama ini agar semua orang percaya kalau Dara tidak seperti itu dan juga untuk membersihkan namanya sendiri agar ia bisa kembali bersekolah. ** Tiga hari. Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian itu, hari ini Ersan terlihat sudah kembali bersekolah. Namun yang membuatnya bingung adalah ketika semua murid terlihat menatapnya dengan tatapan yang aneh, merasa risih akan hal tersebut Ersan pun kesal dan memarahi mereka satu persatu. " Ngapain lo ngeliatin gue kaya gitu hah.? " " San, lo dalam masalah besar sekarang bro. " Salah satu teman dekat Ersan tiba-tiba membuatnya terkejut dan mengajak cowok itu ke arah papan mading berada. Ersan bingung melihat semua orang nampak berkumpul di sana melihat sesuatu, lalu mereka yang berkumpul dengan kompak melirik ke arah Ersan dengan pandangan jijik. " Minggir gue mau lihat. " Ucap Ersan ketus. Ersan terkejut saat melihat sebuah informasi tentang kebenaran foto editan Dara, dan alasan Ersan dalam menyebarkannya tersebar. Dalam lembar kertas yang tertempel terdapat barcode untuk mengakses rekaman suara antara Dara dan Ersan, semua yang sudah mendengarnya lantas memandang Ersan sebagai cowok c***l yang suka menguntit dan mengekspos foto cewek sesuka hatinya. " Minggir lo semua, jangan ada berkumpul di sini. " Protes Ersan mengusir mereka semua dan mulai mencabut selebaran yang di tempel di papan mading. " Sialan." Keluh Ersan terlihat kebakaran jenggot. Dari kejauhan nampak Dara dan dua sahabatnya tengah memperhatikan Ersan, Cantika dan Ayu terlihat senang akhirnya Ersan mendapat hukuman yang setimpal. Namun tidak dengan Dara, ia sedikit merasa kasihan pada Ersan meskipun ia sudah menjadi korban pencemaran nama baik. ** Semua masalah yang terjadi di akhiri dengan adil baik dari pihak Dara, Ersan, hingga Nando. Dengan permintaan langsung dari Dara, ia tak ingin kalau Ersan sampai di keluarkan dari sekolah mengingat mereka sebentar lagi akan lulus SMA. Untuk itu Ersan mendapat hukuman skorsing selama dua minggu, sedangkan Nando mendapat keringan skorsing selama seminggu, sehingga minggu depan ia sudah bisa kembali bersekolah. Jam pulang sekolah pun tiba, karena sudah kelas 3 SMA jadwal pulang sedikit lebih cepat dari biasanya. Dara dan dua sahabatnya kompak berjalan meninggalkan kelas, rasanya hari ini benar-benar lega semua masalah hilang dan tiba saatnya untuk refreshing sebelum ujian nasional di mulai. Ketika mereka berhasil keluar dari gedung sekolah, langkah Ayu dan Cantika mendadak berhenti yang membuat Dara juga ikut berhenti. " Ada apa? Kok berhenti.?" " Pangeran Nando udah ada di depan noh." Tunjuk Cantika sementara Ayu menggerakkan kepala Dara ke arah Nando yang sedang menunggu nya di luar gerbang. " Ra, kayaknya lo cocok deh sama Nando. " " Iya Ra, mending sama dia aja dari pada nggak bisa sama kakaknya. " " Kalian apaan sih, ya nggak mungkin lah, gue sama Nando cuma sahabatan. " " Nggak ada istilah sahabat antara cewek sama cowok, pasti nanti ujungnya akan timbul perasaan. " Ucap Cantika sangat bijak. " Benar kata Cantika, kamu yakin nggak ada rasa sama Nando.? " Sambung Ayu menatap Dara penasaran. Dara tidak menjawabnya karena saat ini mereka bertiga sudah berdiri di hadapan Nando, Cantika dan Ayu kompak meninggalkan mereka berdua agar dapat segera pergi bersama. " Lo ngapain kesini.? " Tanya Dara heran. " Jemput lo. " " Tumben, nggak biasanya lo jemput gue. " " Ya udah kalau nggak mau gue balik aja. " " Eh.. Eh.., nggak asih lo baperan. " Cegah Dara berhasil membuat Nando kembali seperti awal. " Ya udah yuk kita pulang." " Tapi sebelum itu kita mampir ke suatu tempat dulu. " Ucap Nando membuat Dara terlihat penasaran. Tanpa menunggu waktu lama lagi, setelah Dara naik tiba lah saatnya untuk Nando menancap gas menuju tempat yang dia maksud. ** Dara menatap palang pintu yang bertuliskan Petshop dengan tatapan datar, jadi tempat yang di maksud oleh Nando adalah petshop. Dan kedatangannya ke tempat itu untuk membeli makanan Dora yang sudah habis hari ini, Dara hanya mengikuti Nando di belakang menuju rak yang berisikan semua jenis makanan kucing dari yang termahal hingga termurah. " Nan, lihat deh yang itu lucu. " Tunjuk Dara pada seekor kucing ras yang ada di dalam kandang. " Lucu sih, tapi gue nggak ada niat buat melihara. " " Kenapa? " Tanya Dara heran. " Di luar sana banyak kucing jalanan yang butuh untuk di adopsi dari pada mereka, dari pelihara satu kucing ras dengan biaya perawatan yang mahal gue lebih milih ngurusin kucing jalanan yang biayanya bisa gue tanggung sendiri." Jelas Nando membuat Dara tersentuh mendengarnya. Selepas dari petshop, mereka menyempatkan untuk makan batagor langganan mereka. Penjual batagornya sudah hafal betul dengan pesanan mereka sebelum keduanya hendak memesan, tanpa menunggu lama dua porsi batagor telah jadi dan siap untuk mereka santap. " Batagor Kang hasan emang terbaik. " Ucap Dara mengacungkan jempol. Rasanya sudah lama Dara dan Nando tidak pergi mengeksplor jajanan kaki lima, biasanya hampir setiap hari mereka lakukan. Dulu Dara sibuk dengan perasaanya terhadap Haru, tapi sekarang perlahan ia sudah mulai melupakan pria itu dan kembali menjalani hari-harinya bersama Nando. " Benar juga, gue udah nggak mikirin Kak Haru lagi akhir-akhir ini. Tapi bukan berarti semua itu berganti perasaan pada Nando, selama ini sikap Nando memang sangat baik tapi kita nggak lebih dari sekedar sahabat kecil. " Benak Dara sambil mengaduk-aduk batagornya dalam diam. " Lo kenapa.? " Tegur Nando setelah melihat ekspresi sendu Dara. " Nggak kenapa-napa, gue cuma mikir buat beliin Kak Nada batagor juga. " " Oh iya, nyokap bokap lo lagi sibuk ya jadi kalian cuma tinggal berdua.? " " Iya, mereka harus mengurus hotel selama seminggu soalnya ada yang reservasi besar-besaran. " " Ya udah kalo gitu buruan makannya, kasihan kak Nada sendirian di rumah. "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD