kisah om yasa 1

1197 Words
om yasa pov setiap hari minggu aku libur bekerja, aku selalu menikmati hari ini dengan berjalan jalan mengelilingi pemukiman di sekitar rumah ku. saat aku sedang berjalan ku lihat gadis kecil yang begitu manis dan sangat ceria sedang bercanda dengan temannya. entah kenapa timbul perasaan aneh dalam hatiku yang tak pernah ku rasakan sebelumnya. saat bertemu asih pun tak ada perasaan seperti ini. rasa ingin memiliki seutuhnya gadis kecil yang sangat cantik dan ceria semakin besar kurasakan. jika aku tak melihatnya sepulang bekerja, perasaanku tak pernah tenang seperti rasa kawatir tidak bisa bertemu lagi. sampai aku tak bisa tidur memikirkannya. dan jika aku bisa melihatnya walau jarak jauh walau dia tidak melihat ku, perasaan ku terasa bahagia dan malam ku terasa tenang. 'siapa gadis itu?ada apa dengan gadis itu?, kenapa aku seperti ini, padahal aku sudah memiliki istri?' pertanyaan itu selalu hadir dalam benak ku padahal aku pun tak tau siapa namanya. dan perasaan itu semakin hari semakin bertambah. apakah ini yang namanya cinta? atau rasa kagum saja?. akhirnya ku yakini ini cinta. ya cinta datang tak mengenal waktu dan usia, walau usia ku terpaut jauh dengannya tak bisa menyurutkan perasaan ini terhadapnya. setelah beberapa bulan aku memendam perasaan ini, berharap rasa itu akan hilang dari pikiran dan hatiku karna aku tak mau menyakiti asih dan dirinya. justru rasa itu semakin besar dan terus bertambah. kadang aku cemburu kala dia bercanda dengan teman laki-laki. perasaanku langsung marah, ingin sekali ku layangkan pukulan ku pada teman laki-laki itu. tapi aku urungkan niat itu dan memendam rasa kesal di d**a. akhirnya setelah enam bulan menahan perasaan ini yang semakin besar. ku beranikan menemui temannya yang bernama putra. saat aku pulang kerja kulihat putra sedang berjalan ke arah ku. setelah kami semakin dekat dan saat dia tepat berada di depan ku, aku langsung memanggilnya. "putra ya? boleh saya ngomong sebentar?" "iya saya putra, ada apa ya?" "ada sesuatu yang saya mau tanyakan, bisa kita bicara di warung bubur di depan?" "oh boleh, mau nanya apa ya?" "nanti aja kita ngomongnya kalau sudah sampai sana." " oh oke." kami pun berjalan menuju warung bubur yang jaraknya tak jauh dari tempat kami bertemu. setelah kami sampai di warung lalu kami duduk. "puta mau pesan apa?" tanya ku padanya "eh gak usah om. " jawabnya dengan nada tidak enak. "gak apa-apa, pesan aja. saya yang bayar." tawar ku "ya udh terserah om aja." jawabnya pasrah ku sebutkan pesanan kami pada pemilik warung, lalu ku mulai pembicaraan dengannya. "teman putra yang rumahnya dekat kontrakan saya siapa namanya? "ooh itu...ani namanya, kenapa om?" "ooh namanya ani, enggak apa-apa. kelihatannya orangnya baik ya, manis lagi." "iya ani orangnya emang baik, sama siapa aja dia baik. tapi kalau sama saya gak pernah baik. kalau dia udah marah tenaganya kaya samson." jawab putra sambil tertawa "oh gitu... sekarang dia sekolah dimana? kok setiap hari minggu saya gak pernah lihat dia kalau siang?" "ani kerja di stand mie di tempat wisata, dari pagi jam setengah delapan dia udah jalan. pulang kerja sampai rumah bisa setengah enam." 'oh ternyata dia kerja part time, gadis mandiri.' ucap ku dalam hati. "terus sekolahnya dimana?" "oh sekolahnya bareng sama saya di SMA BAKTI." "oh pantes deket sama kamu, karna setiap hari ketemu di rumah dan di sekolah." ucap ku, ada rasa cemburu menyelinap di hati tapi aku coba hilangkan agar aku bisa mengorek informasi lagi dari putra. "iya di rumah ketemu dia, di sekolah juga ketemu lagi sampe bosen. he. he. he." "ani udah punya pacar?" "mana ada yang mau sama cewek galak kaya dia. colek dikit tangannya yang bicara, bukan mulutnya lagi." kami lanjutkan makan sambil terus bertanya tentang ani sampai selesai makan dan membayar, kami pun segera pulang bersama. dan tak lupa ku ucapkan terimakasih padanya. alhamdulillah,ternyata mengetahui kenyataan tentang ani membuat hatiku senang bukan main. dia gadis yang cantik, ceria, humoris, mandiri dan belum punya pacar. senangnya hati ini mendengar semua tentang dia dari putra. rasa ini makin tumbuh semakin besar walau dia belum mengenal ku. dua hari berlalu sejak mengetahui semuanya, ku beranikan diri menulis surat untuknya. ku tuangkan perasaanku padanya dalam surat ini, ku harap dia mau menerima ku dengan keadaan ku. setelah selesai ku berikan surat ini pada putra untuk di berikan pada ani, aku tak bisa memberikannya langsung, karna dia belum mengenal ku. ku tunggu surat balasan darinya, satu hari, dua hari, tiga hari belum juga datang. aku datangi rumah putra untuk menanyakannya. "putra surat saya sudah kamu sampaikan ke ani?" tanya ku langsung tanpa basa basi. "udah kok om." jawabnya singkat. "kok gak di balas?" tanya ku penasaran. "gak tau deh, emang kenapa om?" tanya putra "enggak apa-apa, besok tolong bilang ke ani surat saya tolong di balas ya." ucap ku ada sedikit kecewa. "oh iya om, besok saya bilangin ke ani." "makasih ya put. saya pamit." setelah pamit aku pun langsung membalikkan badan ku dan berjalan pulang dengan perasaan sedikit kecewa. 'apa dia tidak mau menerima ku yang sudah beristri?' tanya ku dalam hati. akhirnya aku hanya pasrah dan berharap ani mau membalas surat ku dan mau menerimaku dengan keadaan ku saat ini. akhirnya sesuatu yang aku tunggu datang juga. surat balasan dari ani. ku pegang dengan erat surat ini dan saat ku buka, alangkah terkejutnya hati ini melihat surat bertuliskan tinta merah. sedikit rasa takut dan akhirnya k*****a dalam diam. alangkah bahagianya hatiku ketika selesai membaca surat itu, walaupun memakai tinta merah tetapi ani mau menerima ku. ingin rasanya ku berteriak karna tak sanggup menahan rasa bahagia di hati. kalau untuk menangis aku tak bisa melakukannya, walaupun itu tangisan bahagia. aku sendiri pun tak tahu mengapa. yang terpenting saat ini aku sangat bahagia. karna aku sedang bahagia langkah kakiku menuju tempat ku bekerja dengan senang hati. karna jawaban dari ani yang mau menerima ku, aku pun ingin memberikan sebuah hadiah tanda bahwa aku sangat senang atas jawabannya. ku ingin dia pun ikut merasakan kebahagiaan ku. ku keputusan untuk membelinya sepulang kerja. dan di sinilah aku, di depan sebuah toko mas yang sering ku lihat setiap pulang sekolah. kulihat beberapa kalung yang sangat indah. yah aku ingin memberikan sebuah kalung yang indah untuknya. akhirnya ku jatuhkan pilihan ku pada sebuah kalung cantik dengan hiasan bunga di bagian depan yang menjuntai hingga bagian d**a. karna hatiku sedang berbunga-bunga ku putuskan untuk milih hiasan bunga. walaupun agak besar tapi ku putuskan dengan membelinya. dan aku pun segera membayar dan menyimpannya di saku ku dan segera pulang, tapi ku urungkan. karna aku harus bertemu putra agar dia mau menyampaikan hadiah ku untuk ani. aku tau dia akan kerja besok, dan ku ingin dia memakainya ke tempat kerja. setelah mengantarkan hadiah itu aku pun langsung pulang kerumah ku. setelah sampai rumah dan membersihkan diri ku dekati istriku. "pah besok mama kerja ya?" ucap istriku meminta ijin ku. "kerja dimana?" "di toko souvenir tempat wisata, kerja bareng teteh." "boleh, nanti papa antar jemput kamu. jam berapa?" "jam setengah delapan jalan dari rumah, sampai jam lima." jawabnya lagi. "oke." aku tersenyum padanya sambil berfikir, kalau istri ku bekerja di tempat wisata aku bisa mencari tau dimana stand ani bekerja. wah senangnya aku hari ini, bisa membelikan ani hadiah dan dapat kabar baik dari istriku. tak sabar menunggu hari esok.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD