“Saya mau, Pak Refal menandatangani surat perjanjian ini.” Anissa memberikan bolpoin di atas surat perjanjian itu. Tangan lelaki itu pun mengambil terlebih dahulu, kedua bola matanya aktif membaca tulisan dari atas ke bawah hanya hitungan detik. Jemarinya aktif membuka halaman selanjutnya yang isinya full perjanjian pernikahan dengannya. “Licik sekali caramu,” keluh Refal. Lelaki berwajah dingin itu kurang menyetujui syarat yang begitu banyak lebih dari syarat kontrak kerja dia sendiri. Isinya hendak mendekati sepuluh lembar. Anissa sengaja memberikan syarat yang banyak dan ada sedikit beberapa yang berat, agar Refal tidak mempermainkan dirinya sama seperti Aris. Anissa menyunggingkan bibir. “Ini belum sebanding dengan cara Pak Refal yang mengkambing hitamkan saya. Jadi, saya anggap k