Episode 1 Bab 3

1270 Words
Eros menggaruk kepalanya yang terasa gatal. Matanya masih terus mengawasi seorang wanita yang tampak menunggu datangnya bis di atas jembatan. Beberapa kali Eros memang sudah memperhatikan wanita itu. Dia sering berjalan sendirian untuk menunggu bis di pinggir jalan. Jika dilihat dari pakaiannya, sepertinya dia seseorang yang bekerja di kantor penyiaran. Iya, Eros sebenarnya juga tidak terlalu yakin karena dia juga belum pernah datang ke kantor penyiaran. Tapi selama beberapa bulan ini wanita itu terus menyusup ke bawah jembatan sambil membawa sebuah benda kecil yang sepertinya adalah kamera. Ya, sekalipun seumur hidupnya Eros tidak pernah menyentuh benda canggih itu, tetap saja dia tahu jika wanita itu membawa kamera. Sepertinya dia memang sengaja datang ke kolong jembatan untuk meliput kehidupan manusia tanpa kasta. Sebuah kehidupan yang menyedihkan dan jauh dari kata layak. Sejujurnya Eros masih tidak mengerti kenapa dunia bisa begitu kejam pada sebagian manusia yang tidak beruntung. Masalahnya, bukankah mereka juga sama-sama manusia? Kenapa harus membagi kehidupan menjadi tiga kasta dan membuang orang-orang yang tanpa kasta? Eros sudah hidup di kolong jembatan sejak dia lahir. Dia tahu bagaimana kerasnya kehidupan yang menyedihkan ini. Tidak ada identitas resmi, tidak ada fasilitas kesehatan, mereka bahkan tidak bisa mendaftar di bank agar mereka bisa melakukan transaksi jual beli. Ya, karena keberadaan mereka tidak tercacat di dunia ini, maka mereka dianggap tidak ada. Di dalam dunia yang canggih itu, mereka tidak tahu jika ada seorang pemuda bernama Eros Kalandra karena Eros sama sekali tidak memiliki catatan kelahiran apapun. Hidup tanpa identitas dan pengakuan. Semua itu sangat sulit untuk dijalani. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini?” Tanya Ethan, teman Eros yang biasa juga dalam satu pekerjaan yang sama dengannya. Orang-orang tanpa kasta yang terbuang dari kota akhirnya memilih untuk membangun peradaban mereka sendiri. Hidup di bawah jembatan yang ada di pinggir kota ini membuat banyak sekali kebutuhan mereka yang tidak bisa dipenuhi. Kehidupan mereka di sini sangat menyedihkan. “Melihat wanita itu. Sepertinya dia seorang wartawan atau semacamnya” Kata Eros dengan santai. Eros terus memperhatikan wanita itu hingga akhirnya ada sebuah bis yang berhenti di depan wanita itu. Ah, bagaimana rasanya naik bis? Seumur hidupnya, Eros tidak pernah menikmati kecanggihan transportasi umum. Ya, mau bagaimana lagi? Eros tidak memiliki tanda pengenal yang bisa dia gunakan untuk naik bis. Lagi pula Eros juga tidak memiliki uang di bank seperti yang dimiliki oleh orang-orang yang punya kasta. Seluruh pembayaran di dunia ini menggunakan sidik jari atau tanda pengenal wajah. Eros tidak bisa melakukan semua itu karena kehadirannya di bumi ini tidak diakui. Bumi ini memiliki teknologi yang semakin canggih. Sayang sekali Eros harus terlahir di keadaan yang tidak menguntungkan. Hidupnya hanya sekali, tapi Eros menghabiskan waktunya dengan cara yang begitu menyedihkan. Eros adalah manusia buangan yang harus menerima kehidupan sebagai seorang tanpa kasta. “Wow, dia pasti memiliki kamera yang akan merekam kita tanpa kita ketahui. Aku dengar sekarang para wartawan tidak perlu lagi mengoprasikan kamera karena mereka memasang semacam alat di mata mereka sehingga apapun yang mereka lihat akan langsung tersimpan sebagai rekaman video” Kata Ethan yang duduk di sampingnya. Astaga, bahkan Eros masih belum pernah menyentuh kamera tapi sekarang teknologi sudah semakin berkembang dengan pesat. Eros harus menerima takdirnya yang begitu menyebalkan. Hidup di kolong jembatan yang kumuh dan menjijikkan. Eros harus menunggu kebaikan dari relawan yang sering memberikan beberapa makanan dan pakaian baru kepadanya jika dia memang ingin tetap bertahan hidup. Orang tanpa kasta diasingkan ke pinggir kota tanpa bisa menikmati fasilitas umum dan kecanggihan teknologi. Bahkan orang tanpa kasta sama sekali tidak bisa masuk ke kota. Orang tanpa kasta juga tidak bisa menikmati fasilitas kesehatan apapun. Dengan semua siksaan yang harus didapatkan oleh orang tanpa kasta, kenapa hingga sekarang mereka masih belum punah? Akan lebih baik jika dunia ini hanya dihuni oleh kasta Aporipse, Syntorium, dan juga Platon. Ya, itu adalah harapan para pemerintah dan petinggi dunia, sayang sekali orang tanpa kasta malah bertahan dan memperbanyak jumlah mereka. “Apa yang sedang kamu lakukan di sini, Eros? Aku lapar sekali. Kita harus melakukan sesuatu untuk bisa makan hari ini” Kata Ethan. Eros menghembuskan napasnya dengan kesal. Di kota, manusia hidup dengan sangat nyaman. Mereka pasti menikmati kehidupan mereka yang menyenangkan, tapi lihatlah keadaan di sini. Eros harus berjuang dengan keras agar dia bisa makan hari ini. Sekalipun masih ada banyak orang baik yang kadang datang ke sini untuk mengirimkan bantuan, tetap saja banyak orang yang kelaparan di tempat ini. Tidak banyak yang bisa mereka lakukan, jadi kadang mencopet beberapa orang yang lewat di sekitar sini adalah salah satu cara untuk bertahan hidup. Pada zaman ini, hanya sedikit manusia yang membawa uang mereka di dalam dompet. Kebanyakan orang lebih memilih menyimpan uang mereka di bank dan melakukan transaksi menggunakan sidik jadi atau pengenalan wajah, semakin hari kesempatan Eros untuk mencuri semakin kecil. Kadang Eros tidak menemukan selembar uangpun yang ada di dalam dompet korbannya. Eros akan lebih senang jika dia bisa mencopet keranjang makanan milik orang tua yang sudah renta. Mereka tidak akan bisa melakukan apapun ketika Eros memakan roti milik mereka. “Apakah semua orang sudah kehabisan makanan?” Tanya Eros dengan pelan. Di kolong jembatan tempat Eros tinggal ada sekitar seratus orang tanpa kasta yang menggantungkan hidup mereka dari belas kasihan orang-orang dermawan. Mereka semua terbiasa hidup dalam kekurangan sehingga mereka memiliki rasa kemanusiaan yang tinggi. Mereka akan selalu makan bersama setiap kali ada orang dermawan yang datang untuk memberikan makanan, tapi ketika sedang kehabisan makanan seperti ini, mereka akan menahan lapar bersama-sama. “Aku tidak tahu, Aku tidak ingin diberi makanan oleh mereka, aku ingin berusaha sendiri agar bisa mendapatkan makanan ketika aku kelaparan.” Kata Ethan. “Astaga, Ethan.. memangnya apa yang bisa kita lakukan? Di jalan ini tidak banyak orang yang mau lewat. Mereka merasa khawatir jika kita akan menyerang mereka. Tidak banyak orang yang bisa kita rampas makanannya..” Kata Eros dengan kesal. Sejujurnya, mereka bisa saja menyusup ke kota dan mencari orang lemah yang bisa mereka manfaatkan. Eros dan Ethan terbiasa melakukan itu, mereka akan mencari makanan sebanyak mungkin untuk dibawa pulang dan dibagi-bagikan kepada semua orang. Sayang sekali, saat ini penjagaan kota sedang cukup ketat karena menurut yang Eros dengar, akan ada pergantian pemimpin dunia yang selalu dilakukan setiap tiga tahun sekali. Ya, dalam satu bulan ini Eros sama sekali tidak bisa menyusup ke kota seperti yang biasa dia lakukan. “Lalu aku harus bagaimana?” Tanya Ethan. Eros melayangkan tatapannya ke arah jembatan yang ada di depannya, di ujung jembatan ada sebuah mobil terbang yang sedang mendarat. Eros tidak bisa menahan rasa kagum ketika melihat mobil canggih itu berada dekat dengan pandangannya. Beberapa saat kemudian, seorang wanita muda tampak turun dari mobil itu sambil membawa kardus berisi makanan. Tentu saja itu adalah makanan. Astaga, apakah dia tidak tahu jika ini adalah kawasan orang tanpa kasta? Untuk apa dia datang ke sini sambil membawa kardus makanan? Dia juga sendirian, jadi tidak mungkin dia akan datang ke bawah jembatan untuk memberikan kardus itu kepada orang tanpa kasta. Biasanya para relawan akan datang bersamaan dan membagikan makanan bersama-sama. Apakah ini adalah saat yang tepat untuk melakukan aksinya? Eros menyipitkan matanya ketika mobil itu kembali terbang ke udara dan meninggalkan wanita cantik itu. “Ethan, kurasa kita harus merampas makanan wanita itu..” Kata Eros dengan pelan. “Sepertinya dia akan datang untuk menyalurkan bantuan, Eros..” “Tidak mungkin dia datang sendirian. Jika dia adalah seorang relawan, dia pasti akan datang bersama dengan teman-temannya” Kata Eros dengan santai. Ethan menolehkan kepalanya ke arah Eros seakan pria itu setuju dengan apa yang Eros katakan. Ya, pada akhirnya, sama seperti yang biasa mereka lakukan, hari ini Eros dan Ethan kembali beraksi untuk melakukan pencurian.    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD