41 - Marah - √

2035 Words

  Rahang Anton mengeras saat melihat dengan siapa Sein sedang berbicara, terlebih tadi ia sempat melihat si pria mencium punggung tangan Sein dan berniat untuk menggandeng Sein.   Kalau saja sekarang ini ia bukan berada di tempat pesta, pasti ia sudah melayangkan bogemannya pada wajah pria itu.    Anton mempercepat langkahnya dengan kedua tangan yang mengepal erat. Aura yang Anton pancarkan sangat menyeramkan, dan kilat amarah yang tampak jelas di kedua matanya.   Anton jelas tahu siapa pria yang saat ini sedang berbicara dengan Sein. Pria yang pernah berkunjung mendatangi rumah orang tuanya, lebih tepatnya meminta ijin pada Ahmad untuk melamar dan meminang Sein.   Anton akui, pria itu adalah pria yang sangat sempurna dari segala sisi. Seorang Dosen yang mempunyai reputasi sangat baik,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD