Inilah saatnya bagi Nando dan Alden untuk mengetahui Genk manakah yang akan mendapatkan kemenangan dalam tawuran nanti. Mereka sudah benar-benar menyiapkan hal ini, bahkan mereka memilih tempat yang sangat sepi dan tidak akan pernah ada polisi yang akan curiga bahwa disana ada tawuran. Persiapan mereka sudah matang, saat ini mereka semua juga sedang menuju ke tempat itu dengan anggota Genk mereka masing-masing.
"Lo udah siap Nando?" tanya Rick yang mana jika Nando ditanya seperti itu udah pasti bahwa jawaban dari Nando adalah tidak akan pernah siap. Jika saja ia tak bertemu dengan Lula dan tak bersama dengan Lula, mungkin ia akan siap dengan segala resiko apa pun yang akan dia terima nanti. Namun ini berbeda, ia sudah memiliki Lula dan ia ingin bersama dengan Lula juga.
"As you see, siap ga siap gua harus tetap siap kan? But actually gua ga pernah benar-benar siap dengan semua ini." ujar Nando dengan jujur.
"Lo tenang aja Ndo, kita bakalan menangin ini semua." ujar Rick.
"Yes we can see together. Rick sebelum kita sampai gue mau bilang kalau misalnya aja nanti kita kalah, gue minta sama lo dan yang lainnya buat kalian semua nggak usah debat sama Alden dan gengnya karena itu merupakan kesepakatan awal, if we lose Alden get me." ujar Nando.
"Cukup kalian ganti semuanya dengan cara kalian jagain Lula. Kalau nanti Lula tanya gue pindah. Ya, gua tahu kalo itu bakalan buat sedih dan pasti bakalan buat dia benci sama gue. Tapi itu bagus karena dengan itu dia ga akan cari-cari gua lagi." ujar Nando dan setelahnya Nando langsung melihat tempat di mana hidup atau matinya akan dipertaruhkan di sini. Ia juga melihat bahwa gerombolan Alden sudah memasuki area tersebut. Mereka pun sekarang sudah berhadapan satu dengan yang lainnya. Alden tersenyum.
"Siap untuk menyerahkan hidup lo ke gue Nando?" tanya Alden.
"Pardon me? Kayaknya Lo salah ya? Kayaknya lo yang udah siap ngelakuin apapun buat geng gue? Lebih baik kita langsung ke intinya saja? Daripada kita cuman ngobrolin hal-hal yang nggak penting dari tadi?" tanya Nando dan saat ini perkelahian pun sudah dimulai. Mereka semua saling adu pukul dan sudah banyak luka-luka yang timbul akibat perkelahian antara mereka ini. Mereka berkelahi tanpa alat apapun yang mana itu artinya mereka hanya menggunakan tangan kosong saja. Itu merupakan kesepakatan awal.
Jika ada yang tidak mematuhi kesepakatan awal dari mereka itu, mereka akan langsung dinyatakan sebagai pihak yang kalah. Contoh yang tidak mematuhi kesepakatan adalah dari pihak Alden atau pihak Nando ada yang membawa senjata. Senjata dalam bentuk apapun itu akan tetap dinyatakan mereka membawa senjata dan akan langsung kalah. Mereka masih saling memukul satu sama lain dan tentu saja Alden melawan Nando sekarang.
Aljan sendiri yang kini melawan langsung Nando karena ia akan memastikan sendiri bahwa Nando akan kalah dalam pertarungan ini. Iya sudah berjanji pada dirinya sendiri akan membahagiakan mentari jadi ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk hal ini dan ia tidak akan pernah membuat kesalahan. Ia harap anggota mereka yang lain juga tidak ada yang membuat kesalahan karena terdapat kesalahan sedikit saja mereka bisa kalah. Ia harap tidak akan ada kekalahan pada gengnya malam ini.
"Udah siap kalah?" tanya Alden yang sekarang ini tampak sombong.
"Lo yakin? Tapi kenapa gue yakin kalau gue bakal menang ya? Biasanya sih gue nggak pernah siapin ini tapi sekarang gue yakin banget. Kalau gue yang bakalan menang." ujar Nando membalas kesombongan dari Alden.
Entah kenapa saat sampai di dekat Alden dan setelah mendengar kesombongan dari Alden itu rasanya Nando merasakan kepercayaan dirinya semakin meningkat. Ya, ia tahu bahwa ini sangat aneh tapi memang ini lah yang terjadi pada dirinya ketika ia berada di hadapan Alden. Ia mengerahkan seluruh tenaganya untuk memenangkan pertandingan ini. Jika tidak mungkin ia akan mati.
Gua harus menang, apa pun caranya gua harus bisa memenangkan game ini karena gua masih butuh Lula dan Lula juga masih butuh gua. Gua harap Tuhan dengerin permohonan gua ini. Batin Nando tersebut.
Mereka masih saling adu kekuatan sampai akhirnya ada satu orang yang memukul Nando dengan tongkat kayu. Untung saja pukulan itu hanya mengenai bagian lengan Nando dan itu hanya sedikit karena Nando tahu hal itu, ia pun langsung menggeserkan badannya. Kini ia menatap seseorang yang membuat dirinya terpukul oleh kayu, ia ingin memastikan bahwa orang itu merupakan anggota dari Genk Alden. Saat ia lihat lagi ia pun tersenyum karena itu merupakan anggota dari Alden. Yang mana berarti mereka kalah karena salah satu dari anggota mereka ada yang membawa senjata.
Nando pun kini menatap ke arah Alden dengan senyuman meremehkan. Sementara itu teman-teman yang lainnya kini juga menatap ke arah Alden yang kini matanya sudah memerah dan seluruh wajahnya pun juga memerah karena ia sedang menahan marah. Rasanya ia ingin memaki dan menghabisi siapapun yang membawa senjata dari gengnya karena dia saat ini mereka jadi kalah. Aldan pun kini menatap tajam ke arah orang yang tadi memukul Nando dengan sebilah kayu. Sialnya itu memang anggota Genknya jadi dirinya tidak lagi bisa mengelak. Ia pun kini harus mengakui kekalahannya pada Nando.
"Sial, why you so stupid? Argh gara-gara Lo we lose this game! You bastard!" ujar Alden yang sudah akan menghabisi orangnya itu tapi itu belum ia lakukan karena sekarang ini anggota Alden itu kini merasa bersalah.
"Sorry Alden, gua ga maksud. Gua tadi mau bantu Lo tapi gua ternyata malah buat kita lose. Gua pikir balok kayu bukan senjata but ternyata ini senjata. So sorry." ujar orang tersebut kepada Alden tapi tetap saja Alden merasa sangat kesal. Ia tak bisa melupakan hal ini begitu saja sekarang.
"So, peraturan tetap peraturan ya Alden. Lo kalah dan Lo harus ngikutin permintaan dari Genk Lion. Atau kalo Lo ga ikutin permintaan ini maybe you loser and you ga tahu malu? Ah ya gua baru ingat. Pengecut." ujad Nando.
"Shut up your mouth! Apa permintaan Lo? Gua ga pernah bohong dengan apa yang gua bicarakan. Termasuk dengan ini." ujar Alden kepada Nando.
Kemarin genknya mereka sudah mempersiapkan tiga permintaan, ah lebih tepatnya dua karena satu permintaan yang lainnya merupakan permintaan dari Nando. Jadi mereka akan meminta tiga permintaan ke Alden.
"We have 3. Gua dulu, gua cuma minta supaya lo ga ganggu gua lagi. Selebihnya, untuk dua permintaan yang terakhir Lo bisa dengerin Rick." ujar Nando yang kini melihat Nando sepertinya sudah pasrah dengan semuanya.
"Gua anggap Lo diem berarti Lo setuju." ujar Nando dan Alden tetap diam saja karena jika pun ia harus menjawab ia tidak ada perkataan selain ya.
Nando membiarkan Rick maju, sementara ia kini mundur karena semakin ia rasakan tenyata punggungnya semakin nyeri saja sekarang ini. I sebenarnya tidak ingin terlihat kesakitan tapi jujur saja ini sakit, ia pun meminta kepada salah satu temannya untuk membawa dirinya ke rumah sakit terdekat. Sementara itu, Rick melanjutkan kesepakatan antara mereka.
"Kak, kenapa ya kok Lula ngerasa kalau Nando sekarang lagi ga baik-baik aja? Lula gelisah banget mikirin Nando." ujar Lula kepada Leon.
Please Nando lo ga papa kan? Genk Lion pasti menang kan Nando? Gua ga pernah bayangin gimana jadinya kalau lo kenapa-kenapa. Batin Leon.
"Yakin sama kakak, pasti Nando ga kenapa-kenapa kok sayang. Kamu ga perlu khawatir pokoknya. Nanti dia juga ngabarin kamu kalo urusannya udah selesai, jadi kamu harus percaya sama dia juga La." ujar Leon kepada Lula dan Lula pun mengangguk sekarang. Ia juga berharap bahwa semua baik.
Sementara itu Rick sudah tahu bahwa Nando di bawa ke rumah sakit, ia tidak ikut pergi karena ia diminta untuk menyelesaikan semuanya disini. Satu permintaan telah di ucapkan oleh Nando. Kini tersisa dua permintaan yang sudah mereka bicarakan sebelumnya karena memang mereka sudah membahasnya bersama-sama.
“Okay sekarang waktunya menbicarakan dua permintaan sisanya. Lo udah siap dengerinnya Loser?” tanya Rick dengan seringaiannya yang sebenarnya mampu membuat Alden dan teman-temannya merasa sangat kesal kepada Rick.
“To the point please, lo buang-buang waktu kita aja deh.” ujar Nick kepada Rick.
“Ups? Serius lo kalo kita yang buang waktu? Lo ga tahu atau ga ingat kalau yang ngajak ini semua bos lo. Gua ga tahu ya kenapa dia obsesed banget sama Nando. Tapi apa pun itu, Nando ga akan pernah dia dapatin dengan mudahnya.” ujar Rick sembari menunjuk ke arah Alden. Hal ini membuat beberapa anggota Genk Alden itu merasa sangat kesal.
“Sial ya lo, gua habisin ya lo…” ujar Nick tapi Alfa tentu saja mencegahnya.
“To the point aja Rick. Okay gua ngaku, i’m lose. Jadi apa dua yang lainnya?” tanya Alden.
“Oke, gua juga ga mau lama-lama sama lo semua. Pertama, Genk Lion meminta kepada Genk lo untuk tidak pernah menganggu Genk Lion dalam bentuk apa pun. Pokoknya dilarang.” ujar Rick dan sekarang ini mereka tampak mendengarkan hal ini.
“Kedua, kita semua dari Genk Lion ingin permintaan maaf dari kalian semua bersama-sama di depan sekolah anggota Genk Lion. Permintaan maaf itu bisa kalian semua lakukan seminggu lagi karena kita bakalan nunggu sampai Nando benar-benar ready.” ujar Rick tersebut.
“Hai Man, thanks berkat lo kita menang.” ujar Rick kepada orang yang tadi memukul Nando. Ia bisa bilang seperti ini karena sebenarnya saat ini Nando pun juga lega. Mereka pun kini bubar dari sana dan meninggalkan tempat itu tanpa orang tahu juga.