Pagi yang Indah, benar benar indah, Andrea terbangun dari tidur panjangnya dan beranjak dari pembaringannya lalu berjalan menuju jendela sebesar pintu itu, membentang kedua tangannya menghirup udara segar.
"Ya tuhan kenapa di sini sangat sejuk?"
Andrea memicingkan mata, melihat Javier dan Katie sedang Mengobrol sembari menghangatkan pagi mereka dengan secangkir kopi, Andrea manyun dan tak suka tapi mengingat Perkataan katie tentang perasaannya kini sedikit sedikit Andrea sudah mulai mengerti bahwa ia hadir dalam keluarga Javier hanya karena sebuah Kesepakatan. Jadi apa gunanya Jika ia juga akan pergi.
Andrea bergegas ke kamar mandi, menyegarkan tubuhnya di Pagi hari.
Javier berjalan jalan di sekitaran perumahan, perumahan ini bisa di katakan sangat sederhana karena hanya di Pakai sebagai Wisma biasa padahal sebenarnya Mereka bisa saja Menginap di hotel tapi karena proyek Keluarga Max ada di sekitaran sini, jadi Javier dan Lainnya menginap disini, Katie berjalan menghampiri Javier yang sedang berdiri di bawah pohon dengan kedua tangannya ia masukkan kedalam saku celananya, dengan penampilan yang casual. Benar benar tampan.
"Apa yang kamu lakukan jav?" Tanya Katie.
"Aku tak melakukan apa apa, Apa Andrea belum juga bangun?"
"Sepertinya dia sedang mandi, aku ke kamar dan tak melihatnya, kenapa tumben kamu menanyakannya?"
"Aku hanya heran saja kenapa jam begini dia belum bangun"
"Apa kau juga sekarang tau kebiasaannya"
"Apa yang salah dari pertanyaanku kat? Dia istriku dan tentu saja aku tau apa saja kebiasaannya"
Andrea mendengar hal yang mengejutkannya, Javier mengatakan hal yang pertama kalinya dan itu terdengar sangat tulus, Andrea adalah Istrinya, Ya itu yang di katakan Javier, membuat Andrea benar benar bersorak gembira.
Katie Seolah olah hatinya tercekik dengan perkataan Javier, Katie merasa darah dan jantungnya tak mengalir dan berdetak lagi.
"Apa kau suka padanya?" Tanya Katie berusaha meredam kekesalannya.
"Tentu saja...tidak Kat, dia mengandung anakku, tentu saja hal itu membuatku memperhatikannya"
"Apa benar hanya karena anakmu?"
"Tentu saja Kat, apa yang kau khawatirkan? Kenapa pertanyaanmu seperti menyelidikiku?"
"Apa yang kalian bicarakan? Apa kita tak sarapan? Aku sangat lapar dan bayiku ini mengamuk" Ujar Andrea menengahi perbincangan Javier dan Katie.
#
Setelah sarapan, Javier, Andrea dan Katie berjalan jalan di Perkotaan, Melihat ramaknya orang orang yang sedang menikmati libur mereka.... Andrea menikmati setiap Sunset yang ada.
Andrea mengurai senyum, karena walaupun ia sedang hamil besar ia tetap semangat melakukan perjalanan yang begitu jauh, seperti tak ada beban sama sekali, Andrea menikmati setiap perjalanan dan waktu yang ia habiskan bersama Javier dan katie di Negara ini.
Javier melihat senyum Andrea yang sedang menikmati waktu, Javier tersenyum setelahnya, ada desir kehangatan yang membentang hangat di hati Javier melihat senyum Istrinya, istri yang sedang mengandung anaknya, jika saja Javier bertemu dengan Andrea sedikit benar dan tak ada kesalahan mungkin mereka tak akan menikah karena sebuah kesepakatan, mungkin saja mereka akan menikah dengan bahagia dan dengan cinta, walaupun harus membutuhkan proses yang agak lama.
Javier mendekati Andrea yang sedang mencoba beberapa makanan yang telah terjejer rapi di Jual di samping bahu jalanan, yang mungkin bisa di katakan makanan buah tangan.
"Jangan terlalu makan Andrea, itu akan Membuatmu gemuk dan anakku akan terasa sesak jika kau makan sevanyak itu" Ujar Javier yang juga mencicipi makanan khas thailand ini.
"Aku tak akan gemuk Jav, aku sangat suka makanan disini, Benar benar enak" Ujar Andrea dengan seulas senyum.
"Tapi anak kita akan merasa sesak"
Andrea menatap Javier, Entah kenapa perasaannya bersorak gembira mendengar setiap kata yang keluar dari mulut pria yang bergelar suaminya itu. Terdengar sangat tulus kedengarannya. Tatapan mereka menghujam lembut, Ada desir kehangatan dalam tatapan mereka, ada desir Kebahagiaan, Jantung mereka berdegup kencang.
Katie melihat Tatapan Javier dan andrea, Katie tak menyangka ia sering mendapati Javier diam diam menatap Andrea, apakah Javier mulai menerima Andrea sebagai istrinya? Apakah Javier telah Melupakan Kesepakatan Di dalam pernikahannya? Tentu saja Hanya Javier yang mengetahui itu.
Katie menggeleng karena harapannya tak pernah Pupus dan Ia pun tau baHwa Andrea telah mengerti keadaannya.
"Apa yang kalian makan? Sepertinya enak" Ujar Katie berusaha menghentikan tatapan Andrea dan Javier.
Andrea dan Javier sadar dari lamunan mereka, Andrea begitu gugup ketika menyadari tatapannya, Andrea mengelus perutnya karena sejak tadi anaknya terus saja menendang dan aktif dalam bergerak.
"Kau dari mana kat?" Tanya Andrea berusaha menetralisir suasana canggung antara dirinya dan Javier.
"Aku tadi berjalan jalan sebentar, di sana ada orang yang menjual barang barang antik dan barang barang antiknya itu keren keren loh" Seru Katie.
"Cobalah ini kat, Rasanya sangat enak" Ujar Andrea memberikan makanan yang ia maksud .
"Ayo kita kembali, disini sangat berisik" Ujar Javier melangkah meninggalkan Andrea dan katie yang sedang seru seruan sendiri.
"Makanlah Ndrea, nikmati lah, aku sementara akan menyusul kepergian Javier" Ujar Katie meninggalkan Andrea sendirian, Andrea berusaha memberikan waktu pada Katie dan Javier, Andrea lalu berjalan jalan sebentar memutari pasar yang di gelar setiap Hari Rabu.
Andrea tak sadar Jika ia sudah berjalan jauh sejak tadi, Andrea menatap orang orang yang masih meramaikan pasar, Andrea berjalan melingkari Pasar tapi tak juga mendapatkan jalan kembali ke parkiran, Andrea bingung harus berjalan kemana lagi, pasar ini benar benar luas sampai ia pun tak mendapatkan ujungnya.
Javier menatap jam yang melingkar di pergelangan tangannya, Jam sudah menunjukkan Pukul 8 malam, Javier menyadari jika Andrea belum kembali sejak tadi. Javier melihat jika Katie sudah di mobil, terus Andrea?
"Kat, bangun" Ujar Javier mulai di selimuti rasa khawatir.
"Ada apa jav? Kamu seperti kehilangan sesuatu, ada apa?" Tanya Katie.
"Dimana Andrea? Kau kan tadi bersamanya"
"Aku tak tau Jav"
"Semudah itu kah kau mengatakan tidak tau? Kemana dia? Dimana tadi kau meninggalkannya? Dia kan tak tau Jalan ini, kenapa meninggalkannya begitu saja?" Tanya Javier membentak Katie.
"Kenapa kau jadi memarahiku Jav?"
"Bantu aku mencari Andrea"
"Aku tak mau"
"Kalau begitu katakan saja Kau Tadi meninggalkan andrea dimana?"
"Di tempat tadi" Jawab Katie cuek.
"Ya sudah, kau pulang duluan saja, aku akan mencarinya"
"Tapi jav__"
"Dengarkan aku saja"
Javier keluar dari mobil dan berlari ke arah keramaian yang mulai surut, Javier berjalan ketempat tadi dan menanyakan keberadaan Andrea.
"Permisi nyonya, tadi ada seorang wanita hamil yang sedang berdiri di sini, apa anda tau atau meihatnya kemana?" Tanya Javier dengan berbahasa Thailand.
"Ya, saya melihatnya Tuan, tadi dia berjalan ke arah sana, dia juga sejak tadi Dan beberapa kali ke tempat ini"
"Terima kasih Nyonya, saya akan mencarinya"
Javier mengunjungi setiap toko, tapi tak juga menemukan andrea, jam sudah menunjukkan Pukul 10 malam tapi tak ada tanda tanda Andrea ketemu, Javier memijat pelipis matanya, Ia sudah mengelilingi seluruh pasar ini, tapi tak menemukan Andrea.
"Ya tuhan, Andrea kemana kamu dalam keadaan hamil seperti itu? Ya tuhan, selamatkanlah istriku, Tunjukkan di mana ia berada" Gumam Javier.
Andrea melangkah pelan sambil memicingkan mata, Menyusuri luasnya pasar Malam Di kota ini, Mata indahnya beberapa kali mengerjap mencari cari Javier dan katie. Andrea menghela nafasnya pelan, Sesekali dengan sengaja berdehem dan batuk batuk kecil agar membuat dirinya tenang.
Apalagi pasar saat ini bukan Makin sunyi tapi makin Ramai saja, Andrea berjalan meninggalkan keramaian dan berjalan di luar area pasar, siapatau saja Javier melihatnya lebih jelas di sini, Malam mulai dingin, Andrea mengelus perutnya berkali kali, karena anaknya sejak tadi benar benar aktif.
Javier masih menyusuri pasar yang makin ramai, Javier tak juga menemukan istrinya yang entah kemana.
Daripada aku mencari di sekitaran sini, Mending aku pergi mencari Andrea keluar, semoga dia dan anakku baik baik saja. Batin Javier.
Javier menyusuri area Parkiran Pasar, Thailand benar benar ramai, walaupun sudah hampir jam 11 malam, Malam pun sudah mulai dingin dan Javier menjauh dari keramaian pasar.
Javier melihat Andrea sedang berjalan kaki dan kakinya mulai melemah karena melawan dinginnya malam. Javier tersenyum melihat Akhirnya ia menemukan Andrea. Javier berlari menghampiri Andrea.
"Ndrea, ya tuhan, akhirnya aku menemukanmu" Ujar Javier menggenggam pundak Andrea.
"Javier?" Andrea memeluk Javier karena sejak tadi ia benar benar bingung harus bagaimana kembali ke perumahan, Hati Andrea berdesir, Detak jantungnya berpacu begitu cepat. Andrea diam tergugu antara sedih dan bahagia.
"Apa kamu baik baik saja?" Tanya Javier.
"Hmm, aku baik baik saja" Andrea menitihkan air mata.
"Syukurlah"
Tiba tiba hujan membasahi kota, Javier dan Andrea berteduh masuk kedalam Teras sebuah Motel. Karena hujan benar benar Deras, mereka tak mungkin keluar dari poros untuk memesan Taksi.
"Tuan, Nyonya apa yang kalian lakukan disini?" tanya pegawai motel dengan Berbahasa inggris.
"Kami hanya mampir berteduh" Jawab Andrea.
"Maaf, tapi di Motel ini di larang berteduh"
"Hanya berteduh di larang?" Andrea mulai kesal.
"Itu sudah ketentuan Motel nyonya, silahkan pergi dari sini"
"Jav, mereka mengusir kita hanya karena kita berteduh disini, Ini yang punya motel siapa sih? Kenapa semena mena?"
"Tenanglah Ndrea"
"Saya akan menyewa satu kamar disini" Ujar Javier kepada Pegawai motel.
"Baiklah Tuan, silahkan ikut saya"
"Tapi jav__"
"Ndrea, Kita akan pergi dari sini kalau hujan sudah berhenti"
"Mobilmu mana?"
"Katie sudah membawanya Pulang"
"Hmm baiklah"
Javier dan andrea masuk kedalam motel dan memesan Kamar yang ekonomis.
Javier dan Andrea masuk kedalam lift dan Lift membawa mereka ke Lantai 6.
Andrea tak habis pikir Javier lebih suka dengan hal hal yang lebih sederhana di bandingkan Hal hal yang mewah.
Hujan benar benar deras. Entah sampai kapan hujan itu akan terus membasahi kota ini.
Andrea dan Javier masuk ke kamar.
"Mandilah jika kamu ingin mandi Jav" Ujar Andrea gugup.
"Kamu duluan saja, aku akan mencharger ponselku dulu"
"Baiklah, aku duluan" Andrea masuk kedalam kamar.
Javier duduk di sofa dan memesan makanan lewat telfon kamar ini, Javier benar benar lapar, Andrea pasti lapar juga mengingat mereka hanya makan Makanan ringan di pasar tadi.
#
Katie mencoba menelfon Andrea dan Javier tapi tak satupun Ponsel mereka yang aktif, Katie mulai merasa aneh, jam sudah menunjukkan Pukul 11 malam lewat 25 menit, tapi batang hidung Andrea dan javier tak juga muncul, Katie kembali berusaha menelfon tapi tak juga tersambung alias tak aktif.
#
Andrea dan javier sedang menikmati makan malam mereka, bukan makan malam sepertinya tapi makan tengah malam karena jam sudah menunjukkan Pukul 12 malam, Tentu saja semua orang menganggap jam itu sudah larut malam.