Episode 6 Bab 38

1799 Words
“Aileen...” Aileen menganggukkan kepalanya begitu dia mendengar Eros menyebutkan namanya dan memandangnya dengan tatapan terkejut. Aileen tersenyum, dia melangkahkan kakinya untuk mendekati Eros yang tampak langsung berdiri bersama dengan Ethan. Aileen tidak percaya jika akhirnya dia kembali datang ke tempat ini. Sudah lebih dari dua minggu sejak pertemuan mereka yang terakhir. Setiap hari Aileen selalu memikirkan tentang saat ini. Aileen sangat senang karena akhirnya dia bisa datang dan menemui Eros. Pemuda itu tampak masih sama. Terlihat bahagia ketika dia melihat Aileen datang menemuinya. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Ada rasa tenang setiap kali dia menatap mata Eros. “Bagaimana mungkin kamu bisa datang ke sini?” Tanya Eros. Aileen tersenyum lalu menatap ke belakang, menunjuk ke arah ibunya yang sedang berjalan mendekatinya. “Salam..” Kata Eros sambil menundukkan kepalanya. “Tidak, jangan seperti itu..” Kata ibunya sambil tersenyum. Ibunya bahkan mengusap kepala Eros dan Ethan sama seperti yang sering dia lakukan kepada Aileen. “Kami tidak memiliki tempat yang layak..” Kata Eros sambil melihat ke sekitarnya. Saat ini mereka sedang berdiri di atas jembatan. Ya, mereka memang selalu bertemu di pinggir jembatan seperti biasanya. Aileen suka melihat langit malam dari tempat ini, begitu juga dengan Eros dan Ethan. Aileen sadar jika Eros dan Ethan merasa tidak nyaman jika Aileen datang ke rumah mereka. Entahlah, mungkin mereka merasa rendah diri. “Tidak, jangan membuatku tidak enak seperti itu. Aku senang berdiri di sini. Bertahun-tahun yang lalu, aku juga sering datang ke sini sebagai relawan..” Kata ibunya. Aileen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Ibunya memang seorang relawan, dia pasti sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. “Maafkan kami, Nyonya..” Kata Eros sambil menundukkan kepalanya. “Pemuda yang ini, apakah namanya Ethan?” Tanya ibunya sambil menunjuk Ethan yang tampak berdiri di belakang Eros. “Iya, namanya Ethan. Dia sering melemparkan lelucon, tapi jika melihat orang baru dia akan diam saja seperti patung..” Kata Aileen sambil tertawa pelan. “Ethan, bisakah kamu mengantarkanku ke bawah? Aku ingin melihat-lihat keadaan di sekitar sini. Sudah lebih dari dua puluh tahu aku tidak pernah berkunjung..” Kata ibunya. Aileen menatap ibunya dengan kebingungan. Ini sudah malam, kenapa ibunya ingin turun ke bawah? Dulu Aileen pernah terjatuh dari tangga saat dia pertama kali datang ke tempat ini. Aileen tidak ingin ibunya terjatuh seperti dirinya. “Mama, jangan turun ke bawah. Tangga di sana sangat curam, saat malam hari Mama tidak akan bisa melihat apapun..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen merasa tidak enak karena mengatakan ini di depan Eros dan Ethan, tapi Aileen tidak memiliki pilihan lain. Aileen tidak ingin membahayakan ibunya. “Kamu meragukan kemampuan Mama? Hanya karena kamu terjatuh, bukan berarti Mama akan melakukan hal yang sama. Lagipula Mama akan pergi bersama dengan Ethan, dia pasti akan menunjukkan jalan kepada Mama..” Kata Ibunya sambil tersenyum. “Tapi Nyonya, di bawah sana sangat kumuh. Nyonya mungkin—” “Aku datang jauh-jauh dari rumahku, jadi jangan membuatku kesal..” Kata ibunya sambil tersenyum. “Aku akan ikut dengan Mama kalau begitu..” Kata Aileen. “Tidak, tetaplah di sini. Kamu ingin menemui Eros, bukan? Mama rindu pada tempat ini, biarkan Mama melihat tempat ini bersama Ethan..” Kata ibunya. Aileen menundukkan kepalanya. Dia tidak menyangka jika ibunya akan mengatakan hal itu. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Aileen memang ingin menemui Eros, tapi Aileen sama sekali tidak keberatan jika Ethan dan ibunya juga ada di sini. Akan lebih menyenangkan jika mereka bisa berbincang bersama. “Kamu ingin menemuiku, Aileen?” Tanya Eros sesaat setelah ibunya turun bersama dengan Ethan. Aileen tetap diam sambil menundukkan kepalanya. Jantungnya berdebar dengan cepat ketika dia melihat Eros mendekati dirinya. “Sudah lama sekali kita tidak bertemu..” Kata Aileen sambil tersenyum. Aileen menatap Eros yang berdiri di depannya. Pemuda itu tampak tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. Untuk sesaat, tidak ada yang bicara diantara mereka berdua. Aileen sibuk menatap Eros, menyimpan semua hal yang bisa dia ingat tentang pemuda itu. Aileen tidak tahu kapan dia bisa datang ke sini lagi. Eros juga melakukan hal yang sama. Mereka akhirnya hanya diam sambil terus saling menatap. Sekalipun hanya diam, Aileen tetap merasa sangat senang. Bagi Aileen, melihat Eros dalam keadaan baik-baik saja sudah lebih dari cukup untuknya. “Aku merindukanmu..” Kata Eros dengan pelan. Senyum Aileen pudar seketika. Dia tidak menyangka jika Eros akan mengatakan kalimat seperti itu. “Maafkan aku—” “Aku juga merindukanmu..” Potong Aileen dengan cepat. Aileen tersenyum, dia mendekati Eros lalu memeluknya dengan erat. Tidak ada kata yang bisa mewakili perasaannya saat ini. Aileen bahagia, dia merasa senang, tapi dia juga merasa takut. Apa yang Aileen lakukan malam ini adalah hal yang benar. Aileen seharusnya tidak datang menemui Eros. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Tapi, memeluk Eros membuat Aileen kembali sadar jika dia memang membutuhkan pemuda ini. Aileen merasakan sesuatu yang awalnya dia pikir tidak pernah ada. Dulu Aileen bisa hidup tanpa perlu menemui Eros, tapi begitu mereka bertemu, Aileen sadar kalau ada sesuatu yang selama ini tidak lengkap di dalam hatinya. Sesuatu yang bisa di sebut sebagai cinta. *** Aileen melangkahkan kakinya bersama dengan ibunya. Sejak dalam perjalanan, Aileen selalu memeluk lengan ibunya. Aileen tidak pernah merasa sebahagia ini sebelumnya. Aileen tidak menyangka jika ibunya mau melanggar perintah ayahnya hanya demi membuat Aileen bahagia. Malam ini, Aileen benar-benar bersyukur karena dia memiliki ibu yang sangat baik. “Terima kasih, Mama..” Kata Aileen sambil tersenyum. “Teruslah tersenyum, Aileen. Kamu pantas mendapatkan kebahagiaan..” Kata Ibunya sambil mengecup kening Aileen. Aileen tersenyum dan menganggukkan kepalanya. Aileen merasa sangat bahagia malam ini. Untuk yang pertama kalinya, Aileen bisa mengungkapkan perasaannya kepada Eros. Awalnya Aileen tidak berharap banyak, tapi ternyata Eros juga merasakan hal yang sama. Mereka jatuh cinta dengan cara yang bisa di mengerti. Kadang, cinta datang dalam bentuk yang berbeda hingga membuat seseorang tidak sadar jika mereka telah jatuh cinta. Namun, semua kebahagiaan itu musnah ketika lampu rumahnya dinyalakan secara serentak. Aileen dan ibunya menghentikan langkah mereka begitu melihat ayahnya sedang duduk dan menatap mereka dengan pandangan murka. Aileen sedang dalam masalah besar saat ini. “Dari mana saja kalian? Kenapa baru pulang pada tengah malam?” Tanya ayahnya sambil menatap dengan tatapan marah. Aileen menelan ludahnya sendiri. Tidak ada gunanya berbohong. Sebelum bertanya, ayahnya sudah tahu segalanya. Ya Tuhan, apa yang akan terjadi saat ini? Aileen menarik napasnya dengan pelan. Dia memajukan langkahnya, berusaha untuk menyembunyikan ibunya yang tampak masih terkejut dengan kehadiran ayahnya. “Papa, kami—” “Adrew, kita bicara di dalam kamar. Biarkan Aileen istirahat..” Kata ibunya sambil menarik tangan Aileen. Aileen menggelengkan kepalanya. Tidak, Aileen tidak akan membiarkan ibunya menghadapi ini sendirian. Aileen yang bersalah, bukan ibunya. “Mama, tidak.. jangan lakukan itu..” Kata Aileen dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Aileen tahu kalau dia akan mendapatkan masalah, tapi Aileen tidak ingin membuat ibunya menghadapi ini sendirian. Aileen menggelengkan kepalanya dengan cepat. Kalaupun harus diberi hukuman, maka yang yang pantas untuk mendapatkannya adalah Aileen. “Masuk ke kamarmu, Aileen!” Kata ibunya dengan suara yang tinggi. Aileen menggelengkan kepalanya. Tidak, bagaimana mungkin Aileen membiarkan ibunya menghadapi semua ini sendirian? “Biarkan dia tetap di sini, Adena! Biarkan dia tahu apa saja yang akan terjadi jika dia terus melanggar kalimatku. Dia sudah dewasa, dan dia memilih untuk membangkang” Kata ayahnya. Aileen menundukkan kepalanya. Apapun, Aileen akan menerima apapun. Tapi Aileen tidak ingin orang-orang yang ada di sekitarnya terluka. Aileen yang melakukan kesalahan, dia yang harus di hukum. Aileen mendongakkan kepalanya, dia menatap Adeline yang sedang berdiri di lantai dua. Adiknya itu tampak sedang menahan tangis. Aileen menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, Aileen tidak ingin membuat Adeline menangis. “Jangan mengatakan hal yang buruk di depan putriku!” Kata ibunya sambil menghampiri ayahnya. “Katakan Papa, katakan apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku menerima semua hukuman yang akan Papa berikan, tapi tolong berlaku kasar pada Mama..” Kata Aileen sambil berusaha untuk menghentikan. “Jangan dengarkan dia. Jangan menghukum putrimu sendiri, Adrew..” Kata ibunya. “Adena, kita sudah pernah membicarakan ini sebelumnya. Aku seorang Elysium, tapi juga seorang ayah untuk ketiga putriku. Di luar sana ada banyak bahaya yang mengintai keluarga kita, aku berusaha untuk melindungi kalian. Aku berusaha untuk menghancurkan semua hal yang berpotensi untuk melukai kalian..” Kata ayahnya. Aileen menggelengkan kepalanya. Tidak, Aileen tahu apa yang akan terjadi setelah ini. Kesepakatan yang Aileen buat dengan ayahnya bukanlah perjanjian main-main. Sesuatu yang buruk pasti sudah terjadi. Eros.. pemuda itu.. “Jangan membunuhnya, Papa. Jangan.. aku mohon jangan..” Kata Aileen sambil menundukkan tubuhnya di bawah kaki ayahnya. Aileen menangis, dia tidak sanggup membayangkan hal buruk apa yang akan terjadi pada Eros. “Kita membuat kesepakatan, dan kamu melanggarnya. Kamu tahu konsekuensi apa yang akan kamu dapatkan..” Kata Ayahnya. Aileen kehilangan akalnya, dia menangis dengan kuat, memohon di bawah kaki ayahnya sambil terus meminta ampun. “Jangan, Papa.. aku mohon jangan lakukan itu..” Kata Aileen dengan pilu. “Aileen, hentikan tangisanmu, Nak..” Kata ibunya sambil berusaha untuk menenangkan Aileen. Wanita itu menangis, Aileen tahu kalau ibunya sedang menangis, tapi dia masih berusaha untuk menenangkan Aileen. “Tidak! Jangan membunuhnya.. aku mohon, jangan membunuhnya, Papa..” Kata Aileen sambil terus menangis. Aileen merasa kehilangan kendali atas dirinya. Dia terus menangis tanpa bisa berhenti. Hatinya pedih, dia merasa sangat sesak. Membayangkan jika dia harus melihat Eros kehilangan nyawanya karena kesalahan yang dia buat, membuat Aileen kembali menangis dengan keras. Apapun, Aileen akan melakukan apapun asalkan ayahnya tidak menyentuh Eros, tidak melukai pemuda itu. “Jangan main-main denganku, Aileen. Selain ayahmu, Papa juga seorang Elysium. Papa melakukan ini untuk kebaikanmu..” Kata ayahnya sambil mengusap kepala Aileen yang terduduk di atas lantai. Aileen bahkan tidak memiliki kekuatan untuk bangkit berdiri. “Jangan.. jangan membunuhnya..” Kata Aileen. Tangisan Aileen tidak terkendali. Hatinya sesak sekali, dia masih mengingat bagaimana pelukan Eros yang dia rasakan beberapa saat yang lalu. Pemuda itu.. dia mendapat masalah karena Aileen. “Jangan melanggar perintah yang Papa buat. Jangan ulangi kesalahan yang sama..” Kata ayahnya sambil bangkit berdiri. Aileen menjatuhkan dirinya, dia berbaring di atas lantai sambil memeluk dirinya sendiri. Rasanya sangat menyakitkan.. Aileen tidak bisa menahan sesak di dadanya. “Jangan, Papa.. aku mencintainya.. aku sangat mencintainya..” Kata Aileen. Aileen tahu, tidak akan ada yang berubah. Tapi kali ini Aileen ingin semua orang tahu kalau dia sangat mencintai Eros. Aileen mencintai Eros sekalipun tidak ada alasan untuk mencintai pemuda tanpa kasta sepertinya. Aileen mencintai Eros, sangat mencintainya.. Lalu hari ini, Aileen harus mendengarkan satu fakta yang begitu menyakitkan. “Pergilah, setidaknya kamu harus mendatangi pemakamannya.. Pergilah ke sana, Aileen..” Kata ayahnya sambil melangkahkan kakinya begitu saja. Malam ini, bersama dengan gelapnya langit, hati Aileen juga ikut menggelap. Cinta yang baru pertama kali dia rasakan, telah direnggut dengan paksa. Bukan hanya patah hati, tapi Aileen merasa jika seluruh hatinya hancur begitu saja. ***                              
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD