Part 3

1785 Words
Ketika sedang asyik memilih pakaian yang akan di pakai untuk pemotretan nanti tiba-tiba saja ponsel Dara berdering menandakan ada pesan yang masuk, mengira itu adalah Haru ia pun langsung menyambar ponselnya dan mengecek isi pesan tersebut. Wajah Dara mendadak berubah setelah melihat pengirim dari pesan itu adalah Nando yang berbunyi. “ Cepat ke taman tempat kita dulu sering bermain.” –Nandoll- “ Tidak biasanya dia ngajak ketemuan, ada apa.?” Ucap Dara di buat penasaran. Tak menunggu waktu lama Dara pun segera menemui Nando di taman yang di katakannya melalaui pesan barusan, mendengar kata taman jadi teringat masa lalu ketika dia dan Nando masih sering bermain di sana. Dulunya mereka sangat akrab bahkan Dara selalu menolong Nando dari gangguan anak-anak nakal setelah akhirnya Nando menjadi pria pemberani yang bahkan memimpin gang di sekolah. Setibanya di taman, Dara dapat melihat sosok Nando yang sedang duduk di ayunan sambil mengayunnya pelan. Dara pun segera duduk di ayunan sebelah Nando dan bertanya soal alasan Nando mengajaknya bertemu di tempat itu. “ Lo beneran suka sama Haru.?” Tanya Nando akhirnya. “ Lo panggil gue kesini Cuma buat nanya itu.?” “ Gue serius lo beneran suka sama dia.?” Dara terdiam sejenak setelah melihat ekspresi Nando yang benar-benar serius menanggapinya, Dara menunduk memikirkan perasaanya yang sesungguhnya terhadap Haru, dan ia ingat hari pertama dimana ia mulai menyukai Haru adalah ketika kelas 1 SMA. Saat itu Haru dengan berani menolong Dara dari para pria yang hampir memelaknya sepulang sekolah, dengan berani Haru melawan ketiga anak-anak nakal itu seorang diri meskipun ia mendapat pukulan yang cukup parah setelahnya, sejak saat itu Dara merasa jatuh hati pada Haru dan menjadikan Haru sebagai cinta pertamanya. “ Gue udah suka sama Kak Haru sejak kita kelas satu SMA, dan sampai saat ini gue masih suka sama dia meskipun gue nggak mau secara egois buat miliki dia.” Jawab Dara lirih. “ Sebaiknya lo berhenti suka sama dia.” Lontar Nando seketika membuat Dara terkejut mendengarnya. “ Kenapa gue harus berhenti suka sama dia, kak Haru kan lagi nggak dekat sama cewek lain bahkan sampai saat ini dia belum pernah pacaran kan.” “ Bukan itu maksud gue, lo pokoknya berhenti suka sama dia Ra.” Sambung Nando dengan penuh penekanan. “ Nggak mau, kenapa juga gue harus dengar ucapan lo.” “ Terserah, jangan salahin gue kalo suatu hari nanti lo sakit hati.” Nando bangkit dari ayunan dan berlalu meninggalkan Dara. “ Dia kenapa sih, tumben banget serius gitu mukanya.” Komentar Dara setelah di tinggal Nando sendirian. *Skip Dara mematutkan diri di depan cermin seraya tersenyum sumringah, kali ini ia mengenakan blus biru muda sesiku dan rok selutut berwarna putih polos. Tak lupa ia menyapukam bedak, blush on, dan eye shadow berwarna nude dan memulaskan lip gloss dengan warna senada di bibirnya. Rambut hitam yang biasanya ia ikat ekor kuda, kini tergerai indah dengan tambahan jepit rambut pita yang tersemat di dekat telinga kanannya. “ Dara, kamu memang cantik, hari ini kamu harus buat kak Haru terspesona dengan kecantikan mu.” Ucap Dara pada pantulan dirinya sendiri. Sebelum menjadi ahli dandan saat ini, dulunya Dara sangat tomboy dan tidak mengenal kata feminim dalam kehidupannya. Semua itu berubah begitu ia tertarik dengan cinta, kini koleksi make up nya sudah penuh memenuhi meja rias belum lagi pakaian yang modis yang biasa di pakai anak-anak ABG lainnya, semua itu sudah menjadi kebutuhan Dara untuk menarik perhatian Haru. Sembari menyisir rambut, Dara melirik jam yang terletak di atas nakas. Jam sudah menunjukkan pukul 17:00, Haru memang sengaja mengambil jam sore karena tema pemotretan hari ini harus berlatarkan senja. Setelah semua beres Dara pun segera ke kamar Nada untuk mengajaknya ke lokasi yang telah di kirim Haru sebelumnya, tapi saat Dara hendak memanggil kakaknya ia tiba-tiba mendengar suara tangis dari dalam karena khawatir ia pun langsung masuk tanpa mengetuk pintu. “ Ada apa kak, kenapa kakak nangis.?” Tanya Dara khawatir dan menghampiri Nada yang masih terisak dalam tangisnya. “ Ra, tolong kasih tau Haru kalau hari ini kakak nggak bisa tolongin dia buat jadi model.” “ Kenapa kak.?” “ Bintang marah kalau kakak pergi sama cowok lain selain dia.” Bintang adalah pacar Nada yang saat ini berkuliah di Jogja, meskipun menjalin hubungan LDR keduanya tetap menjaga komitmen dengan baik bahkan hubungan mereka sudah berjalan lima tahun lebih sampai hari ini, meski begitu pacar Nada sangatlah posesif dan cemburuan sehingga sering melarang Nada untuk pergi bersama pria lain. “ Tapi kan Kak Bintang kenal sama Kak Haru, kenapa dia harus marah sih.” “ Pokoknya kamu bilang ke Haru kalau aku minta maaf banget nggak bisa bantu dia.” Balas Nada tak ingin membuat Dara berlama-lama di rumah. Dara yang tidak bisa melakukan apapun hanya bisa mengiyakan permintaan kakaknya, sejujurnya Dara tidak suka dengan hubungan Nada dan Bintang yang jelas-jelas toxic namun Nada sangat mencintai Bintang sehingga hubungan mereka tetap awet meskipun Nada lebih sering tersakiti. *Skip Setibanya Dara di lokasi tempat dia dan Haru janjian, Dara langsung menghampiri pria itu yang sedang sibuk mengatur kameranya. Sadar Dara telah datang haru pun meletakkan kameranya dan terlihat mencari-cari seseorang. “ Loh kok kamu sendiri, Nada mana.?” Tanya Haru penasaran. “ Gue nggak mungkin bilang ke kak Haru kalau kak Nada nggak bisa pergi karena di larang pacarnya.” Bennak Dara bimbang. “ Dia lagi nggak enak badan, maaf ya kak jadi membuat kak Haru kerepotan karena cuma aku yang bisa.” Jawab Dara kemudian. “ Nggak apa-apa lagi, justru kalau kamu sendiri mungkin hasilnya akan jauh lebih bagus, secara kamu sangat cantik hari ini.” GLEK.! Seketika Dara diam membisu saat Haru melontarkan kalimat pujian arusan, ia tak menyangka Haru akan se-frontal itu memujinya cantik. Saat itu juga Dara merasa perutnya merasa seperti ada kupu-kupu yang sedang beterbangan. “ kita tunggu sampai view nya benar-benar bagus yah, aku juga masih ngatur kameranya biar hasilnya jauh lebih bagus.” Lanjut Haru dan membuat Dara mengangguk setuju. Sambil menunggu Haru, diam-diam Dara memperhatikan pria itu sambil tersenyum bahagia. Hari ini merupakan hari dimana ia bisa menghabiskan waktu bersama Haru hanya berdua tanpa siapa pun, melihat Haru dari jarak yang cukup dekat ini semakin membuat Dara gereget sendiri saking bahagianya. “ Oke udah siap, bentar aku mau coba-coba foto kamu yah.” Ujar Haru dan di balas anggukan pelan dari Dara. Dalam hitungan 3 2 1 Haru berhasil mengambil gambar dara, ia pun segera melihat hasilnya dan lansgung takjub begitu melihat hasilnya yang sangat sempurna meskipun ia hanya asal mengambilnya. “ Lihat, sangat cantik kan.” Lagi-lagi Haru berhasil membuat Dara tersipu malu dengan ucapannya. Sore itu juga mereka tetap melangsungkan pemotretan walaupun tanpa kehadiran Nada, sebisa mungkin Dara bergaya semampunya agar Haru merasa puas telah menjadikannya model. Selama pemotretan berlangsung tak henti-hentinya Haru berdecak kagum dengan hasil foto yang di dapatnya dari pose Nada yang sangat menarik, ia benar-benar tak menyesal menjadikan Dara sebagai modelnya kali ini. Setelah pemotretan hari ini selesai, Haru mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Dara dengan mengajaknya makan malam bersama. Tentu saja hal ini tak akan di lewatkan oleh Dara bisa makan berdua bersama pria yang dia sukai. *Skip “ Akhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh.!!!!” Teriak Dara ketika sudah berada di kamarnya. Gadis itu menjatuhkan tubuhnya ke atas tempat tidur sambil berguling-guling kesana kemari dengan perasaan bahagia yang di bendungnya sejak tadi, saking senangnya ia tak sengaja menyenggol lampu tidur jika saja tidak di tangkapnya sebelum benar-benar jatuh ke lantai. Setelah mengembalikan kesadarannya, ia pun mulai duduk sambil menyentuh wajahnya yang hangat dan pastinya sudah sangat merah akibat tersipu malu dengan perlakuan haru hari ini. Dara menyibakkan tirai jendela kamarnya agar dapat melihat kamar Haru yang baru saja menyalah yang itu artinya pemilik kamar sudah berada di sana. “ Aku merasa seperti gadis paling bahagia di dunia ini.” Ucap Dara tak henti-hentinya merasa bahagia. “ Oii.., tugas gue udah di kerjain belum.” Sahut Nando seketika membuat ekspresi wajah dara berubah. Dara membuka jendelanya agar dapat menatap Nando di seberang sana yang entah sudah ada sejak kapan dara tak peduli, karena Nando sudah tau soal perasaanya kepada haru sehingga tak ada yang perlu di tutupi lagi oleh Dara. “ Gue itu rajin nggak kayo lo yang kerjaanya Cuma main game doang.” Semprot Dara sambil menjulurkan lidahnya. “ Bagus dong kalo gitu.” Jawab Nando sambil tersenyum nakal. “ Maksud lo.?” “ Kan lo bilang barusan kalo lo itu rajin, jadi jangan banyak ngeluh kalau harus ngerjain tugas gue juga.” Sambung Nando membuat ekspresi Dara berubah sebal. Dara menutup jendela dan tirai kamarnya, mood yang sebelumnya baik-baik saja mendadak rusak hanya karena ia bicara dengan Nando yang super duper nyebelin. *Skip Hari senin biasanya menjadi hari terburuk siswa sekolah, hal itu di karenakan hari senin identik dengan upacara bendera, sweeping barang bawaan sekolah, dan mata pelajaran yang menyebalkan berada di hari senin. Namun bagi Dara dan Nando, hari senin merupakan hari paling terbaik di kehidupan mereka, penyebabnya adalah karena kue sus yang di jual di kantin sekolah hanya pada hari senin. Kue sus yang di jual di kantin setiap hari senin merupakan kue yang paling laris sehingga cepat habis hanya dalam waktu singkat, penikmatnya pun bukan hanya Dara dan Nando saja tapi hampir semua murid juga menyukainya. Mereka bahkan protes pada mbak penjaga kantin untuk menjualnya setiap hari tapi karena kue sus ini di buat di luar kota dan memerlukan waktu untuk pemesanan hingga proses kirim makanya hanya di jual di waktu tertentu saja. Dua menit setelah kelas berakhir, Dara dan Nando sudah lomba lari menuju kantin untuk mendapatkan kue sus tersebut. Keduanya saling bersaing dengan membuat salah satu di antara mereka lambat tiba di sana, dimulai dengan Dara yang menarik seragam Nando untuk memperlambat larinya. Tak mau kalah Nando pun ikut menarik rambut Dara yang di ikat satu sehingga berhasil membuat Dara meringis dan memperlambat langkahnya. Setibanya di pintu kantin mereka berhenti sejenak dan saling adu mulut seperti biasa, mereka tak sadar kalau aksi mereka itu akan membuat mereka kehilangan kesempatan untuk segera mendapat jatah kue sus. Pemandangan seperti ini sudah bukan hal baru lagi bagi mereka yang berada di kantin, tak ada yang merelai mereka bahkan beberapa ada yang merekam untuk di jadikan insta story. “ Hey sudah bertengkarnya, kue nya sisa satu loh.” Seru salah seorang murid yang membuat keduanya terdiam dan langsung menoleh ke arah rak tempat kue sus itu berada. “ Gue duluan.” “ Nggak gue, duluaaan.” Dan pada akhirnya mereka berdua tak berhasil mendapatkan kue sus terakhir itu, salah seorang teman kelas mereka mengambilnya sebelum mereka sampai dan langsung memakannya di depan mereka sambil memasang senyum kemenangan. “ Riaaaaaan.!!!” Teriak mereka kompak dengan ekspresi putus asa seakan mereka akan mati hari itu juga tanpa mencicipi kue sus terenak seantero jagat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD