Episode 6 Bab 35

1607 Words
Aileen mengernyitkan dahinya ketika dia melihat Aruna mendatangi kamarnya di pagi buta. Aileen baru saja selesai mandi dan berganti pakaian, tapi begitu dia kembali ke kamarnya, Aruna sudah duduk dengan manis di depan meja riasnya. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Sepertinya Aruna tidak mungkin datang ke sini tanpa alasan yang jelas. “Apakah ada sesuatu yang penting sehingga Kakak datang ke kamarku sepagi ini?” Tanya Aileen sambil tersenyum. Tidak, Aruna tidak datang karena ada hal penting yang ingin dia bicarakan. Aruna datang untuk mengancam Aileen, dia pasti merasa khawatir jika Aileen menyampaikan kebenaran mengenai kejadian kemarin kepada orang tuanya. “Tampaknya kamu sangat suka bermain-main denganku. Baiklah, ayo kita mulai permainan yang lebih menyenangkan..” Kata Aruna sambil bangkit berdiri. Aileen memundurkan langkahnya ketika Aruna mendekati dirinya. Jujur saja Aileen masih merasa trauma dengan kejadian kemarin. “Apakah kamu takut kepadaku?” Tanya Aruna sambil tersenyum mengejek. Aileen menarik napasnya lalu menatap Aruna dengan pandangan ramah. Sebisa mungkin Aileen berusaha untuk tetap tenang. Aileen tersenyum lalu menganggukkan kepalanya dengan pelan. “Iya, aku memang masih sedikit takut dengan Kakak. Bagaimana aku tidak takut ketika aku berhadapan dengan seseorang yang mendorongku hingga aku nyaris jatuh ke jurang?” Tanya Aileen sambil menatap Aruna. Aruna terlihat kesal ketika dia mendengar jawaban yang Aileen berikan. Perempuan itu mendesis dan mengumpat dengan pelan. “Aku tidak mau bermain-main dengan—” “Bukankah tadi Kakak mengatakan kalau kita akan memulai permainan baru yang lebih menyenangkan? Kakak baru mengatakannya, apakah Kakak sudah lupa?” Tanya Aileen sambil mengedipkan matanya beberapa kali. Aileen tahu kalau sekarang dia sedang membuat Kakaknya kesal, tapi Aileen tidak peduli. Apa yang Aruna lakukan adalah hal yang tidak pernah terlintas di kepala Aileen sebelumnya. Iya, selama ini hubungan mereka memang tidak baik. Tapi seburuk apa hubungan mereka hingga membuat Aruna berani mendorong Aileen dari pembatas jembatan? Mereka adalah saudara, bukan musuh yang sedang saling menyerang. Dalam persaudaraan, perselisihan dan perdebatan adalah hal yang wajar terjadi. Tapi menyerang dari belakang adalah hal yang tidak pantas untuk dilakukan. Aileen sedang berjalan di depan Aruna, tapi kakaknya itu berusaha mendorongnya dari belakang. “Berani sekali kamu kepadaku? Kamu pikir siapa dirimu?” Tanya Aruna sambil menatap Aileen dengan pandangan merendahkan. “Apakah Kakak lupa kalau namaku adalah Aileen Benedict? Aku adikmu, Kak. Adik yang berusaha kamu bunuh dengan tanganmu sendiri..” Kata Aileen dengan santai. “Apa-apaan kamu Aileen? Apakah kamu ingin semua orang rumah tahu kalau kemarin kamu bertemu dengan orang tanpa kasta itu? Eros. Namanya Eros, bukan?” Aileen menganggukkan kepalanya dengan tenang. Aruna memang bisa mengancam Aileen, tapi Aileen juga bisa melakukan hal yang sama. Aileen ingin tahu siapa yang akhirnya akan kalah dalam permainan ini. “Iya, namanya Eros. Dia orang tanpa kasta yang cukup dekat denganku. Bisa dibilang, kami adalah teman..” Kata Aileen sambil tersenyum. “Bagaimana jika aku mengatakan fakta ini kepada Papa? Mungkin kamu akan diberi hukuman yang berat. Jadi jangan main-main denganku!” Kata Aruna dengan suara yang lebih tinggi. Aileen kembali menganggukkan kepalanya. Bagaimana mungkin Aruna berpikir jika Aileen akan diam saja ketika perempuan itu berusaha untuk mengancam dirinya? Ah, Aruna memang sangat menyebalkan. “Adeline melihat sendiri bagaimana tanganmu mendorongku. Dia juga melihat ketika kamu berlari ketakutan karena melihatku diselamatkan. Kira-kira apa yang akan terjadi jika aku mengatakan ini kepada Papa?” Tanya Aileen sambil menatap Aruna dengan senyuman mengejek. “Apakah kamu mencoba mengancamku?” Tanya Aruna. “Tidak, aku hanya sedang mengatakan rencana apa yang ingin aku lakukan pagi ini. Mungkin akan sangat menyenangkan jika aku menceritakan—” “Hentikan omong kosong ini! Kamu merusak pagiku!” Kata Aruna sambil berjalan meninggalkan kamar Aileen. Aileen mengendikkan bahunya dengan santai. Memangnya siapa yang datang ke sini dan memulai pembicaraan ini? Aruna memang tidak sadar diri. Bagaimana bisa ayah dan ibunya memiliki anak seperti dia? Aileen tidak habis pikir dengan kelakuan kakaknya itu. *** “Apa rencanamu hari ini?” Tanya Adeline saat mereka berdua sedang berada di dalam mobil terbang milik Aileen. Aileen menatap adiknya sejenak lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sebenarnya, hari ini Aileen sangat ingin menemui Eros dan Ethan. Aileen ingin memastikan jika mereka berdua pulang dengan selamat. Tapi Aileen tidak berani melakukan menemui mereka berdua. Aileen takut kalau ayahnya mengetahui apa yang dia lakukan. “Aileen, apakah kamu benar-benar mencintai Eros?” Tanya Adeline sambil mengguncang bahu Aileen. Aileen mengendikkan bahunya. Dia bahkan masih tidak tahu bagaimana rasanya mencintai. Selama ini Aileen hanya merasa nyaman senang ketika berbicara dengan Eros. Pelukan pemuda itu terasa menenangkan. Senyuman dan tatapan mata Eros memberikan kedamaian di dalam hati Aileen. Aileen suka mendengarkan suara Eros, begitu juga dengan melihatnya tertawa. Aileen tidak mengerti kenapa dia bisa merasakan hal seperti ini. “Katakan padaku, bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan Eros?” Tanya Adeline. Aileen menatap adiknya sambil mengernyitkan dahi. Apa yang sebenarnya ingin diketahui oleh Adeline? “Jangan menggangguku, Adeline. Aku tidak ingin berbicara apapun mengenai Eros” Kata Aileen sambil menggeser tubuhnya untuk menjauhi Adeline. Aileen memandang ke arah jendela mobilnya, melihat awan yang tampak cerah pagi ini. Matahari bersinar dan membuat jalan-jalan kota terasa lebih hangat. Aileen suka suasana di pagi hari. Terasa begitu menenangkan. “Aileen, katakan kepadaku.. bagaimana perasaanmu ketika bertemu dengan Eros? Kamu tidak pernah jatuh cinta, bukan? Aku rasa aku harus membantumu untuk mengenali perasaanmu sendiri” Kata Adeline. Aileen memutar bola matanya dengan kesal. Adeline memang sangat menyebalkan. Kenapa dia terus mengganggu Aileen dengan pertanyaan yang tidak masuk akal seperti itu? Pagi ini Aruna datang ke kamarnya dan membuat Aileen merasa kesal. Aruna sudah merusak harinya, Aileen tidak ingin Adeline melakukan hal yang sama. Setiap kali Aileen mengingat sesuatu yang berhubungan dengan Eros, maka Aileen akan merasa sedih. Aileen ingin bertemu dengan pria itu.. Seandainya saja tidak ada larangan yang diberikan oleh ayahnya, pasti setiap hari Aileen akan menghabiskan waktunya di pemukiman orang tanpa kasta. Di sana terasa sangat menyenangkan. Aileen bisa tertawa dan bermain bersama dengan anak-anak kecil. Suasana di pemukiman terasa jauh lebih hidup dibandingkan di tengah kota dimana anak-anak kecil sudah sibuk dengan kecanggihan teknologi tanpa sempat meluangkan waktu untuk bermain dengan teman sebayanya. “Aku merasa tenang. Dia orang yang membuatku merasa aman hanya dengan sebuah pelukan singkat.. Aku ingin melihatnya ketika mataku terbuka, tapi sebenarnya aku selalu melihatnya saat mataku tertutup. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa merasa seperti ini, tapi memang beginilah kenyataannya..” Kata Aileen dengan pelan. Pikiran Aileen melayang jauh. Dia masih mengingat kali pertama pertemuannya dengan Eros. Aileen juga masih mengingat kejadian di gedung pesta yang diadakah oleh para petinggi negara. Aileen ingat ketika dia berada di rumah sakit dan makan bersama Eros. Aileen ingat bagaimana perasaannya saat Eros memeluknya untuk yang pertama kali. Iya, Aileen masih mengingat segalanya. Setiap matanya tertutup, satu-satunya hal yang membuatnya merasa aman adalah ingatannya mengenai pelukan yang diberikan oleh Eros. Setelah kejadian buruk yang menimpanya kemarin siang, seharusnya Aileen tidak bisa tidur dan makan dengan tenang. Seseorang yang hampir mati karena didorong dengan sengaja tidak mungkin bisa menatap pelakunya dengan tenang. Tapi Aileen mampu melakukan semua itu. Setiap kali Aileen merasa takut, dia kembali mengingat pelukan Eros.. lalu begitu matanya terbuka, Aileen kembali merasa tenang. “Aku tidak percaya jika kamu benar-benar jatuh cinta dengan pemuda itu. Apa yang kamu lihat darinya, Aileen?” Tanya Adeline dengan tatapan gusar. Apa yang Aileen lihat dari Eros? Apa? Memangnya apa yang harus dilihat ketika seseorang sedang jatuh cinta? Status dan kekuasaannya? Kasta dan kekayaannya? Aileen menarik napasnya dengan pelan. Bagaimana caranya menjelaskan kepada Adeline jika sekarang Aileen sendiri juga masih bingung dengan perasaannya? “Adeline, memangnya apa yang kamu lihat dari kekasihmu?” Tanya Aileen dengan pelan. “Dia seorang anak Elysium. Usianya sebaya denganku, tapi dia sudah memiliki saham pribadi di perusahaan ayahnya sendiri. Saham itu dia beli dengan uangnya sendiri. Selain itu dia juga sangat tampan dan juga baik hati. Tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta dengannya..” Kata Adeline sambil tersenyum. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Kekasih Adeline bukan pemuda yang sembarangan. Dia berkualitas dan juga memiliki kekuasaan yang sejajar dengan keluarga Aileen. Adeline sangat beruntung karena dia memiliki kekasih yang pastinya tidak akan membuat Adeline berada di keadaan yang sulit. Sangat berbeda dengan Eros. Pemuda itu tidak memiliki kasta, dia memiliki kekayaan ataupun kekuasaan. Eros hanyalah pemuda biasa yang tidak memiliki pendidikan tinggi. Hidupnya serba kekurangan dan dia dibesarkan di dunia yang penuh kesengsaraan. Eros terbiasa mencuri jika dia tidak memiliki pilihan untuk bertahan hidup. Eros biasanya akan masuk ke kota melewati gorong-gorong pembuangan air. Eros hidup di rumah yang kumuh dan sederhana. Jika badai datang, rumah itu akan rubuh. Jika matahari bersinar terik, rumah itu akan terasa seperti terbakar. Eros tidak memiliki alasan apapun untuk bisa disukai oleh seorang putri Elysium seperti Aileen.. tapi.. pemuda itu sangat baik. Aileen bisa melihat ketulusan di dalam tatapan matanya. Aileen merasa jika hari esok akan berjalan dengan baik ketika dia melihat senyuman Eros. Pelukan Eros membuat Aileen merasa aman. Suara pemuda itu memberikan semangat ketika Aileen mulai putus asa. “Sementara Eros, apa yang kamu lihat darinya, Kak? Tidak ada alasan untuk jatuh cinta dengan pemuda itu. Dia memang baik, tapi baik saja tidak cukup. Kamu seorang putri Elysium, kualitasmu terjamin.. tapi bagaimana dengan Eros?” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Ketika semua orang berusaha menyadarkan Aileen tentang status dan kedudukannya, saat itulah Aileen merasa semakin rendah. “Eros tidak memiliki apapun yang menjadikan dia pantas untuk dicintai..” Kata Aileen dengan pelan. Adeline menolehkan kepalanya lalu mengangguk dengan cepat. “Benar. Akhirnya kamu sadar akan hal itu!” Kata Adeline dengan semangat. “Tapi, Adeline.. di saat tidak ada alasan apapun untuk mencintanya, kenapa aku merasa jika aku memang mencintainya?” Tanya Aileen dengan pelan.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD