Lelaki berwajah dingin itu pun meraih tangan Anissa, lalu seakan-akan dia menyembunyikan tubuh Anissa di belakang tubuhnya. Rasanya, Refal tidak rela seorang lelaki paruh baya yang baru menemui partner kerjanya harus berjabat tangan lebih dahulu dari pada dirinya. “Pak, apa-apaan sih? Dia mau jabat tangan aja,” gumam Anissa. Dia merasa tidak enak dengan client-nya. Lelaki paruh baya itu pun terkekeh melihat tingkah lakunya Refal, seperti anak kecil yang tidak boleh menyentuh ibunya secara langsung. “Pak Refal, saya kan hanya ingin berkenalan dengan sekretaris baru Anda. Apakah, niat saya salah?” sahutnya dengan santai. Respons Refal justru lebih menatap tajam. “Salah! Yang mengajak kerja sama Anda itu saya, bukan dia! Jadi, yang seharusnya berjabat tangan dengan Anda lebih dahulu itu