Perempuan berwajah oval itu pun menunduk ke bawah. Mulutnya ternganga saat kancing jas Refal bertautan dengan gaunnya. Dia pun refleks menutup kedua bola matanya sebab terlalu panik dengan keadaannya yang selalu berdekatan dengan lelaki dingin itu. “Pak, saya gak mau tahu pokoknya itu kancing harus lepas ya!” Kedua tangan Anissa mengibaskan, dia sangat gugup dengan posisinya yang terpentok di dinding. Posisi mereka memang seperti tampak suami istri yang hendak saling melepas baju setelah akad di depan sebuah cermin. Namun, sayangnya itu hanyalah ilusi semata pertengkaran calon pengantin menuju akad nikahnya. “Saya juga maunya lepas! Sekarang, kamu diam biar saya lepaskan kancing jas saya.” Refal berusaha kuat untuk melepas kancing itu dari dalam mute itu, akan tetapi dia pun takut jika