minggu ini aku mengantarkan istri ku bekerja sampai ke tokonya. tapi aku tak melihat ani disana. 'apa dia sakit?' tanya ku dalam hati.aku tak berani menanyakan pada siapapun takut orang lain curiga padaku. akhirnya ku putuskan untuk segera pulang dan menanyakan pada putra, kenapa ani tidak bekerja.
belum sampai rumah, ada seorang ibu dan anak lelakinya memberhentikan motor ku.
"om yasa ya?"
"iya..kenapa ya?"
"saya ibunya ani, bisa kita ngobrol sebentar?"
"bisa bu, mau ngomong apa ya?"
"jangan disini. om ikuti saya, kita cari tempat yang enak untuk ngobrol."
aku menganguk dan mulai mengikuti motor yang di naiki ibunya ani bersama anaknya. ya ku pikir itu adalah kakak ani yang nomer dua. sampai kami di rumah makan cepat saji, sebelum bicara aku pesan kan tiga porsi nasi dan ayam serta minumnya.
kami pun duduk berhadapan.
"om yasa suka sama anak saya?"
"iya bu, saya suka sama anak ibu."
"mau serius apa mau main-main aja?"
"kalau ibu merestui dan aninya mau, saya serius."
"kalau mau restu, saya punya syarat."
"apa bu?"
"kamu harus membiayai sekolah ani sampai selesai dan memberikan uang masak ke ibu selama ani masih tinggal di rumah. kalau mau di nikahin dalam waktu dekat gak apa-apa, kalian nikah aja tapi gak ada pesta karna ani masih sekolah. dan nikahnya kamu datang ke rumah penghulu aja jangan di rumah, dan setelah nikah ani harus tetap di rumah biar gak banyak orang yang tau.
"saya setuju untuk membiayai sekolah ani sampai selesai dan memberi uang masak untuk ibu. tapi kalau untuk nikah saya harus bilang dulu sama istri saya, biar gak ada salah paham antara istri saya dan ani." ucap ku dengan perasaan senang. bagai kejatuhan bulan di siang hari, tiba-tiba ibu dan kakak laki-laki ani merestui hubungan ku. bahkan memperbolehkan aku untuk menikahinya tanpa memikirkan status ku yang sudah mempunyai istri.
setelah obrolan kami selesai kami pun pergi dari tempat ini. segera ku lajukan motor ku ke rumah putra dengan cepat, karna hatiku sangat bahagia. sampai di rumahnya aku langsung mencari putra, ternyata dia ada di kamarnya. aku duduk di bangku belajarnya yang ada di balik pintu, lalu aku langsung minta tolong padanya untuk memanggil ani kesini, karna aku ingin bicara padanya. segera dia pergi untuk memanggil ani, dan tak lama dia kembali dan mengatakan sebentar lagi ani kesini. aku menunggu dengan tidak sabar walau pun hanya sebentar.
tiba-tiba ada yang membuka pintu kamar putra, dan ternyata itu ani. dia berjalan dengan lemas menuju kasur putra dengan langkah gontai sambil bicara pada putra. 'apa dia sakit?' fikir ku. lalu putra memberi tahu jika aku ingin menemuinya dan berbicara padanya sambil melirik ke arah ku. dia pun mengikuti arah pandangan putra dan dengan gerakan cepat tiba-tiba dia langsung bangun dan duduk sambil menghadap ku. aku pun tersenyum menahan tawa karna meliat keterkejutannya.
ku sampaikan padanya bahwa aku ingin mengajaknya jalan dan ingin menyampaikan apa yang baru saja terjadi. pertemuan ku dan ibunya serta kakak laki-laki nya. dia pun makin terkejut saat aku menyampaikan itu. aku tau dia sangat marah, kecewa, sedih dan takut. yah aku menangkap rasa itu dari caranya berbicara. tapi aku meyakinkannya bahwa semua akan baik-baik saja dan tidak ada yang terluka. ya aku harap asih mau mengerti dan menerima ani untuk hidup bersama dan menjadi istri kedua ku.
setelah ku melihat ani lebih tenang, aku pun pamit untuk menjemput asih di tempat kerja. setelah sampai di tempat kerja asih aku melihatnya sudah menunggu ku. aku pun melambaikan tangan ku dan dia pun segera menghampiriku. kami pulang dengan sedikit perbincangan ringan dan tak ingin membahasnya di jalan. ya aku sengaja akan berbicara di rumah, jika ada salah paham dan terjadi keributan orang lain tak ada yang tau kecuali aku dan asih.
setelah dia membersihkan diri dan kami makan malam, kami pun duduk sambil menonton tv. sambil menyampaikan niat ku.
"mama, aku boleh minta sesuatu gak?"
"minta apa?"
"tapi papa minta mama mengerti dengan keinginan papa, dan mau menerimanya dengan ikhlas."
"apa?"
"papa menyukai seseorang dan ingin menikahinya, apa mama setuju?" harap-harap cemas aku menunggu reaksi marah atau yang lain.
"sama siapa?"
"sama ani, anak belakang rumah kita."
"boleh."
"mama mengizinkan papa, sayang?"
"iya, kalau sama ani mama izinkan, tapi kalau sama yang lain enggak."
jawaban istriku sungguh di luar dugaan. dia mengizinkan ku tanpa menuntut apapun dari ku. langsung ku raih tubuhnya dan memeluknya erat dan memberinya hujan ciuman yang mewakilkan ucapan terimakasih ku padanya. aku tak ingin mengetahui alasan dia mau menerima ani sebagai madunya. karna dia pasti sudah tau siapa ani.
aku pun berbincang santai dengan asih sampai terbersit dalam fikitan ku untuk mengajaknya pergi bersama sepulang kerja besok.
"sayang, mau gak besok pulang kerja kita jalan-jalan?. tapi mama ajak asih sekalian kita ajak jalan dia. gimana?
"emang mau jalan kemana?"
"ke pusat pertokoan aja, sekalian makan malam. mau kan?"
"boleh, berarti besok mama gak usah masak ya, kita kan mau makan di luar."
"iya, mama gak usah masak. tapi jangan lupa ajak ani ya."
"iya, nanti mama ajak ani. pasti dia mau kalau mama yang ajak."
"oke, besok kita langsung ketemu di sana aja ya. biar gak kelamaan kalau aku harus pulang dulu."
"boleh, tapi nanti kita ketemuannya dimana? mama kan gak tau papa sampai disana jam berapa?"
"ya tunggu aja di tempat bubur ayam depan pertokoan, papa usahakan jam setengah tujuh udah sampai sana. kalau mama berangkat dari rumah masih sore, lihat-lihat di pertokoan aja dulu."
"oke pokoknya jam setengah tujuh mama udh di kedai bubur nunggu kamu di sana."
"sip, makasih sayang."
satu lagi kebahagiaan ku. istri ku mau menerima rencana ku mengajak ani jalan-jalan, malam ini aku bisa tidur dengan nyenyak sepertinya. dan tak sabar menunggu esok tiba. semua rencana untuk mengajaknya jalan mulai ku susun dalam benak ku. aku ingin membahagiakan dua gadis ku yang sangat ku sayangi, tanpa membedakan yang satu dengan yang lain.
ya karna izin dari asih sudah ku dapat. aku tak mau membedakan mereka dan tidak perlu sembunyi-sembunyi di belakang asih, karna asih sudah mau menerima ani.
terimakasih tuhan telah mengirimkan istri dan calon istri yang baik padaku. ku panjatkan doa dalam sujud ku malam ini agar jalan ku selalu dalam ridhonya.