Episode 5 Bab 32

1686 Words
Aileen meraih air mineral yang diberikan oleh Adeline. Aileen mencoba untuk membuka kemasan air itu, tapi tangannya terlalu lemas. Eros mengambil air mineral yang ada di tangan Aileen, pemuda itu membuka tutupnya dengan mudah lalu kembali mengulurkannya kepada Aileen. Aileen tersenyum dan mengucapkan terima kasih sebelum dia menegak air itu dengan cepat. “Apakah kamu merasa lebih baik, Aileen?” Tanya Eros. Aileen menganggukkan kepalanya dengan pelan. Tubuhnya memang masih bergetar, kakinya juga masih terasa lemas, tapi Aileen merasa lebih baik dibandingkan beberapa menit yang lalu. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Aileen masih tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini, dia masih merasa kacau. Aruna, Kakaknya itu mendorongnya dengan sengaja. Aileen bahkan bisa melihat ekspresi Aruna dengan sangat jelas tadi. Aileen menundukkan kepalanya, dia ingin menangis saat ini. Rasanya sangat menyakitkan ketika tahu jika saudara kandungnya berusaha untuk membunuhnya. Apakah Aruna sudah kehilangan akal? “Aku minta maaf karena mengajakmu ke sini, Aileen.. jika aku tidak—” “Aku baik-baik saja, Adeline..” Kata Aileen sambil memeluk adiknya. Aileen tidak boleh menangis lagi, Adeline akan semakin merasa bersalah jika dia melihat Aileen menangis. Aileen mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat ini. Dia ingin tahu dimana Aruna bersembunyi saat ini. “Perempuan tadi siapa? Kenapa kalian datang ke sini bersama-sama?” Tanya Ethan. Aileen menarik napasnya sekali lagi. Dia tidak bisa menyangkal fakta bahwa Aruna adalah kakaknya. “Kakakku. Dia kakak pertama kami.. aku tidak mengerti kenapa dia bisa melakukan ini kepadaku..” Kata Aileen dengan suara yang bergetar. Apa yang baru saja Aileen alami adalah hal yang begitu mengerikan. Bagaimana jika Eros tidak datang tepat waktu? Bagaimana jika Eros tidak bisa menariknya? Dan bagaimana jika Eros justru ikut jatuh bersamanya? Astaga, ada banyak sekali hal yang mengganggu pikiran Aileen saat ini. Dia bahkan tidak tahu harus bagaimana sekarang. Apakah Aileen harus pulang dan mengadukan semua ini kepada orang tuanya? Perbuatan Aruna sangat keterlaluan kali ini, dia membahayakan nyawa Aileen. Bagaimana mungkin seorang kakak berusaha membunuh adiknya sendiri? Dia pasti sudah kehilangan akal. “Kakakmu? Dia adalah Kakakmu? Kamu tidak bergurau?” Tanya Ethan dengan pandangan terkejut. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sayangnya, kenyataannya memang seperti itu. Aruna adalah kakaknya, kakak kandungnya. “Kenapa dia mencoba membuatmu celaka? Apakah dia sudah gila?” Tanya Ethan. Aileen mengendikkan bahunya. Dia juga tidak mengerti kenapa Aruna nekat melakukan hal gila seperti ini. Iya, Aileen tahu kalau selama ini hubungan mereka tidak baik. Mereka sering sekali berdebat, Aruna suka membuat masalah dengan orang lain.. tapi Aileen tidak menyangka jika Kakaknya tega melakukan pencobaan pembunuhan seperti ini. “Diamlah, Ethan.. jangan membuat keadaan jadi bertambah kacau..” Kata Eros. Aileen menutup matanya untuk sejenak. Kejadian hari ini tidak akan pernah bisa Aileen lupakan seumur hidupnya. “Aku akan menghubungi Papa agar dia datang ke sini dan menjemput kita.. aku tidak ingin pulang sendirian.. aku takut Aruna melakukan sesuatu yang jahat dengan mobil kita” Kata Adeline. Aileen kembali memeluk Adeline. Sepertinya Adeline sangat ketakutan. Adiknya itu terus menatap ke arah sekitar dengan pandangan waspada seakan dia sedang merasa tidak tenang. Aileen mengusap punggung Adeline dengan pelan. Apa yang harus Aileen lakukan untuk membuat Adeline merasa lebih tenang? “Jangan lakukan itu, Adeline. Aku tidak ingin Papa melihat Eros dan Ethan di sini..” Kata Aileen dengan pelan. Aileen masih mengingat perjanjian yang dia buat dengan ayahnya. Tidak, Aileen tidak ingin mengambil resiko apapun. Aileen menahan dirinya dengan susah payah untuk tidak menemui Eros, tapi secara tiba-tiba pemuda itu datang menemui Aileen di saat yang sangat tepat. Apapun alasannya, Aileen tidak ingin membuat Eros dan Ethan berada dalam bahaya. Mereka tidak boleh bertemu dengan ayahnya. Aileen tahu kalau dia baru saja diselamatkan oleh Eros. Tapi, ayahnya tidak akan menerima alasan apapun. Aileen tidak ingin Eros dan Ethan berada dalam bahaya. “Lalu apa yang harus kita lakukan sekarang?” Tanya Adeline. Aileen menggelengkan kepalanya. Untuk saat ini Aileen tidak ingin melakukan apapun. Dia masih merasa tidak percaya dengan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu. Sekarang, satu-satunya hal yang ingin Aileen lakukan adalah duduk diam untuk beberapa saat ke depan. Aileen harus menenangkan dirinya sendiri. “Eros, kenapa kamu ada di sini? Apa yang kalian lakukan?” Tanya Aileen sambil menatap Eros dan Ethan. “Kami ingin mencarimu, Aileen. Kami merasa khawatir karena satu minggu ini kamu tidak datang sama sekali.. kami ingin menemuimu..” Kata Ethan. Aileen kembali meneteskan air matanya ketika dia mendengar penuturan Ethan. Astaga, apa yang telah Aileen lakukan? Eros dan Ethan mempertaruhkan nyawanya untuk datang ke kota. Mereka ingin menemui Aileen. Seharusnya saat itu Aileen datang dan berpamitan dengan mereka. Aileen tidak ingin melihat Eros dan Ethan berada dalam bahaya seperti ini. “Kenapa kalian bisa tahu kalau aku ada di sini?” Tanya Aileen. “Kami tidak tahu, Aileen. Kami tersesat. Tapi keajaiban terjadi, kami malah bertemu denganmu di saat yang sangat tepat..” Kata Ethan. Aileen menganggukkan kepalanya. Apa yang dikatakan oleh Ethan memang benar. Mereka bertemu di saat yang sangat tepat. Aileen masih tidak percaya jika Eros ada di depannya. Pemuda yang menyelamatkan nyawanya, kini dia tengah duduk sambil menatap ke arah Aileen. Aileen tersenyum lalu memejamkan matanya sekilas. Sekalipun hari ini ada hal buruk yang terjadi, Aileen akan tetap bersyukur. Aileen sangat bahagia karena dia kembali bertemu dengan Eros dan juga Ethan. Satu minggu tanpa menemui mereka terasa sangat membosankan. Aileen merindukan mereka berdua. “Terima kasih karena telah mencariku, terima kasih karena kalian tersesat dan akhirnya menemukan aku di sini, terima kasih karena kamu mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan aku, Eros..” Kata Aileen sambil tersenyum. “Itu bukan hal besar, Aileen. Semua orang yang ada di posisiku pasti akan melakukan hal yang sama” Kata Eros dengan tenang. Tidak, tidak semua orang akan melakukan hal yang sama seperti yang Eros lakukan. Aileen benar-benar beruntung karena Eros datang di saat yang sangat tepat. Jika Eros terlambat satu detik saja, maka Aileen pasti sudah berakhir mengenaskan di dasar jurang. Entah apa yang akan terjadi jika Aileen jatuh tanpa pelindung apapun. “Eros, ternyata kamu sangat baik. Terima kasih karena sudah menyelamatkan Kakakku..” Kata Adeline sambil tersenyum. Adeline memang anak yang sangat manis. Kadang dia terlihat begitu keras kepala dan menyebalkan, tapi sebenarnya Adeline adalah adik yang perhatian. “Dia juga pernah menyelamatkan nyawaku, Adeline. Kalian pernah menyematkan nyawa kami..” Kata Eros. Aileen tersenyum sambil menghembuskan napasnya dengan lega. Aileen memang tidak akan memaafkan Aruna dengan mudah, tapi setidaknya perempuan itu membuat hari Aileen jadi berakhir dengan cukup baik. Aileen sangat senang karena akhirnya dia bisa bertemu dengan Eros dan Ethan. “Baiklah, bagaimana jika sekarang kita pergi makan siang bersama? Aku rasa kalian pasti lapar karena berjalan selama berjam-jam. Tempat ini cukup jauh dari pemukiman kalian..” Kata Adeline. Aileen menganggukkan kepalanya. Dia setuju dengan ide yang diberikan oleh Adeline. Entah berapa lama Eros dan Ethan berjalan, mereka pasti sangat lelah dan juga lapar. “Kami membawa makanan dari pemukiman. Tadi kami duduk di sana sambil menikmati bekal yang kami bawa..” Kata Eros sambil menunjuk ke sebuah pondok yang ada di seberang jembatan. “Itu adalah bekal kalian, tapi sekarang kita tetap harus makan bersama. Anggap saja ini sebagai sambutan karena kalian datang ke kota kami..” Kata Adeline sambil tertawa. “Aku tidak pernah bisa menolak makanan, jadi.. mari kita makan!” Kata Ethan sambil tertawa juga. Aileen menolehkan kepalanya, dia menatap Eros yang tampak tersenyum sambil menatapnya juga. Astaga, hari ini Aileen sangat bahagia. Baru kali ini Aileen merasa bahagia di tengah musibah yang baru saja dia dapatkan. Setidaknya, kejadian hari ini membuat Aileen sadar jika Aruna bukan hanya gila dan menyebalkan, dia juga memiliki otak psikopat. *** Aileen tertawa pelan ketika dia mendengar lelucon yang sejak tadi dikatakan oleh Adeline dan juga Ethan. Biasanya, Adeline akan menjaga jarak dengan Eros dan Ethan, tapi kali tidak demikian. Adeline bahkan berusaha untuk terus mencari topik pembicaraan agar mereka tetap bisa berbicara tanpa henti. Sepertinya Adeline sudah mulai akrab dengan Eros dan Ethan. “Ini daging ayam, Ethan. Kenapa kamu menyisihkannya di pinggir piringmu?” Tanya Adeline sambil menunjuk ke arah piring Ethan yang dipenuhi oleh ayam mentega miliknya. Mereka memilih untuk memesan makanan lewat layanan pesan antar. Aileen tidak ingin mengambil resiko dengan datang ke restoran bersama dengan Eros dan Ethan. Aileen takut kalau nanti ada pemeriksaan identitas di restoran itu. Jadi memesan makanan adalah cara yang paling tepat untuk dilakukan. “Aku tahu kalau ini adalah ayam. Sekalipun tinggal di pemukiman, aku juga pernah makan ayam!” Kata Ethan sambil memakan nasi miliknya. “Lalu kenapa kamu menyisihkan ayam milikmu? Kamu hanya makan nasi tanpa lauk, bodoh!” Kata Adeline. Aileen menggelengkan kepalanya dengan pelan. Adeline memang tidak bisa menghilangkan kebiasaan buruknya dalam berbicara. Di setiap kalimat yang dia katakan pasti akan mengandung u*****n dan juga kata-k********r. “Aku ingin menyimpan ayam ini. Di pemukiman tidak ada ayam yang selezat ini!” Kata Ethan sambil tertawa. Aileen tersenyum samar. Apa yang Ethan katakan adalah kalimat sederhana yang begitu menyedihkan. Bagi penduduk kota, ayam mentega adalah makanan sederhana yang bisa mereka makan kapanpun dan dimanapun, tapi tidak dengan orang tanpa kasta. Aileen menarik napasnya dengan pelan. Jika nanti dia melakukan kegiatan amal di pemukiman orang tanpa kasta, selain membagikan makanan pokok dan beberapa jenis kue, Aileen juga akan memberikan ayam mentega pada mereka semua. “Astaga, jangan seperti itu! Makan saja ayam milikmu, aku akan memesan dua kotak ayam mentega lagi untuk kalian bawa ke pemukiman..” Kata Adeline dengan santai. “Apakah kamu serius?” Tanya Ethan. “Apakah wajahku terlihat seperti orang yang sedang bergurau?” Tanya Adeline sambil menunjuk ke arah wajahnya sendiri. “Entahlah, sejak dulu wajahmu terlihat seperti orang jahat yang bisa membunuh siapapun” Kata Ethan dengan santai. Aileen dan Eros tertawa ketika mereka mendengar kalimat yang dikatakan oleh Ethan. “Apakah kamu mau aku bunuh?! Beraninya kamu mengaatakn itu kepadaku!” Kata Adeline sambil bangkit berdiri. “Sudahlah, Adeline.. kita semua hanya bergurau saja..” Kata Aileen sambil tersenyum geli. “Baiklah, aku akan memesan sepuluh kotak ayam mentega agar mereka kesulitan untuk membawa pulang!” Kata Adeline sambil menjulurkan lidahnya. Aileen tergelak, kadang Adeline memang suka melakukan hal yang tidak terduga.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD