Lelaki itu pun gelisah saat tubuhnya akhir-akhir ini mudah bereaksi hal yang tidak mungkin diperlihatkan di depan umum seperti tadi. Dia menjambak rambutnya dengan kesal sambil menggigit giginya. “Pak, kalau sering begitu tandanya Pak Refal harus segera menikah,” celetuk karyawan kebanggan Refal yang bernama Ardy. “Diam kamu, Ardy!” bentak Refal. Pemuda itu pun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. “Kata Bapak saya yang di kampung sih begitu, Pak.” “Itu, bapakmu saja yang kuno! Lelaki merasakan hal itu wajar! Yang gak wajar itu ….” Refal tidak melanjutkan ucapannya yang pasti akan menyudutkan diri sendiri. Pemuda itu pun mengangkat kedua alisnya, dia mensejajarkan tempatnya berdiri. “Yang gak wajar apa, Pak?” Refal melayangkan tangannya. “Ah, sudah! Kau ini kan sudah dewasa, masa sa