Refal menekan tangannya kembali dengan gemas. “Aduh, sakit, Mas! Ngapain dipencet-pencet sih.” Anissa meringis kesakitan. “Tuh, kamu aja kesakitan. Ini pasti bukan terkilir aja, pantesan kamu gak bisa berdiri tegak. Seluruh kakimu itu ikut nyeri,” ujar Refal. “Masa sih? Kamu gak modus kan?” tuduh Anissa. Dengan gemas Refal menekan kembali dengan pelan. “Mas, Mas … sakit,” keluhnya kembali. “Orang kamu aja kesakitan begitu. Segala nuduh aku modus,” elak Refal. Anissa pun mengelus bagian atas lututnya. “Ya maaf, perasaan tadi di sini gak sakit deh.” “Jangan main pakai perasaan! Hati perempuan itu gak mau salah, makanya yang benar itu seakan salah,” sergah Refal. “Sudah, kamu tiduran lagi aja biar aku lanjutin.” “Tapi, kamu gak ada niatan jahat sama aku kan, Mas?” Anissa menatap Ref