Episode 1 Bab 2

1737 Words
Aileen melangkahkan kakinya untuk segera sampai ke mobil terbang miliknya. Iya, Aileen memang salah satu keluarga beruntung yang bisa menikmati mobil terbang yang bisa membawanya pergi kemana saja tanpa harus melakukan perjalanan panjang yang memakan banyak waktu karena harus menyusuri kota di jalan darat. “Aileen, mama ingin bicara padamu..” Aileen menolehkan kepalanya dan menemukan ibunya yang sedang berlari ke arahnya. Wanita itu tampak terburu-buru. “Ada apa, Mama? Aku sudah terlambat, hari ini Adeline ingin berangkat bersamaku, dia akan marah jika aku membuatnya terlambat datang ke sekolah” Kata Aileen dengan pelan. Sebenarnya Aileen tidak bermaksud untuk mengusir ibunya, Aileen tahu dengan benar apa yang sebenarnya ingin dibicarakan oleh ibunya. Sudah jelas ibunya akan memberikan Aileen beberapa nasehat karena hari ini Aileen mengacaukan sarapan mereka. Ya, sebenarnya bukan Aileen yang mengacaukan sarapan pagi ini, Aruna adalah orang yang pantas untuk disalahkan karena lagi-lagi kakaknya itu membuat masalah. “Ini masih terlalu pagi untuk ke sekolah. Aileen, jangan menghindari mama” Kata Ibunya dengan pelan. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Astaga, kenapa Aruna harus mengacaukan harinya? Kakaknya itu memang seorang wanita yang suka sekali membuat masalah. “Aileen, apa yang kamu lakukan? Ayo berangkat!” Adeline yang sudah duduk di dalam mobil akhirnya memutuskan untuk memanggil Aileen. Aileen memutar bola matanya. Ya, sekalipun mereka bertiga adalah saudara kandung, ternyata mereka memang memiliki sifat yang sangat berbeda. Adeline, adiknya itu adalah seorang remaja yang sangat sulit untuk diatur. Setiap nasehat yang masuk ke dalam telinganya akan kembali keluar setelah beberapa detik kemudian. Dalam beberapa hal Aileen juga hampir sama seperti Adeline. Ya, setidaknya Aileen tidak pernah malas ketika akan pergi ke sekolah. Lalu Aruna, kakaknya itu benar-benar sangat menyebalkan. Sepanjang hidup Aileen, dia tidak pernah benar-benar damai dengan kakaknya yang menyebalkan itu. Ya, sekalipun begitu Aileen juga tidak bisa terang-terangan menunjukkan jika dia kesal pada kakaknya. Aruna dan semua rencana jahatnya tentu saja akan menghancurkan Aileen dengan mudah karena memang selama ini Aileen membiarkan semua orang mengetahui kelemahannya. “Astaga Adeline, dia kakakmu. Kenapa masih sulit untuk mendengarkan apa yang sudah dikatakan kepadamu? Aileen dan Aruna adalah Kakakmu.” Kata ibunya. Aileen memejamkan matanya sekilas. Sebenarnya Aileen sama sekali tidak keberatan jika Adeline memanggilnya seperti tadi, panggilan dari adiknya tidak akan mengubah apapun. Selama ini Adeline memang suka semaunya ketika memanggil Aileen, tapi buktinya mereka tetap menjadi saudara yang dekat dan saling peduli satu sama lain. Sangat berbeda dengan Aruna dan Aileen. “Sudahlah, Mama. Jangan seperti Papa. Dia sudah tua jadi sering menerapkan aturan kuno” Kata Adeline dengan santai. Astaga, adiknya itu memang sangat tidak terduga. “Adeline, masuklah ke dalam mobil. Aku sedang ada urusan dengan Mama. Kalau kamu memang tidak mau menunggu di mobil, berangkatlah dengan Kak Aruna..” Kata Aileen dengan pelan. Adeline menatapnya dengan pandangan kesal. Adeline memang sering memohon padanya agar dia bisa berangkat dengan Aileen. Ya, mau bagaimana lagi? sekolah Adeline searah dengan tempat kerja Aruna. Jika setiap hari Aileen yang harus mengantar Adeline, Aileen akan sering terlambat. “Jangan mengancamku seperti itu. Baiklah, aku akan menunggu di mobil. Jika bisa kalian bicara saja hingga nanti malam agar aku tidak jadi pergi ke sekolah” Kata Adeline sambil melangkahkan kakinya ke arah mobil. Ya ampun, Aileen tidak mengira jika Adeline akan mengatakan semua itu. “Mama lihat sendiri bagaimana kelakuan Adeline? Sudahlah, aku sudah dewasa, aku berjanji aku tidak akan melakukan hal yang bodoh. Sekarang sudah saatnya mama mengurus Adeline. Adikku itu sangat sulit untuk diatur” Kata Aileen sambil tertawa pelan. Aileen tahu apa yang menjadi beban pikiran Adena. Ibunya itu terus memikirkan bagaimana masa depan Aileen karena selama ini Aileen lebih tertarik untuk menjadi seorang relawan dibandingkan belajar di bidang pemerintahan. Sejujurnya Aileen tidak pernah cocok dengan kehidupan pemerintahan yang terasa tidak seperti orang normal pada umumnya. Sudah cukup dia menghabiskan masa kecilnya dan masa remajanya sebagai seorang anggota keluarga Elysium. Aileen tidak ingin menghabiskan seluruh hidupnya dengan semua peraturan tidak masuk akal ini. Satu-satunya cita-cita yang dimiliki oleh Aileen adalah mendirikan yayasan amal untuk orang tanpa kasta yang hidup menderita di pinggir kota. Mereka seakan diusir dari bumi ini, mereka diasingkan dan dianggap sebagai hama penyakit yang akan menghancurkan dunia. Ya ampun, sekalipun tidak memiliki kasta, mereka adalah manusia. Mereka memiliki hak untuk hidup dengan layak. “Jangan membicarakan Adeline saat ini. Aileen, mama mengkhawatirkan dirimu” Kata ibunya. Aileen tersenyum ketika mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. “Mama, aku sudah dewasa, jangan khawatir, aku akan selalu menjaga diriku sendiri” Kata Aileen sambil memeluk mamanya sekilas. Aileen sering merasa jika orang tuanya berlebihan di dalam memberikan peraturan untuk dirinya, tapi akhir-akhir ini Aileen mulai mengerti jika mereka hanya merasa khawatir akan keamanan Aileen dan saudara-saudaranya. Mereka adalah keluarga yang terpandang. Ayahnya memiliki jabatan yang berpengaruh di dunia ini, Aileen dan saudara-saudaranya tidak pernah luput dari perhatian publik. Ada banyak orang yang pastinya memiliki niat jahat kepada keluarganya. Entahlah, kadang Aileen merasa jika dia yang paling mudah mendapatkan serangan karena selama ini Aileen selalu berada di luar pengamanan ayahnya. Aileen suka turun ke pinggir kota hanya untuk memberikan bantuan kepada orang-orang tanpa kasta. Sejujurnya Aileen tidak pernah berprasangka buruk pada orang-orang tanpa kasta, Aileen malah lebih curiga kepada jajaran penting pemerintahan yang mungkin saja merasa iri dengan keluarganya lalu memiliki niat buruk untuk menghancurkan Aileen. “Mama memang seorang relawan sepertimu, Aileen. Tapi mama tidak pernah seberani dirimu. Mama benar-benar bangga padamu. Tapi tetap saja, jangan melanggar peraturan. Di dunia ini ada banyak sekali orang yang mengawasimu dan menunggu kamu melakukan kesalahan agar mereka bisa menghancurkan dirimu” Aileen menganggukkan kepalanya. Iya, Aileen tahu apa saja yang harus dia hadapi di dunia ini. Ada banyak sekali orang yang mencoba mengambil posisinya. “Iya, tenang saja, Mama” Kata Aileen dengan pelan. *** “Apa yang kamu bicarakan dengan Mama, Aileen?” Tanya Adeline ketika Aileen masuk ke dalam mobil. Aileen menghembuskan napasnya dengan pelan. Kenapa adiknya ini sangat sulit untuk dinasehati. “Kenapa kamu ingin tahu?” Tanya Aileen balik. Aileen mengeluarkan ponsel miliknya dan mulai sibuk untuk bermain dengan ponsel canggih itu. Aileen juga mengambil gambar dirinya sendiri dengan menggunakan kamera sebesar kuku jarinya yang akan siap terbang ke segala arah untuk mengambil potret yang terbaik. “Kameramu sangat bagus. Bolehkah aku menyambungkannya di ponselku?” Tanya Adeline sambil ikut melihat hasil foto yang langsung ada di layar ponsel Aileen yang transparan. Alieen menatap adiknya dengan kesal. Kenapa Adeline selalu menginginkan segala hal yang dimiliki oleh Aileen? Astaga, adiknya itu masih terlalu kecil untuk memiliki barang-barang elektronik semacam ini. “Tidak. Kamu boleh mengambil gambar dengan kamera itu tapi tidak boleh menyabungkannya ke ponselmu sendiri” Kata Aileen dengan pelan. “Kamu memang sangat menyebalkan Aileen!” Kata Adeline dengan cepat. Aileen tertawa pelan. “Kalau aku menyebalkan, mungkin sebaiknya kamu berangkat sekolah dengan Kak Aruna saja..” Kata Aileen. Adeline langsung melototkan matanya ke arah Aileen. Adiknya itu sering protes karena selama ini dia harus berada satu mobil dengan Aruna. Sebenarnya mobil terbang di rumah mereka masih ada satu yang tidak terpakai, tapi Adeline masih terlalu kecil untuk berangkat dengan mobilnya sendiri. “Besok kamu harus mengantarku lagi. Aku tidak tahan dengan Aruna, dia menyemprotkan parfum dengan aroma yang menjijikkan. Aku sering mual ketika sedang satu mobil dengannya” Kata Adeline. Aileen tertawa pelan. Astaga, jika di di belakangnya, apakah Adeline juga akan membicarakan dirinya? Adiknya itu memiliki mulut yang sangat pedas. Aileen tidak tahu lagi bagaimana cara untuk menasehati Adeline. “Jangan bicara yang tidak-tidak. Siapa yang tahu jika sekarang dia memasang perekam suara di dalam mobilku..” “Kalau itu sampai terjadi, aku akan menggunduli rambutnya. Dia sangat keterlaluan. Aku tidak mengerti kenapa dia harus menjadi kakakku” Kata Adeline. berbicara dengan sangat jujur. “Jangan seperti itu, dia adalah kakakmu.” “Aku tidak menginginkan dirinya. Sungguh.. dia sering sekali membuat masalah untukku. Papa sering marah padaku karena Aruna mengatakan hal yang tidak-tidak. Dia memang sangat menyebalkan..” Sebenarnya Aileen juga setuju dengan apa yang dikatakan oleh Adeline. Aruna memang sering mengatakan hal-hal yang akhirnya menimbulkan masalah untuk Aileen. Sudahlah, Aileen harus bersabar karena mungkin tidak lama lagi Aruna akan segera menikah. Setelah menikah kakaknya itu akan pergi dari rumah dan Aileen akan bebas melakukan apapun. Apa yang dikatakan oleh ibunya tadi tidak sepenuhnya benar. Sebenarnya bukan orang lain yang ingin menjatuhkan Aileen, satu-satunya orang yang akan memberikan serangan ketika Aileen lengah adalah kakaknya sendiri. Jika mendapatkan kesempatan Aruna pasti akan menghancurkan Aileen tanpa ampun. Ya, seharusnya sejak awal Aileen berhati-hati pada kakaknya itu. Dia tidak akan membiarkan Aileen hidup dengan tenang karena sepertinya Aruna tidak pernah suka pada Aileen. “Doakan saja dia segera menikah agar kita bisa bebas darinya” Kata Aileen dengan santai. Adelina tertawa pelan ketika dia mendengar apa yang Aileen katakan. “Aku berharap jika dia akan jatuh cinta dengan orang tanpa kasta hingga membuat kehidupannya sengsara” Kata Adeline. “Ah, itu tidak mungkin. Dia tidak akan jatuh cinta pada orang tanpa kasta karena dia tidak pernah bertemu dengan mereka. Justru aku yang memiliki resiko itu..” Kata Aileen. “Apakah kamu jatuh cinta pada orang tanpa kasta?” Tampaknya Adeline salah mengertikan kalimat yang dikatakan oleh Aileen. “Aku hanya mengatakan jika aku yang beresiko jatuh cinta pada orang tanpa kasta..” “Jangan jatuh cinta pada mereka” Kata Adeline dengan cepat. Aileen mengernyitkan dahinya. Selama ini Aileen tidak pernah membicarakan hal semacam ini dengan adiknya. Sungguh, sepertinya ini adalah topik yang seru untuk dibicarakan. “Memangnya kenapa?” Tanya Aileen. “Aku sebenarnya tidak pernah mempermasalahkan kasta mereka. Tapi kita semua tahu apa yang akan terjadi ketika seseorang jatuh cinta pada orang tanpa kasta..” Kata Adeline. “Maksudmu?” Tanya Aileen. Selama ini Aileen memang bergaul dengan orang-orang tanpa kasta, tapi hal semacam itu tidak pernah timbul di dalam hati Aileen. Sungguh, selama 25 tahun hidupnya, Aileen juga belum pernah jatuh cinta. Apakah ini adalah hal yang normal? “Semuanya akan saling menghancurkan. Kamu tidak akan mendapatkan akhir yang bahagia jika kamu jatuh cinta dengan orang tanpa kasta. Ya, semua orang juga tahu jika dunia ini tidak akan memberikan tempat kepada orang yang tanpa kasta. Intinya, jika kamu jatuh cinta pada orang tanpa kasta, siap-siap saja untuk menerima kehancuran” “Kamu bergurau denganku?” Tanya Aileen dengan pandangan sengit. Aileen tidak pernah mengira jika adiknya akan memiliki pikiran seperti ini. “Bergurau? Sudahlah, tidak penting membahas hal seperti ini dengan seseorang yang tidak pernah jatuh cinta” Oh sial!  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD