BAB 7

1504 Words
Tak butuh waktu lama, aku dan javier langsung menemui Klien yang di maksud daddy, hmm... Ayah javier maksudnya, akan terdengar berlebihan jika aku memanggil Tuan Betrand dengan sebutan Daddy, karena aku akan pergi setelah Aku melahirkan pewaris keluarga ini, Ini anakku, Aku yang mengandungnya tapi kenapa harus berpisah denganku ketika Aku melahirkannya, Aku tau ini adalah kesepakatan dan itu tertulis di Sebuah Kontrak. Kak Adams tak tau jika Pernikahanku ini hanya sebuah kontrak biasa dan tak ada yang istimewa di dalamnya, jika Ka Adams tau jika aku Hanya sekedar menjadi Istri di atas kertas aku tak tau apa yang akan ia lakukan untuk menghentikan semua ini, "Wahh anda ternyata setampan Tuan Max" Ujar Klien Javier. "Terima kasih Tuan" "Istri anda juga begitu cantik walaupun sedang hamil besar seperti ini" Sambung Istri Klien Javier yang namanya Nyonya Koela Roydy. "Terima kasih Nyonya Roydy" Ucapku berusaha tersenyum. "Apa anda tau jika dulunya saya juga hamil besar tapi tak secantik anda nyonya" Sambung Nyonya Koela. Dia memujiku terus apa karena dia ingin kerja sama dengan keluarga Max bisa berhasil dan membawa keuntungan di dalam Usahanya. Aku sudah terbiasa melihat orang orang yang seperti Klien Javier saat ini, Benar benar membosankan. # Dua jam berlalu, aku dan Javier menuju Perumahan, seperti yang aku dengar Javier akan menginap di suatu tempat di mana Proyeknya akan terbangun, sebagai pengikut bisa di katakan Followers ya aku ikut saja kemanapun b******k ini pergi. "Jav, kenapa lama sekali? Apa yang kamu lakukan dengan Wanita ini?" Tanya Katie ketika melihat kami datang. Wahh luar biasa, Katie bersikap seperti seorang istri yang menunggu suaminya saja. Aku saja tak seperti itu kepada Javier. Ya tak bisa di Pungkiri Katie adalah Temannya. "Ada apa kat?" tanya Javier seolah tak pusing dengan pertanyaan Katie. "Dasar ya kamu, aku kan tanya kenapa lama sekali?" Katie ala ala merajuk. "Ya tuhan, kamu kan tau aku meeting, jangan terlalu berlebihan Katie, aku mengiyakan kamu ikut bukan untuk mendengar ocehanmu jadi diamlah" Ujar Javier langsung melewati Katie yang sedang berdiri menunggunya. Hatiku seakan bersorak gembira karena jawaban Javier benar benar nyelekit di jantung, Sumpah kalau itu aku, aku akan Malu sekali, tapi sepertinya katie tak seperti itu. Ketika aku hendak melewati katie dengan cepat katie menarikku. "Ada apa? Lepaskan aku" Kataku melepas genggaman Katie. "Jangan senang dulu ya, Aku sengaja ikut kesini karena mau mengawasimu" Ujar Katie penuh penekanan. "Awasi saja, kau pikir aku perduli?" "Sini kamu, kamu harus tidur denganku" "Jangan banyak bicara ya kamu kat, aku disini Istri Javier dan aku berhak tidur sekamar dengannya" Kataku tak mau kalah walaupun sebenarnya aku juga tak sudi sekamar dengan Javier, Dikasih gratis saja aku tak mau. Aku meninggalkan Katie yang sedang diam terpaku. Mungkin karena mendengar perkataanku. Seakan Katie tak terima dengan perkataanku, tapi aku sengaja membuatnya panas, siapa suruh dia mau ikut kami, makan hati kan jadinya. Aku masuk ke kamar dan melihat Javier sedang berkutat dengan Laptopnya, ya aku akui dia tampan apalagi jika memakai Kacamata baca seperti itu jadi benar benar tampan, tapi sayang, aku tak suka padanya dan aku membencinya karena Dia telah menghancurkan masa mudaku yang harusnya aku nikmati bersama teman temanku, aku akui aku pernah sempat terbuai dan tergoda padanya tapi dengan cepat aku menyadarkan otakku bahwa aku salah. "Dimana aku akan tidur?" Tanyaku dan berharap Javier menjawab agar aku tidur bersama Katie walaupun lebih lebih aku tak sudi. "Apa kau harus bertanya lagi?" "Apa salah aku bertanya?" "Disini hanya ada dua kamar, jadi Pilih saja kau mau tidur di mana" "Ya aku akan tidur disini" Kataku sembari menaruh tasku di atas nakas, aku benar benar lelah dan bergegas masuk kedalam kamar mandi, aku juga tak akan mau tidur bersama Katie. Aku benar benar lelah, perjalanan benar benar melelahkan dan tak bisa aku pungkiri aku bosan  bisa di katakan hampir saja mati karena bosan, sepanjang berjalanan tak ada yang aku lakukan selain berbaring, sampai di Thailand pun langsung ke Resto tempat pertemuannya dan aku hanya menyimak saja dan itu benar benar bosan. # Author Pov. Javier memicingkan mata melihat Andrea sedang Menyisir rambutnya. Javier berusaha tak perduli, Karena baginya Andrea tak menarik sama sekali. Suara ketukan pintu terdengar. "Masuk!!" Ternyata Katie, siapa lagi yang bersama mereka selain katie. "Jav, apa kita bertiga tak bisa ngobrol di luar? Masa jam segini kalian sudah mau tidur" tanya katie. "Aku akan menyelesaikan ini dulu, ajak Lah Andrea bersamamu, aku akan menyusul kalian" Ujar Javier. "Baiklah" Ujar katie. Andrea beranjak dan mengikuti langkah Katie. "Kat, bagusnya ada Cemilan yang bisa kita makan" Ujar Andrea berusaha ramah. "Aku sudah siapkan semuanya" Jawab Katie. "Hmm, baiklah" "Andrea, apa aku bisa menanyakan satu hal padamu?" tanya Katie. "Tanyakan saja, aku akan menjawabnya jika itu perlu" "Apa kamu menyukai Javier?" Mendengar pertanyaan Katie, seolah olah adalah lawakan bagi Andrea, tawa Andrea memecah. "Kenapa Tertawa ndrea?" "Habisnya kamu lucu kat, kamu kan tau alasan aku menikah dengan Javier" "Siapatau saja Rasa suka itu tumbuh Di saat kalian bersama" "Tidak kat, tak perlu kamu mengkhawatirkan hal itu, aku dan Javier tak pernah kenal sebelumnya, aku dan dia sama aja menikah dengan memakai topeng" Ujar andrea. Walaupun ada Desir gelisah di dalam hatinya. "Aku percaya itu Ndrea" "Ada apa kat?" "Aku dan Javier selain teman kecil, dia juga pernah melamarku walaupun umur kami waktu itu baru 5 tahun, aku suka sama dia, bagiku dia Cinta pertamaku, Aku, Javier dan Jack besar bersama, Dulu kami tinggal dalam satu kawasan dan rumah kami berdekatan, jadi Kami selalu bermain bersama, tiada hari tanpa bermain, Javier pernah menolongku, ketika aku tak bisa keluar dari Guci besar ketika kami main Petak Umpet, sampai saat itu Javier terkena Goresan Guci dan bekasnya mungkin masih ada sampai sekarang, karena terakhir bekas itu begitu dalam" Ujar Katie menjelaskan. "Jadi kamu menyukai Javier berdasarkan Masa lalu kalian? Dengan Javier menolongmu?" "Hmm, karena bagiku Pria yang menyelematkanku waktu itu adalah Pria yang luar biasa dan aku akan menyukainya" "Ternyata begitu pertemuan kalian?" "Hmm, karena itu aku berharap, aku yang akan menikah dengannya, tapi mendengar dia menikah dengan wanita lain, aku tak bisa apa apa walaupun aku meninggalkan dan mengorbankan semua karirku agar bertemu dengannya dan memulai semuanya dari awal lagi" Ujar Katie. "Maafkan aku Kat, tapi seperti yang aku lihat, Javier sepertinya biasa saja" "Dia memang tak pernah menganggap semua hal istimewa ndrea, dia menganggap semua hal itu biasa saja, dan semua kenangan masa kecil kami pun di anggap biasa saja" Ujar Katie. "Sejak awal pertemuanku dengan Javier sudah salah Kat, aku dan dia memang di takdirkan bertemu tapi bukan untuk saling menyukai ataupun mencintai, Kami hanya saling mengisi kekosongan saja, aku dan javier menikah hanya karena sebuah kesepakatan, dia menikahiku untuk menutupi aibku, dan aku menikahinya karena anak ini akan menjadi ahli warisnya tapi sesungguhnya kami tak ada rasa sedikitpun" Ujar Andrea. Di balik tembok Javier ternyata mendengarkan obrolan Andrea juga katie Sejak tadi, lalu bergabung dengan Kedua wanita yang kini sedang duduk manis di hadapannya. "Apa yang kalian obrolkan?" Tanya Javier. "Kami tak mengobrol apa apa, duduklah Jav" Ujar Katie. Javier melirik dimana Andrea yang sedang duduk menikmati minuman yang aman untuk ibu hamil. "Jav, jadi besok kita akan kembali?" Tanya Katie dan Andrea akhirnya mengerti setelah Katie Menceritakan semuanya padanya. Andrea paham jika Harapan katie ingin bersama Javier dan dia akan membantu Katie jika perlu. "Iya" "Apa kita tak bisa menikmati liburan dulu? Selagi kita disini , bagaimana kalau kita menikmati waktu sehari saja untuk berlibur? Berkeliling Thailand dan wisatanya, Iya kan Ndrea?" Ujar Katie berseru. "Hmm? Oh iya, benar katamu" "Bagaimana Jav?" "Daddy pasti akan Gelisah karena Kontrak ini harus segera aku bawah" "Ya ampun Jav, siapa juga yang akan mengambil Kontrak itu? ayolah jav, sehari saja" Ujar Katie. "Terserah kalian jika itu yang kalian inginkan" "Gitu donk Jav, Hidup itu sekali kali harus di buat santai, jangan terus bekerja tanpa rehat sejenak" "Oke oke" Jawab Javier. Andrea diam saja dan tak mengatakan apapun, Karena mengerti jika Katie sedang pendekatan pada suaminya. Satu jam berlalu, Katie sudah masuk ke kamar sedangkan Andrea Dan Javier masih di Ruang tamu, Javier menatap Andrea Yang sudah terlelap di sofa, Javier mengerti jika Andrea lelah karena perjalanan begitu jauh apalagi dengan keadaan hamil besar seperti saat ini. Javier menatap andrea, Tatapan javier menghujam lembut, Merasakan darahnya mengalir hebat dalam tubuhnya, ada desir kehangatan ketika menatap Andrea. Andrea adalah gadis tangguh yang rendah hati dan berani yang tak pernah memamerkan kekayaan kakaknya, Andrea adalah wanita yang selalu menyimpan Perasaan sedihnya sendiri. Javier menggendong Andrea ala bridal style, Javier merasa jika tubuh Andrea mulai berat karena Andrea sedang berbadan dua, jadi hal itu wajar wajar saja dan porsi makan Andrea sudah mulai bertambah, karena bayinya butuh asupan gisi, Javier menurunkan Andrea ke atas ranjang dan menyelimuti Andrea, mengaturnya dan Javier bernafas lega. Javier melangkah menuju sofabed. Javier menghempaskan tubuhnya di sofabed segera menyusul Andrea yang sudah duluan tertidur, Siapatau saja mereka bertemu di dalam mimpi. Hahaha. Javier selalu berusaha bersikap layaknya Pria bermartabat yang begitu menghargai wanita, setidaknya itulah Javier di mata semua orang keluarga dan teman juga orang yang tak di kenalnya menganggap Javier adalah pria yang berkelas.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD