Episode 5 Bab 33

1615 Words
Aileen menatap ke arah Eros dan Ethan yang masuk ke dalam gorong-gorong air. Mereka tampak tidak asing dengan keadaan bawah tanah yang pengap dan juga berbau busuk. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Mau bagaimana lagi? Aileen tidak bisa membantu mereka. Aileen tidak mungkin mengantar mereka pulang menggunakan mobilnya. Aileen takut kalau ayahnya tahu jika hari ini dia bertemu dengan Eros dan Ethan. “Maaf karena aku tidak bisa mengantar kalian..” Kata Aileen sambil menatap Eros dan Ethan dengan berat hati. Aileen terlalu lemah, dia tidak berani melanggar perjanjian yang telah dia buat dengan ayahnya. Aileen takut kalau nanti hal buruk malah terjadi pada Eros dan Ethan jika Aileen tidak memenuhi janjinya. “Tidak masalah, kami sudah terbiasa dengan keadaan ini..” Kata Eros sambil tersenyum. Aileen mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Eros. Aileen ingat dengan benar jika tangan itulah yang menyelamatnya nyawanya beberapa jam yang lalu. “Jangan mencariku ke kota lagi, aku takut kalau kalian tersesat dan tidak bisa menemukan aku..” Kata Aileen dengan berat hati. Aileen bukan hanya takut jika Eros dan Ethan akan tersesat, Aileen juga takut kalau mereka berdua tertangkap oleh penduduk kota. “Kami tidak akan tersesat, Aileen.. jangan khawatir. Kalaupun kami tersesat, itu artinya Tuhan sedang berusaha membawa kami ke dekatmu..” Kata Ethan sambil tertawa. Aileen tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Kejadian hari ini memang sangat mengejutkan, tapi Aileen harap dia tidak akan bertemu dengan Eros dan Ethan lagi di kota ini. Ya, kota ini memang tempat tinggal Aileen, tapi kota ini terlalu berbahaya untuk Eros dan Ethan. “Aku mungkin tidak akan bisa mengunjungi kalian lagi untuk beberapa saat ke depan.. aku harap kita tetap bisa bertemu lagi..” Kata Aileen dengan lirih. “Ada apa, Aileen?” Tanya Eros. Aileen menatap pemuda itu, Aileen bisa melihat jika Eros tampak sedih. Aileen menutup matanya sejenak. Bagaimana caranya untuk mengatakan kepada mereka jika Aileen telah terikat janji dengan ayahnya? “Ada sedikit masalah di sini, aku tidak ingin kalian terlibat dengan masalahku. Aku tidak ingin membahayakan nyawa kalian.. jadi, aku tidak akan mengunjungi kalian dulu. Nanti, ketika masalahku selesai, aku pasti akan kembali menemui kalian..” Kata Aileen sambil mencoba untuk tersenyum. Aileen akan berusaha meyakinkan ayahnya jika Eros dan Ethan bukanlah orang jahat. Justru, orang jahat yang ingin mencelakai Aileen adalah Aruna. Ya, Aileen tidak akan melupakan kejadian hari ini. “Apakah kamu menghadapi masalah yang besar?” Tanya Eros dengan pandangan khawatir. Aileen tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. “Jangan khawatir, aku pasti akan menyelesaikan masalah ini. Tapi, untuk sementara waktu kita tidak akan bisa bertemu..” Kata Aileen dengan pelan. “Jaga dirimu baik-baik, Aileen..” Kata Eros sambil menggenggam tangan Aileen dengan erat. Aileen tersenyum lalu menganggukkan kepalanya. Aileen pasti akan menjaga dirinya dengan baik. Ada banyak hal yang ingin dia lakukan setelah ini. Aileen tidak akan lengah lagi, dia tidak akan membiarkan bahaya berada di dekatnya. Sekarang Aileen mulai tahu siapa saja orang yang berusaha untuk mencelakainya, bahkan membuatnya mati mengenaskan. “Jaga diri kalian juga, aku tidak ingin ada hal buruk yang terjadi pada kalian..” Kata Aileen sambit tersenyum. Eros menarik Aileen ke dalam pelukannya. Untuk sesaat, Aileen tidak mampu memikirkan apapun. Pelukan mereka memang berlangsung dalam waktu yang sangat singkat, tapi Aileen merasa jika segalanya menjadi lebih baik setelah pelukan yang diberikan oleh Eros. Aileen tersenyum sambil memejamkan matanya begitu pelukan itu berakhir. Entah sampai kapan Aileen tidak bisa menemui Eros, tapi Aileen rasa pelukan ini akan memberikan kekuatan tersendiri untuknya. “Apakah kalian baik-baik saja jika berjalan lewat dalam sini?” Tanya Adeline sambil mencoba untuk melihat keadaan yang ada di dalam gorong-gorong air. Udara buruk langsung tercium begitu Adeline membungkukkan badannya. Perempuan itu langsung bangkit berdiri dan menampilkan ekspresi seolah dia akan muntah. “Ini sangat buruk! Bagaimana mungkin kalian bisa bertahan di dalam sana selama berjam-jam? Aileen, apakah kita tidak bisa mengantarkan mereka saja?” Tanya Adeline kepada Aileen. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Jika saja bisa, maka sudah sejak tadi Aileen mengantarkan Eros dan Ethan. Sayangnya, Aileen tidak memiliki pilihan lain. “Maafkan aku..” Kata Aileen sambil menundukkan kepalanya. “Tidak, Aileen. Kamu tidak bersalah..” Kata Eros sambil menggenggam tangan Aileen. “Sebenarnya di dalam sana memang lebih buruk, baunya lebih busuk dan juga sangat mengerikan. Tapi aku dan Eros sudah terbiasa melewati tempat ini.. Jadi, jangan khawatir..” Kata Ethan dengan santai. Aileen tidak tahu apa saja yang ada di dalam gorong-gorong itu, mungkin ular dan beberapa hewan lainnya. Selama ini orang tanpa kasta harus melewati bahaya yang luar biasa untuk bisa sampai ke kota. Ya, dunia ini memang sangat tidak adil. Aileen sekarang sedang berhadapan dengan Eros dan Ethan yang akan segera masuk ke dalam gorong-gorong pembuangan air, tapi Aileen sama sekali tidak bisa melakukan apapun. “Kalian membuatku ingin menangis.. tiba-tiba saja aku sadar tentang betapa jahatnya dunia ini karena peraturan tentang kasta..” Kata Adeline sambil membalikkan tubuhnya. Aileen tersenyum sambil mengusap bahu Adeline dengan pelan. “Sudahlah, jangan seperti itu, Adeline. Kami sama sekali tidak keberatan jika harus pulang melewati jalan ini..” Kata Eros dengan tenang. “Sebaiknya kita segera berangkat, Eros. Kita harus sampai di perbatasan saat malam hari agar tidak ada penjaga yang melihat kita” Kata Ethan sambil berjalan masuk ke dalam lubang kecil yang nantinya akan membawa mereka ke dalam gorong-gorong utama. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Akhirnya, di sinilah mereka berpisah. “Hati-hati, Aileen.. jaga dirimu baik-baik. Tidak semua orang yang ada di belakangmu adalah orang yang baik..” Kata Eros sesaat sebelum pemuda itu masuk ke dalam gorong-gorong. Aileen menganggukkan kepalanya sambil melambaikan tangan. Semoga saja Eros dan Ethan sampai di perbatasan dengan selamat. Aileen harap mereka bisa kembali bertemu dalam waktu dekat. *** Aileen melangkahkan kakinya untuk masuk ke dalam rumah. Satu pelayan langsung menghampiri Aileen sambil menyerahkan amplop putih berukuran sedang. “Apa ini?” Tanya Aileen sambil mengernyitkan dahinya. “Saya diminta untuk memberikan ini kepada Nona” Kata pelayan itu. Adeline langsung mengambil amplop yang awalnya dipegang oleh Aileen. “Jangan membukanya dengan sembarangan, Aileen..” Kata Adeline sambil mendelikkan matanya. Aileen tersenyum samar, sepertinya Adeline masih merasa khawatir dengan kejadian beberapa jam yang lalu. “Nona Aruna yang memberikan amplop ini..” Kata pelayan itu. Aileen kembali mengernyitkan dahinya. Apa yang sedang direncanakan oleh kakaknya yang gila itu? “Apa?! Astaga, apakah tanganmu mengelupas setelah menyentuh amplop ini?” Tanya Adeline sambil melemparkan amplop putih itu ke ujung ruangan. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Apakah Adeline curiga jika Aruna memberikan racun di permukaan amplop itu? “Jangan berlebihan, Adeline..” Kata Aileen dengan tenang. “Aku tidak berlebihan, aku justru sedang berusaha untuk berpikir rasional” Kata Adeline. “Panggilkan seorang pengawal. Aku butuh mereka untuk membuka amplop itu..” Kata Aileen pada akhirnya. Ya, mau bagaimana? Aileen juga harus berjaga-jaga, dia tidak ingin kembali melakukan kesalah seperti yang terjadi beberapa saat yang lalu. Aruna ternyata sangat gila, dia tidak memikirkan apa yang akan terjadi jika Aileen jatuh ke dasar jurang. Aileen menatap seorang pengawal yang datang mendekat sambil membawa amplop yang tadi dilempar oleh Adeline. “Apakah Nona memanggil saya untuk membuak amplop ini?” Tanya pengawal itu. Aileen menganggukkan kepalanya. Sepertinya pengawal itu bingung karena Aileen memintanya melakukan sesuatu yang mudah. “Jangan banyak bicara, segera buka amplop itu dan lihat apa isinya!” Kata Adeline dengan cepat. “Adeline, jangan seperti itu..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen memperhatikan dengan teliti apa saja yang ada di dalam amplop putih itu dan seketika Aileen kehilangan kata-katanya. Iya, Aileen lupa jika dia sedang berhadapan dengan kakaknya yang sangat licik. Aileen tersenyum lalu menggelengkan kepalanya dengan pelan. Seharusnya dia sudah memperkirakan hal ini sebelumnya. “Terima kasih, sekarang tolong tinggalkan aku dan Adeline sendirian..” Kata Aileen sambil tersenyum. Pengawal dan pelayan tadi menganggukkan kepalanya lalu membungkuk dengan hormat sebelum mereka melangkah meninggalkan Aileen. “Oh iya, tolong rahasiakan hal ini.. bisakah kalian melakukan itu untukku?” Tanya Aileen dengan pelan. “Tentu saja, Nona..” Jawab pengawalnya dengan patuh. Aileen menatap pelayannya yang tampak diam sambil menundukkan kepalanya. Aileen tersenyum dengan santai lalu berjalan mendekati pelayan itu. “Aku selalu bersikap baik, aku juga sedang berusaha untuk berbicara baik kepadamu. Jadi, bisakah kamu merahasiakan hal ini?” Tanya Aileen sambil tersenyum. Pelayan itu menganggukkan kepalanya sambil tetap menundukkan pandangannya. “Aku memiliki data seluruh keluargamu, aku juga memiliki catatan medis mereka. Kamu tentu tahu kalau aku bisa melakukan apapun yang aku mau..” Kata Aileen dengan tenang. “Saya tidak akan membocorkan apa yang saya lihat hari ini, Nona. Saya berjanji..” Kata pelayan itu. “Baiklah, kalian bisa kembali bekerja sekarang..” Kata Aileen pada akhirnya. Aileen menghembuskan napasnya, dia kembali melangkah mendekat ke arah Adeline yang tampak masih terkejut dengan apa yang dia lihat. “Kamu terlihat berbeda saat sedang mengancam seseorang” Kata Adeline. Aileen tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. “Aku tidak mengancamnya. Lagipula aku tidak memiliki data pribadi apalagi catatan medis keluarganya. Aku tidak mengerti kenapa dia percaya saja dengan kalimatku..” Kata Aileen sambil tertawa pelan. Tangan Aileen terulur untuk mengambil secarik kertas yang ada di atas meja. Matanya membaca tulisan tangan Aruna sambil tersenyum dengan santai. Astaga, Kakaknya memang sangat licik. Tutup mulutmu jika kamu tidak ingin foto ini tersebar ke seluruh dunia! Aileen kembali tersenyum ketika dia melihat foto dirinya yang sedang memeluk Eros. Ah, Aileen meragukan kelicikan Kakaknya untuk beberapa saat. “Apa yang harus kita lakukan setelah ini?” Tanya Adeline. Aileen mengambil semua foto dan juga surat yang diberikan oleh Aruna. Sepertinya Aileen harus menyimpan foto ini karena selama berteman dengan Eros, Aileen sama sekali tidak memiliki foto pemuda itu. “Tetap diam. Turuti saja keinginan penyihir gila ini..” Kata Aileen sambil tersenyum.         
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD