Episode 6(Awal)

1979 Words
Remember You Episode 6(Awal) ~Jalanku tanpamu~ “Kupikir aku tahu caranya melangkah. Tapi tanpamu, aku bahkan tidak tahu caranya berdiri”   “Bagaimana keadaan Keizaro? Apakah sore ini kamu sudah mengunjunginya?” Tanya ayahnya ketika Aileen dan keluarganya sedang berkumpul di meja makan. Aileen meletakkan sendok dan garpu yang awalnya dia genggam. Pertanyaan mengenai Keizaro masih membuat Aileen merasa kacau. Aileen menarik napasnya dengan pelan lalu menatap ibunya yang tampak menundukkan kepalanya. Apa ini? Kenapa ibunya seakan berusaha untuk melindungi Aruna? Apa yang sebenarnya terjadi? “Kecelakaan Keizaro disebabkan oleh peledak yang dipasang di sistem mobilnya, keadaan tunanganku masih sama. Dia masih belum sadarkan diri karena luka yang dia terima cukup parah. Aku tidak mengerti kenapa mobil itu tidak meledak ketika aku masih bersamanya..” Kata Aileen dengan pelan. “Aileen!” Ibunya menatap Aileen dengan pandangan tidak suka. Aileen tersenyum dengan samar. Ya, mungkin akan lebih baik jika kali ini Aileen kembali berada dalam bahaya karena Kakaknya yang gila itu. “Peledak? Apakah pelakunya sudah ditemukan?” Tanya Adeline. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Aileen tidak percaya dengan semua ini. Beberapa bulan yang lalu, Aileen dan Adeline masih akrab dan sangat dekat. Tapi hubungan mereka jadi sedikit canggung sekarang. Adeline bahkan tidak lagi duduk di samping Aileen saat mereka sedang makan bersama. “Itu mustahil, keluarga Keizaro adalah orang yang berpengaruh di negara ini. Mereka pasti bisa menemukan pelakunya dengan cepat..” Kata Ayahnya. Aileen menganggukkan kepalanya. Itulah yang mengganggu pikiran Aileen kemarin malam. Keluarga Keizaro bukanlah keluarga sembarangan, mereka memiliki kekuasaan yang luar biasa. Sekalipun sekarang Aruna adalah istri dari seorang Elysium, keluarga Keizaro pasti tidak akan kesulitan untuk menemukan jejak yang Aruna tinggalkan. Apakah sebenarnya keluarga Keizaro sudah tahu tapi mereka berusaha untuk merahasiakannya dari Aileen? “Ada banyak orang yang ingin agar pelakunya tidak tertangkap, Papa..” Kata Aileen dengan tenang. Aileen memejamkan matanya. Sungguh, Aileen tidak menyukai keadaan ini. Aileen sangat dekat dengan ibunya, rasanya sangat tidak menyenangkan ketika dia harus menyudutkan ibunya sendiri. Tapi Aileen sadar kalau perbuatan ibunya bukanlah hal yang tepat. Bagaimana mungkin ibunya membuat Aileen berjanji untuk tidak membocorkan kebenaran tentang kecelakaan Keizaro? “Apa maksudmu, Aileen? Apakah ada orang yang kamu curigai?” Tanya ayahnya. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tidak, Aileen memang tidak mencurigai siapapun saat ini. Bagaimana mungkin Aileen masih curiga ketika dia sudah tahu siapa pelakunya? “Tidak ada, Papa” Kata Aileen dengan pelan. “Mulai sekarang Papa akan mempekerjakan dua pengawal pribadi untukmu. Kemanapun kamu pergi, mereka akan mengikutimu. Papa yakin jika ini bukan serangan biasa. Mereka menyerang ketika pernikahanmu dan Keizaro baru saja diumumkan ke publik..” Kata ayahnya. Aileen tidak menjawab, dia juga tidak membantah perintah ayahnya. Sebenarnya, untuk apa Aileen mendapatkan pengawal? Aileen tahu kalau Aruna tidak akan membunuhnya, kakaknya itu hanya ingin membuatnya hidup sengsara. “Pa? Apakah Papa ingat dengan kejadian dua tahun lalu? Aku pernah bercerita jika aku dan Adeline sempat pergi ke jembatan kaca yang ada di sudut kota. Kejadian itu bersamaan dengan kepindahan Keizaro ke luar negeri. Apakah Papa masih ingat?” Tanya Aileen. Adeline menatap Aileen dengan serius, sepertinya Adeline sudah tahu apa yang akan Aileen katakan saat ini. “Papa rasa kamu memang pernah mengatakan hal itu, tapi Papa tidak terlalu ingat. Ada apa?” Tanya ayahnya. Aileen tersenyum sebelum kembali berbicara. “Hari itu Papa bertanya kenapa Aruna tidak ikut denganku dan juga Adeline. Aruna mengatakan jika dia merasa tidak sehat dan memutuskan untuk pulang. Dia berbohong..” Kata Aileen dengan tenang. “Apa yang kamu katakan, Aileen?” Tanya ibunya. “Saat itu kami pergi bersama. Adeline memutuskan untuk kembali ke ujung karena dia merasa ketakutan. Di jembatan itu hanya ada aku dan Aruna, lalu Aruna mendorongku dengan sengaja. Sejak saat itu aku tahu kalau Aruna bisa membunuhku kapanpun dia mau..” Kata Aileen sambil bangkit berdiri. Aileen tahu kalau cerita ini sudah sangat lama berlalu, tapi entah kenapa Aileen ingin menceritakan semuanya kepada kedua orang tuanya. Aileen ingin menunjukkan jika selama ini bukan Aileen yang mencari masalah. Kakaknya itu, dia tega melakukan apapun. Dia bahkan berani mendorong Aileen dari jembatan yang begitu tinggi. Aruna, dia adalah psikopat yang menjijikkan. *** Berkali-kali Aileen mencoba untuk menutup matanya, tapi dia tidak bisa. Sudah tiga hari Aileen tidak bisa tidur dengan nyenyak. Aileen terus terjaga sepanjang malam tanpa bisa menutup matanya. Tubuhnya sangat lelah, kepalanya pening, dan matanya mulai memanas, tapi Aileen tetap tidak bisa tidur. Sejak kemarin Aileen terus memikirkan keadaan Keizaro. Malam ini juga demikian. Aileen bangkit dari posisi berbaring ketika dia mendengar suara ketukan di pintu kamarnya. “Masuklah..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen mengernyitkan dahinya begitu dia mendapati Adeline yang sedang berjalan masuk ke dalam kamarnya. “Ada apa? Kenapa kamu datang di tengah malam seperti ini?” Tanya Aileen sambil menyalakan lampu kamarnya menggunakan kode berupa lambaian tangan ke arah bola lampu. Kamar Aileen yang awalnya gelap, jadi kembali terang ketika lampu sudah menyala. Aileen menatap Adeline yang duduk di pinggir ranjang miliknya. Adiknya itu tampak menundukkan kepalanya. “Apakah Aruna ada di balik kejadian ini?” Tanya Adeline setelah hampir sepuluh menit duduk dengan diam di dalam kamar milik Aileen. Aileen menatap Adeline sambil tersenyum samar. Sepertinya, ketika Adeline mendengarkan pengakuan Aileen di meja makan tadi, Adeline langsung menyimpulkan sesuatu. “Jangan mencurigai dia, Adeline..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen menarik selimut untuk membungkus tubuhnya yang mulai terasa kedinginan. Hari ini kota diguyur dengan hujan badai yang sangat deras. Malam jadi terasa lebih dingin dari biasanya. Aileen jadi memikirkan bagaimana kehidupan orang tanpa kasta ketika hujan badai seperti tadi. Rumah mereka begitu sederhana. Ketika hujan turun, pasti air akan masuk dari langit-langit. Mereka pasti kedinginan karena tidak memiliki selimut tebal seperti yang dimiliki oleh Aileen. Ah, kehidupan di bumi memang sangat tidak adil. Awan memang menurunkan hujan di seluruh wilayah, begitu juga dengan matahari yang akan menyinari semua tempat yang ada di bumi. Tapi, tidak semua orang bisa memiliki rumah yang layak untuk melindungi dari badai yang ganas dan sinar matahari yang terlalu panas. “Aku tidak sedang mencurigai siapapun. Aku sedang bertanya padamu, apakah Aruna ada di balik semua ini?” Tanya Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tidak ada gunanya jika Aileen terus mengelak dari adiknya. Selama ini Aileen dan Adeline sangat dekat, mereka sering bercerita satu sama lain. Jika tidak ada Keizaro, orang yang akan memeluk Aileen ketika dia sedang kacau adalah Adeline. “Dia yang membuat mobil Kak Keizaro meledak? Apakah kamu serius?” Tanya Adeline dengan pandangan terkejut. Aileen menundukkan pandangannya lalu mengangguk dengan pelan. Memang seperti itulah kenyataannya. Aileen tidak mungkin bergurau untuk urusan seperti ini. “Apakah dia sudah gila?! Dimana otaknya?” Adeline tampak bangkit berdiri. Adiknya itu bersiap untuk keluar dari kamar Aileen. “Apa yang ingin kamu lakukan?” Tanya Aileen sambil berusaha untuk menghentikan Adeline. “Apa lagi? Tentu saja kita harus memberi tahu Papa dan Mama!” Kata Adeline. “Berhenti, Adeline! Jangan keluar dari kamarku..” Kata Aileen sambil ikut bangkit berdiri. Aileen menarik tangan Adeline agar adiknya itu kembali duduk bersamanya. Untuk sesaat Adeline tampak menolak, tapi akhirnya dia mau mengikuti Aileen. “Kenapa aku tidak bisa memberitahu mereka?” Tanya Adeline dengan kesal. Aileen menggelengkan kepalanya. Apa yang bisa Aileen katakan? Aileen sudah terlanjur terikat janji dengan ibunya. “Mama sudah tahu hal ini. Dia memintaku berjanji untuk tidak mengatakan apapun keadaan Papa. Aku harap kamu mengerti dan tidak—” “Apa-apaan ini, Aileen? Kenapa kamu terus mengikat janji tanpa memikirkan apa akibatnya? Aku tidak percaya jika kamu merahasiakan orang yang membuat tunanganmu kecelakaan. Sekalipun Aruna adalah keluarga kita, dia pantas untuk mendapatkan hukuman!” Kata Adeline dengan kesal. Aileen tahu kalau dia melakukan kesalahan. Tapi mau bagaimana lagi? Aileen sudah terlanjut berjanji pada ibunya. Selama ini ibunya tidak pernah meminta apapun darinya, jadi bagaimana mungkin Aileen bisa menolak permintaan ibunya? “Baru kali ini aku membuat janji, Adeline. Jangan berkata seolah sepanjang hidupku aku terus membuat janji yang bodoh..” Kata Aileen dengan pelan. “Apakah kamu tidak sadar? Selama ini kamu memang selalu membuat janji bodoh yang tidak berguna! Astaga, apa yang aku katakan?” Adeline tampak terkejut di akhir kalimat. Aileen mengernyitkan dahinya. Adeline tampak ketakutan, dari ekspresinya dia terlihat seperti orang yang baru saja membocorkan rahasia penting. “Apa yang kamu katakan?” Tanya Aileen sambil menatap Adeline dengan pandangan menyelidik. Aileen selalu merasa jika ada sesuatu yang aneh dengan dirinya. Aileen seperti tidak mengenal dirinya sendiri.. dan kalimat yang baru saja dikatakan oleh Adeline membuat Aileen semakin merasa curiga. Ada apa dengan dirinya? Kenapa Adeline tampak lebih mengenal Aileen dibandingkan dengan Aileen sendiri? “Aku tidak mengatakan apapun!” Kata Adeline sambil menatap Aileen dengan pandangan gusar. Aileen semakin mengernyitkan dahinya. Apa yang sebenarnya terjadi? “Katakan padaku, apa maksud dari perkataanmu?” Tanya Aileen dengan cepat. “Lepaskan aku, aku ingin tidur! Jangan menggangguku..” Kata Adeline. Aileen menatap Adeline yang melangkahkan kakinya dengan cepat untuk segera keluar dari kamarnya. Astaga, sebenarnya apa yang sedang terjadi? Apakah Adeline sedang menyembunyikan sesuatu? Aileen mengambil ponselnya, dia menekan satu nama lalu meletakkan ponselnya begitu saja. Hanya dalam hitungan detik, layar transparan terpampang di depan Aileen dan menampilkan Alianska dalam bentuk hologram nyata. “Maafkan aku karena mengganggumu di tengah malam seperti ini Alianska..” Kata Aileen sambil menatap Alianska dengan pandangan menyesal. “Tidak masalah, apakah ada sesuatu yang bisa saya bantu, Nona?” Tanya Alianska sambil tersenyum dengan ramah. Aileen menganggukkan kepalanya dengan cepat. “Bisakah kamu mendapatkan catatan medis mengenai diriku? Tolong carilah semua data rumah sakit yang berhubungan denganku. Aku ingin tahu apakah di masa lalu aku pernah mengalami hilang ingatan..” Kata Aileen dengan cepat. Alianska tampak mengernyitkan dahinya tapi dia tetap mengangguk dengan patuh dan melakukan perintah Aileen. Kurang dari sepuluh menit kemudian Alianska kembali berbicara dan Aileen mendengarkannya dengan seksama. “Anda memang pernah beberapa kali dirawat di rumah sakit yang berbeda. Tapi dari data yang sama terima, anda tidak pernah mengalami hilang ingatan ataupun cidera kepala akut yang berhubungan pada ingatan..” Kata Alianska. “Sekitar dua tahun yang lalu, aku mengalami kecelakaan yang cukup parah. Apakah itu berpengaruh pada ingatanku?” Tanya Aileen dengan cepat. “Tunggu sebentar, Nona..”  Kata Alianska. Aileen menganggukkan kepalanya. Dia menunggu Alianska sambil menatap pemuda itu dengan gusar. Ada banyak pertanyaan yang terus memenuhi pikiran Aileen. Aileen curiga jika di masa lalu dia pernah kehilangan ingatan atau semacamnya. “Anda memang mendapatkan luka yang cukup parah pada kecelakaan itu, tapi tidak ada riwayat medis yang berhubungan dengan ingatan. Nona hanya mengalami patah tulang rusuk dan kaki sebelah kiri. Anda juga mendapat banyak luka memar di sekujur tubuh, tapi kepala anda dalam keadaan yang baik. Tidak ada satupun luka di kepala ataupun organ sekitar kepala” Kata Alianska. “Apakah ada penyakit yang bisa membuat aku kehilangan ingatan tanpa aku sadari? Aku sering merasa jika aku kehilangan beberapa kenangan di hidupku, tapi tidak bisa mengingatnya dengan jelas..” Kata Aileen. Alianska tampak mengernyitkan dahinya sejenak, pemuda itu sepertinya masih berusaha untuk mencari infomasi tentang pertanyaan yang Aileen ajukan. “Saya tidak bisa menemukan apapun, Nona. Secara medis anda sehat dan tidak memiliki riwayat hilang ingatan atau penyakit yang sejenisnya..” Aileen menghembuskan napasnya lalu mengangguk dengan pasrah. Informasi yang diberikan oleh Alianska tidak perlu diragukan lagi, dia orang kepercayaan Aileen yang sangat cakap dan juga bertanggung jawab. “Baiklah, kalau begitu.. Maafkan aku karena sudah mengganggumu di tengah malam seperti ini, Alianska..” Kata Aileen. “Ini adalah tugas saja, Nona. Jangan segan untuk menghubungi saya kapanpun Nona membutuhkan bantuan..” “Terima kasih banyak, Alianska..” Kata Aileen sambil tersenyum. “Tentu saja, Nona. Jika anda masih ingin menggali informasi mengenai keadaan ini, saya akan mengirimkan data medis mengenal Nona secepat yang saya bisa” Kata Alianska. Aileen menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. Aileen mempercayai Alianska, pemuda itu tidak akan mengatakan hal yang tidak benar. “Tidak, aku tidak membutuhkan semua itu..” 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD