Episode 5 Bab 34

1522 Words
“Selamat malam semuanya..” Kata Aileen sambil menarik kursi tempat duduknya. Aileen tersenyum sambil menatap Aruna yang sedang duduk di seberang meja. Tidak, Aileen tidak akan membuat kekacauan apapun di makan malam ini. Aileen tahu apa saja yang bisa dilakukan oleh Aruna jika Aileen tidak mengikuti kemauannya. Ya, Aileen akan membiarkan Aruna lolos kali ini, tapi tentu saja Aileen tidak akan memaafkan kakaknya itu. “Kalian terlihat sangat bahagia padahal tadi pagi meja makan ini terasa sangat muram. Bagaimana perjalanan Keizaro? Apakah dia sampai dengan selamat?” Tanya ibunya. Aileen terdiam. Astaga, Aileen bahkan lupa pada keberangkatan Keizaro. Sepanjang hari ini Aileen menghabiskan waktu bersama dengan Eros dan Ethan, dia sampai lupa jika sahabatnya sedang dalam perjalanan menuju luar negeri. “Aku belum mendengar kabar apapun darinya. Nanti aku akan menghubunginya setelah makan malam” Kata Aileen dengan tenang. “Apa? Bagaimana mungkin kamu belum mendapatkan kabar? Keizaro bahkan sudah menghubungiku sejak tadi siang..” Kata Aruna sambil menatap Aileen dengan sombong. Aileen tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. “Ah, begitu? Berarti dia menganggap kakak sebagai orang spesial sekarang. Keizaro tidak pernah memberi kabar apapun, pemuda itu menelepon untuk menanyakan kabar orang lain, bukan berbicara tentang dirinya. Aku saja selalu menghubunginya lebih dulu kalau dia bepergian ke luar negeri, padahal dia selalu menghubungiku untuk bertanya keadaanku” Kata Aileen sambil tersenyum dengan santai. Aruna terlihat kesal sekarang. Ya, siapa suruh dia berbicara bohong? Keizaro memang seperti itu. Pemuda itu tidak akan pernah menelepon untuk mengatakan jika dia sudah sampai dengan selamat. Keizaro memang akan selalu menghubungi Aileen, tapi dia hanya akan menanyakan tentang keadaannya saja. Aileen tahu semua kebiasaan Keizaro, jadi jangan coba-coba untuk membohonginya. “Benarkah begitu? Keizaro adalah pria yang manis” Kata ibunya sambil tersenyum. “Dia pasti menghubungiku tadi, tapi aku meninggalkan ponselku di dalam mobil. Kalian tahu, tadi aku mengunjungi tempat yang sangat indah bersama dengan Adeline.. Bukankah begitu, Adeline?” Tanya Aileen sambil menolehkan kepalanya ke arah Adeline. “Iya, kami mengunjungi jembatan kaca yang ada di sudut kota. Aku dan Aileen menghabiskan waktu seharian di sana.. Tempatnya indah dan udaranya sangat bagus..” Kata Adeline sambil tersenyum. “Adeline, panggil Aileen dengan sebutan ‘Kakak’. Kamu selalu saja melupakan hal itu” Kata ayahnya. Aileen tertawa pelan. Bahkan ayahnya masih belum bisa menerima jika selama ini Adeline tidak pernah mendengarkan peringatannya. “Kalian pergi berdua saja? Bukankah kalian berangkat bersama tadi? Apakah Aruna tidak ikut pergi ke sana?” Tanya ibunya. Aileen mengendikkan bahunya, begitu juga dengan Adeline. Mereka saling menatap lalu tertawa bersama. “Apakah ada hal yang kalian sembunyikan?” Tanya ayahnya. “Tanya saja pada Kakak. Dia sejak tadi diam saja..” Kata Aileen. Aileen tahu kalau Aruna tidak akan berani mengatakan apa yang sebenarnya terjadi. Iya, Aileen bisa saja dimarahi dan dihukum karena dia bertemu dengan Eros, tapi bagaimana dengan Aruna? Apa yang akan terjadi jika orang tuanya tahu kalau Aruna sempat membuat Aileen hampir kehilangan nyawanya? “Tadi aku merasa sedikit tidak sehat, jadi aku tidak ikut dengan mereka..” Kata Aruna. Aileen dan Adeline menganggukkan kepalanya secara bersamaan. Ini sangat menyenangkan, Aileen suka membuat kakaknya tertekan seperti ini. *** “Apa rencanamu?” Tanya Adeline sesaat setelah Aileen kembali ke kamarnya. Aileen mengendikkan bahunya, dia tidak memiliki rencana apapun saat ini. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Dia masih mengingat kemarahan Keizaro karena sejak siang Aileen tidak mengangkat panggilannya. Ya, mau bagaimana lagi? Aileen benar-benar tidak mengingat apapun tentang ponselnya. Aileen sangat menikmati waktu yang dia habiskan bersama dengan Eros dan Ethan hingga dia melupakan segalanya. “Aruna tidak bisa dibiarkan begitu saja, Aileen.. kamu harus melakukan sesuatu..” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Iya, dia juga tahu kalau Aruna tidak bisa dibiarkan begitu saja. Tapi apa yang harus dia lakukan? Aileen sedang berada dalam posisi yang sangat sulit saat ini. “Menurutmu, apa yang harus aku lakukan?” Tanya Aileen sambil menatap Adeline. Adeline tampak mengetukkan jarinya ke kepala. Adiknya itu terlihat sangat aneh saat dia sedang berpikir. “Katakan saja pada Papa dan Mama. Mereka mungkin akan marah ketika tahu kamu kembali bertemu dengan Eros dan Ethan, tapi mereka jelas lebih marah pada Aruna yang hampir membuatmu jatuh ke dasar jurang” Kata Adeline. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Tidak, itu bukanlah ide yang tepat. Aileen tidak ingin membahayakan Eros dan Ethan. “Aku tidak bisa melakukan itu. Bagaimana kalau Papa tetap mencelakai Eros meskipun dia tahu jika Eros menyelamatkan nyawaku?” Tanya Aileen. “Sepertinya tidak. Papa pasti akan berterima kasih, memangnya ada yang lebih penting dari nyawa putrinya?” Tanya Adeline. Aileen mengendikkan bahunya. Dia tidak ingin melibatkan Eros dan Ethan dalam masalah ini. “Papa tidak akan percaya jika kita bertemu Eros dan Ethan tanpa sengaja. Aku saja masih sulit mempercayai jika kejadian tadi nyata..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen menghembuskan napasnya. Di dalam kepalanya, dia masih saja memikirkan kemungkinan buruk yang bisa saja terjadi jika Eros tidak menangkap tangannya dengan tepat. “Iya, aku juga masih memikirkan hal yang sama. Bagaimana mungkin Eros dan Ethan ada di tempat yang sama dengan kita padahal mereka tidak tahu jika kita ada di sana? Ini sangat sulit untuk dipercayai, Aileen..” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Iya, semua yang terjadi hari ini memang sangat sulit untuk dipercayai. “Aku tidak ingin membahayakan diriku lagi. Sepertinya bukan hanya aku saja yang harus berhati-hati, kamu juga harus melakukan hal yang sama. Kita memiliki Kakak yang tega membunuh kita kapanpun dan dimanapun” Kata Aileen sambil menatap Adeline dengan serius. Kejadian hari ini membuktikan jika Aruna tidak memiliki hati sama sekali. Dia mendorong Aileen dengan sengaja, dia ingin membunuh Aileen secara terang-terangan. “Bagaimana rasanya.. berada di ambang kematian?” Tanya Adeline dengan suara pelan. Aileen menggelengkan kepalanya. Sampai saat ini, Aileen masih merasa ketakutan jika mengingat bagaimana rasanya ketika kakinya tidak menapak pada bumi. “Maafkan aku, jangan memikirkan hal itu lagi..” Kata Adeline sambil mengguncang tubuh Aileen. Aileen tersenyum lalu memeluk Adeline dengan erat. Aileen senang karena dia masih bisa hidup sampai saat ini. “Jangan membuatku menangis lagi, Aileen!” Kata Adeline dengan kesal. Aileen tertawa pelan. Adeline memang sangat menggemaskan. Adiknya itu sering kali terlihat seperti gadis kaya yang sombong dan keras kepala, tapi sebenarnya dia memiliki hati yang sangat lembut. “Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu..” Kata Aileen. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Setelah ini akan ada banyak hal yang menanti, Aileen harus mempersiapkan dirinya. Aileen tahu kalau Aruna tidak akan tinggal diam setelah kejadian hari ini. “Aileen.. apakah kamu menyukai Eros?” Tanya Adeline. Aileen menolehkan kepalanya, dia menatap Adeline sambil mengernyitkan dahi. Apa yang Adeline katakan? “Jangan mengelak, Aileen.. aku melihatnya sendiri.. aku melihat kamu berhenti menangis ketika Eros memelukmu. Aku tahu kalau kamu merasa tenang ketika sedang memeluknya..” Kata Adeline. Aileen tetap diam, dia tidak tahu harus mengatakan apa. Aileen masih mengingat jelas bagaimana pelukan Eros yang menenangkan tangisannya. Pemuda itu membuat Aileen merasa lebih baik setelah hal buruk yang terjadi. Eros, dia selalu menjadi orang yang Aileen tuju ketika hatinya sedang kacau. Secara tidak sengaja, semesta mempertemukan mereka dengan cara yang tidak masuk akal. Eros datang di saat yang tepat, dia memegang tangan Aileen dengan erat, dia mempertaruhkan nyawanya sendiri untuk bisa menyelamatkan Aileen. “Kamu tidak bisa mencintai dia, Aileen..” Kata Adeline dengan pelan. Aileen menundukan kepalanya. Dia kembali merasa sesak setiap kali diingatkan tentang status mereka yang berbeda. Kenapa? Kenapa dunia ini harus membuat peraturan yang begitu tidak adil? “Meskipun aku juga mengakui jika Eros adalah pemuda yang baik, kamu tetap tidak bisa mencintai dia, Aileen. Kalian memang hidup di atas tanah yang sama, tapi dunia kalian berbeda. Sangat berbeda..” Kata Adeline. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Berusaha untuk mengenyahkan rasa sesak di dadanya. Kenapa mereka harus hidup di dunia yang berbeda? Aileen adalah manusia, begitu juga dengan Eros. Mereka hidup di bumi yang sama.. lalu apa yang berbeda? Status? Kasta? Kekayaan dan kekuasaan? Sampai kapan Aileen harus hidup seperti ini? “Apa yang berbeda, Adeline?” Tanya Aileen dengan tatapan putus asa. “Semuanya. Jadi, jangan jatuh cinta kepadanya, Aileen.. Jangan hancurkan hatimu untuk cinta pertamamu..” Kata Adeline. Aileen tersenyum samar. Patah hati? Seperti apa rasanya? Apakah rasa sesak dan menyakitkan yang selalu Aileen dapatkan ketika dia harus berpisah dengan Eros? Apakah itu disebut patah hati. Jika iya, maka selama ini Aileen sudah berulang kali merasakan patah hati. “Kamu sedang mencoba mengatakan jika kamu jauh lebih berpengalaman dibandingkan dengan diriku? Begitu?” Tanya Aileen sambil tertawa pelan. Sekalipun menyakitkan, Aileen harus tetap terlihat baik-baik saja di depan adiknya. “Tidak, aku tidak bermaksud seperti itu. Aku hanya sedang memperingatkan kamu.. Anggap saja ini adalah bentuk dari kepedulianku” Kata Adeline dengan tenang. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Dia tidak percaya jika adiknya bisa mengatakan kalimat seserius ini. Aileen menatap Adeline yang bangkit berdiri lalu melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamarnya. Ada satu hal yang sejak tadi sangat ingin Aileen katakan, tapi dia masih bingung bagaimana cara untuk mengungkapkannya. “Adeline?” “Ya?” Adeline menolehkan kepalanya. Dia tampak menunggu kalimat yang ingin Aileen katakan. “Bagaimana jika aku sudah terlanjur jatuh cinta kepadanya?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD