"Yakin tidak mau bermain?" "Tidak Sein, Om sibuk. Pekerjaan Om sangat banyak." Anton tidak akan membiarkan Sein melancarkan apapun rencana yang pasti sudah tersusun rapih dalam otak cantik perempuan di hadapannya ini, karena jika sampai hal itu terjadi, maka ia sendiri yang akan dirugikan. "Ah, sepertinya mengajak Sein ke kantor hari ini adalah pilihan salah. Apalagi Sein masih terus menggodanya." Dalam hati, tak henti-hentinya Anton menyesali pilihannya karena mengajak Sein ikut serta bersamanya ke kantor. Anton terus mengumpat dan umpatan itu hanya bisa Anton lontarkan dalam hati, karena Sein pasti marah kalau mendengarnya mengumpat, meskipun umpatan itu bukan di tunjukan pada Sein melainkan pada dirinya sendiri yang lemah. "Kenapa? Om takut ya?" Sein ingin sekali ter