Anak

1156 Words

Abim tak percaya, jika gadis itu telah menguasai pikirannya, membuat ingatannya selalu tertuju kepadanya. Walau pada kenyataannya Vivi telah memiliki hatinya terlebih dahulu, namun jiwanya jelas sudah tertaut pada perempuan yang kini tengah mengandung benihnya itu. Yang dia yakini memang miliknya. "Besok kamu sibuk?" Vivi menyurukan kepala di d**a telanjangnya, dengan jemari lentiknya yang asyik bermain-main disana. Sementara Abim memeluk pundaknya hingga tubuh mereka merapat dengan erat. "Bianca belum memberiku jadwal, kenapa?" Abimanyu menatap langit-langit kamarnya yang terang benderang. Dan seraut wajah lugu menguasai pandangan. Menghadirkan perasaan rindu yang terasa mulai menyiksa. Sedang apa dia? Bagaimana keadaannya? Apa dia sudah tidur? Apa malam ini dia muntah-muntah? Ya

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD