Episode 6 Bab 39

1605 Words
39. Eros menatap kepergian Aileen sambil melambaikan tangannya. Hatinya terasa berbunga-bunga. Jantungnya berdetak dengan irama yang menyenangkan. Eros tidak pernah menyangka jika malam ini datang kepadanya. Bahkan, dalam mimpi sekalipun Eros tidak pernah berharap jika Aileen akan membalas perasaannya. Tapi apa yang dia dengar beberapa saat yang lalu adalah nyata adanya. Aileen mencintainya, perempuan itu mencintainya.. Senyum yang Aileen berikan, tatapan tulus yang terpancar dari mata perempuan itu, juga pelukan dan penerimaan luar biasa yang Aileen berikan. Eros masih tidak menyangka jika dia tidak sedang bermimpi. “Kamu terlihat sangat bahagia karena kedatangan Aileen..” Kata Ethan. Eros menganggukkan kepalanya dengan pelan. Iya, Eros memang merasa sangat bahagia. Aileen bukan hanya datang untuk berbincang seperti biasanya, perempuan itu kembali menghidupkan semangat di dalam diri Eros. Selama ini Eros berpikir jika selamanya dia akan hidup tanpa tujuan.. tapi untuk yang pertama kalinya, Eros menemukan satu tujuan di dalam hidupnya. Aileen. Hanya perempuan saja yang akan Eros tatap di sepanjang hidupnya. Jalan mereka akan sangat berat, Eros tahu akan hal itu. Tapi, apapun yang ada di depan sana, Eros akan melewatinya. Eros akan melakukan apa saja untuk bisa mempertahankan Aileen di sisinya. “Aku mencintainya dan dia mencintaiku. Apakah ada hal yang lebih membahagiakan dibandingkan dengan kenyataan ini?” Tanya Eros sambil tersenyum. “Aku senang karena kamu tidak jatuh cinta sendirian. Setidaknya ada hal yang bisa dibanggakan dalam kisah ini, tapi.. apa yang akan terjadi selanjutnya? Cobalah untuk mengerti jika kalian hidup di dunia yang berbeda..” Kata Ethan. Eros menganggukkan kepalanya dengan pelan. Apa yang dikatakan oleh Ethan memang benar. Tapi, apakah Eros harus menyerah seawal ini? Setidaknya Eros ingin merasakan perjuangan dalam kisah cinta pertamanya ini. Dia ingin mempertaruhkan segalanya untuk Aileen. Eros ingin memperjuangkan perempuan itu sekalipun pada akhirnya mereka akan tetap menyerah pada keadaan. Eros menghembuskan napasnya dengan pelan. Setelah ini, dia pasti akan menghadapi masalah dan juga bahaya. Ibunya Aileen memang orang yang sangat baik. Sifat mereka sangat mirip, begitu juga dengan wajah mereka. Tapi, Eros harus ingat kalau Aileen memiliki saudara perempuan yang licik dan juga ayah yang tidak akan membiarkan Aileen berhubungan dengan orang tanpa kasta seperti dirinya. “Dunia kami memang sangat berbeda, Ethan. Aku juga tahu akan hal itu. Tapi, sebelum aku harus patah hati, setidaknya aku ingin menikmati rasa cinta ini. Jatuh cinta ternyata sangat menyenangkan..” Kata Eros sambil tersenyum. “Benar, memang sangat menyenangkan. Sebaiknya sekarang kamu segera kembali ke rumahmu, tidurlah dan siapkan energimu untuk menghadapi masalah besok pagi. Aku yakin, kisah cintamu akan membuatmu berada dalam bahaya yang besar..” Kata Ethan. “Ayo kita pulang, ini sudah tengah malam..” Kata Eros sambil menatap Ethan. Ethan menggelengkan kepalanya dengan pelan. Pemuda itu malah membaringkan tubuhnya di atas rumput yang ada di pinggir jembatan. Eros mengernyitkan dahinya. Kenapa Ethan malah berbaring di tempat ini? “Pulanglah lebih dulu, Eros. Aku tidak ingin pulang ke rumahku, di sana penuh dengan keributan..” Kata Ethan sambil memejamkan matanya. “Ada apa lagi? Orangtuamu kembali bertengkar?” Tanya Eros. “Semua orang akan berteriak dan saling menyalahkan satu sama lain. Kadang aku merasa jika tidak memiliki orang tua sepertimu akan terasa lebih baik. Selama in Alfa tidak pernah membuat masalah, bukan?” Eros menghembuskan napasnya dengan pelan. Selama ini Eros terus bertanya-tanya siapa ayah dan ibunya. Eros ingin bertemu dengan mereka dan bertanya mengapa mereka tega meninggalkan Eros di tempat ini. Eros berusaha untuk mencari mereka dengan harapan, jika Eros menemukan mereka maka kehidupan Eros akan jadi sedikit lebih baik. Tapi Eros tidak pernah bisa menemukan mereka. Eros sering merasa iri ketika Ethan bercerita tentang keluarganya. Tapi Ethan malah merasa iri kepadanya. Begitulah manusia, tidak ada yang cukup untuk dimiliki. Orang akan cenderung menyukai sesuatu yang dimiliki oleh orang lain. “Tidurlah di rumahku, Alfa tidak akan keberatan jika kamu menginap di sana..” Kata Eros. Ethan menganggukkan kepalanya tanpa membuka matanya. Sepertinya Ethan memang membutuhkan waktu untuk sendirian. “Aku akan ke sana ketika aku kedinginan..” Kata Ethan sambil berbalik dan tidur memunggungi Eros. “Di sini sangat dingin, kamu akan mati kedinginan jika tidur di sini..” Kata Eros. “Itu lebih baik” Jawab Ethan. Eros menggelengkan kepalanya dengan pelan. Baiklah, sepertinya Ethan memang membutuhkan waktu untuk sendirian malam ini. “Datanglah ke rumahku kalau kamu memang sudah kedinginan, aku akan pulang lebih dulu..” Kata Eros. “Baiklah, aku akan ke sana jika aku sudah sekarat” Eros menganggukkan kepalanya. Dia bangkit berdiri lalu mulai melangkahkan kakinya untuk turun dari jembatan. Belum ada sepuluh menit sejak Eros berjalan pulang, tiba-tiba terdengar suara tembakan beruntun dari atas jembatan. Beberapa orang yang ada di pemukiman langsung berlari untuk mencari arah suara tembakan itu. Begitu juga dengan Eros, dia berlari secepat mungkin ke arah jembatan. Tubuh Eros bergetar karena ketakutan. Dia tahu kalau sesuatu yang buruk terjadi di atas jembatan, dan Ethan sedang ada di sana. Suara tembakan itu perlahan reda bersamaan dengan teriakan beberapa orang warga yang sudah lebih dulu sampai di tangga jembatan. “Ada yang tertembak! Ethan tertembak!” Eros menghentikan langkahnya ketika dia mendengar suara teriakan itu. Tidak... “Ethan!” Teriak Eros sambil menghampiri Ethan. Keadaan Ethan sangat buruk. Ada peluru yang menembus dadanya, juga tangan dan kakinya. Tidak.. tidak.. Jangan seperti ini. “Ethan, ada apa ini? Tolong, jangan tutup matamu!” Kata Eros sambil menatap Ethan yang tampak berbaring tidak berdaya di depannya. Ada banyak orang yang mulai berkumpul di sekitar Eros dan Ethan. Mereka melihat bagaimana keadaan Ethan yang sudah berlumuran darah. “Buka matamu, Ethan!” Teriak Eros sambil berusaha untuk membangunkan Ethan. Eros baru saja meninggalkan sahabatnya, tapi kenapa hal buruk harus terjadi? Eros menangis dengan histeris. Dia tahu kalau Ethan mungkin tidak akan selamat. Tapi, begitu melihat Ethan membuka matanya secara perlahan, Eros mulai mendapatkan harapan. “Panggil Alika! Tolong panggil Alika!” Kata Eros dengan keras. Eros tidak peduli jika ini sudah tengah malam dan semua orang sedang tidur. Eros hanya ingin menyelamatkan sahabatnya yang sekarang sedang sekarat karena tertembak oleh peluru. “Ethan, bertahanlah.. bertahanlah sebentar saja..” Kata Eros sambil menatap Ethan. Ethan menggenggam tangan Eros dengan kuat. Pemuda itu sepertinya sedang menahan sakit yang luar biasa. “Aku mohon bertahanlah, Ethan..” Kata Eros dengan suara bergetar. “Katakan.. katakan kepadaku.. apakah kamu mencintai Aileen?” Di keadaan yang sangat darurat seperti ini, Ethan masih sempat berbicara tentang Aileen. Eros menatap Ethan sambil menggelengkan kepalanya dengan pelan. Eros takut kalau dia harus kehilangan sahabatnya. Kehilangan seseorang yang selalu bersamanya di sepanjang hidupnya. Tidak.. Eros tidak akan membiarkan Ethan pergi. “Jangan banyak bicara, Ethan.. Alika akan segera tiba..” Kata Eros sambil menatap Ethan. “Tolong, jawab pertanyaanku, Eros..” Kata Ethan dengan suara bergetar. Sahabatnya sedang menahan sakit yang begitu luar biasanya, tapi dia masih sempat menanyakan hal yang tidak penting untuk dibicarakan di saat seperti ini. “Aku mencintainya, sangat mencintainya. Sudah, jangan banyak bicara.. tubuhmu penuh dengan darah..” Kata Eros. Eros menatap ke sekitarnya. Kenapa Alika tidak segera datang? “Tolong panggilkan Alika! Panggilkan dia! Sahabatku sedang sekarat..” Kata Eros sambil menatap orang-orang yang masih berkumpul di sekitarnya. “Alika sedang dalam perjalanan ke sini. Dia akan segera tiba!” Jawab salah satu dari mereka. “Eros..” “Ya? Ada apa, Ethan?” Tanya Eros dengan cepat. “Kamu mencintai Aileen, jadi jangan menyerah padanya. Apapun yang terjadi, sekalipun nyawamu yang jadi taruhannya.. Jangan meninggalkan dia..” Kata Ethan. Eros menggelengkan kepalanya, itu bukanlah hal yang penting untuk dibicarakan saat ini. Eros tidak bisa memikirkan apapun ketika sahabatnya sedang berbaring tidak berdaya dengan darah yang melumuri seluruh tubuhnya. Apa yang akan terjadi saat ini? “Minggir! Tolong beri aku jalan!” Eros menolehkan kepalanya ketika dia mendengar suara Alika. Perempuan itu akhirnya datang. “Selamatkan sahabatku, Alika.. aku mohon!” Kata Eros sambil menundukkan kepalanya. Bersama dengan kalimat permohonan yang dikatakan oleh Eros, mata Ethan tertutup dengan perlahan. Eros berteriak memanggil nama Ethan ketika dia melihat pemuda itu kehilangan kesadaran. Eros bangkit berdiri dengan pelan, dia melihat Alika yang sedang berusaha memeriksa Ethan dengan peralatan sederhana. Eros menarik napasnya dengan pelan. Dadanya terasa sesak sehingga Eros memukul dadanya beberapa kali. Eros tahu, dia telah kehilangan sahabatnya.. Eros menatap Alika yang sedang menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tidak, ini tidak boleh terjadi.. “Selamatkan dia, selamatkan dia.. Alika!” Kata Eros sambil menundukan tubuhnya. Tidak, Eros tidak bisa kehilangan Ethan. Mereka bersahabat sejak kecil, Ethan adalah orang yang paling dekat dengannya. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? “Maafkan aku, Eros.. aku tidak bisa melakukan apapun..” Kata Alika sambil meneteskan air matanya. Eros menggelengkan kepalanya dengan cepat. Tidak, Eros tidak membutuhkan permintaan maaf, Eors ingin Ethan kembali. Sahabatnya harus kembali bagaimanapun caranya. Eros tidak akan bisa menerima semua ini dengan mudah. Tidak... “Lakukan sesuatu, Alika. Aku mohon padamu, aku akan memberikan segalanya kepadaku, tapi tolong selamatkan sahabatku..” Kata Eros sambil menangis. Tidak, Ethan tidak boleh pergi begitu saja. Pemuda itu adalah satu-satunya orang yang bisa Eros andalkan di dalam hidupnya. Ethan tidak boleh meninggal. “Dia sudah meninggal, kita harus membawanya pulang..” Kata Alika dengan pelan. Eros terdiam, dia tidak lagi mampu mengucapkan apapun. Hatinya begitu sesak ketika melihat Ethan yang sedang berbaring tidak bernyawa. Sahabatnya telah tiada. Tidak ada duka yang melebihi kesedihan ketika kehilangan sahabat. “Tegarkan hatimu, Eros. Kita harus segera mempersiapkan pemakaman untuknya..” Kata Alika sambil menepuk bahu Eros. Eros menatap Ethan dengan pandangan nanar. Apa yang akan dia lakukan tanpa Ethan? Ethan, pemuda itu tidak akan pernah Eros lupakan sampai akhir hidupnya. Malam ini, seseorang yang begitu berarti untuk Eros telah terenggut begitu saja. Eros tidak akan mengampuni orang yang telah membunuh sahabatnya. Tidak akan..                      
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD