Bram mengamati bekas luka tubuh Mimi sepertinya bukan sesuatu yang sepele jika di lihat dari penampakannya. Selebihnya dia bisa melihat perut ramping dan putih bersih. Selain bekas luka yang mengganggu siapa pun yang melihatnya. Asisten hunian Bram teramati tanpa sadar menghindari bekas luka tersebut tiap kali membuat pijatan lembut dengan botoh kaca berisikan sair hangat atau handuk hangat yang beberapa kali masuk ke dalam wadah air dan ia peras. Waktu berlalu sampai jam kerja asisten telah usai dia berdiri. Membungkukan badan berpamitan dengan Bram. “apakah saya perlu memanggil petugas lain Tuan,” suaranya ramah. Bram menggelengkan kepala. “aku yang akan menjaganya, ini sudah malam selamat istirahat,” asisten itu mundur dan menutup pintu perlahan-lahan. Bram duduk di atas ranja