13

1555 Words
Sekarang ini Nando masih sangat senang karena Lula sekarang bisa seperti ini. Lula bisa tertawa bersama dengan dirinya malam ini. Entah apa yang akan terjadi empat hari lagi, ia tidak tahu yang pasti sekarang ia ingin bahagia bersama dengan Lula. Hanya itu saja keinginan dari dalam hatinya itu. "Lo bahagia La?" tanya Nando kepada Lula tersebut ingin memastikan. "Of course i'm very happy now Nando. Kamu ga perlu tanya, kamu bisa lihat dari mata aku, kamu bisa lihat ada tawa aku Nando." ujar Lula tersebut. "Lo satu-satunya yang gua bawa kesini La, baru Lo aja yang gua bawa kesini karena Lo benar-benar spesial buat gua." ujar Nando kepada Lula itu. "Makasih ya Nando." ujar Lula yang sekarang sudah memeluk Nando juga. Beberapa detik yang lalu ia sudah menghabiskan burger yang tadi ia makan. Nando tampak hangat sekarang, pelukan yang diberikan oleh Lula itu benar-benar menghangatkan dirinya. Angin malam yang berhembus karena atap kaca yang ia buka itu tidak lagi ia rasakan dinginnya, ia merasakan hangat. Hanya hangat saja yang saat ini ia rasakan di kamarnya ini sekarang. Andai gua tahu dan gua bisa memastikan kalo empat hari lagi gau sama Genk Lion akan menang melawan Genknya Alden atau ga. Kalo gua tahu gua bakalan ceritain ke Lo sekarang dan akan pastiin Lo ga khawatir sama gua. Tapi gua sama sekali ga tau apa yang akan terjadi, jadi mungkin gua sekarang cuman bisa diam aja karena gua ga sanggup buat cerita. Batin Nando itu. Sekarang ini ia masih memeluk Lula, mereka melakukan itu selama lima menit. Setelah sudah puas berpelukan sekarang mereka pun melepaskan pelukan mereka tersebut dan saat ini mereka berdua tampak melihat ke arah kota yang ada di bawah sana, ketika melihat ke bawah mereka seperti melihat ada banyak bintang karena malam yang datang membuat lampu-lampu menyala. Saat mereka menatap ke atas pun mereka juga melihat langit yang sekarang ini dihiasi oleh jutaan bintang yang ada di langit angkasa raya. "Makasih ya Nando, aku bahagia banget." ujar Lula kepada Nando itulah. "Wait, aku mau daftarin kamu sini." ujar Nando ke Lula yang mana membuat Lula sekarang bertanya-tanya apa maksud dari Nando dan maksudnya daftar apa karena mereka sekarang ada di dalam kamar dan apa yang mau didaftarkan oleh Nando. Tapi Lula mengikuti Nando saja sekarang. Nando membawa Lula keluar dari kamar dan mereka sekarang ada di depan pintu. Nando tampak mengotak-atik pintunya itu, lebih tepatnya kunci pintu disana. Sekarang ia tampak menempelkan jari telunjuk Lula ke alat tersebut dan tak lama alat itu sudah menerima sidik jari yang dimiliki oleh Lula. Lula sekarang benar-benar terkejut, apa maksud dari Nando membiarkan sidik jarinya bisa membuka pintu kamar dari Nando ini. Ia benar-benar kaget. "Nando, kamu maksudnya apa? Kenapa kok sidik jari aku kamu daftarin buat buka pintu kamar kamu?" tanya Lula kepada Nando tersebut sekarang. "Gua udah percaya sama Lo. Ini salah satu bentuk kepercayaan gua. Sekarang Lo bisa buka, sandinya tanggal ulang tahun Lo dan selanjutnya Lo bisa buka pakek sidik jari Lo." ujar Nando kepada Lula. Lula merasa terharu dan ia juga sangat senang karena Nando memberikan dia kepercayaan penuh. Begini saja ia sudah sangat bahagi, ia benar-benar bahagia sekali saat ini. Lula pun melakukan hal yang diinginkan oleh Nando dan sekarang mereka berdua sudah kembali masuk ke dalam. Lula tampak sangat senang sekarang. Ini sudah pukul sembilan malam, Nando pun sekarang menutup atap tersebut karena ia pikir ini harusnya ia pulang mengantarkan Lula untuk pulang ke rumah. Maka dari itu sekarang ini mereka tampak sudah terlihat beberes. "Besok atau kapan pun kalo Lo mau datang, Lo bisa datang La. Lo bisa datang kesini with me, or without me. Okay? Tanpa gua Lo bisa masuk. Gua udah ijinin Lo, this is my room and your room." ujar Nando kepada Lula. Lula kini tampak mengangguk. Sekarang mereka berdua sudah keluar dari sana. Mereka berdua pun masuk ke dalam lift dan turun ke bawah. Setelah sampai ke bawah akhirnya mereka berdua pun langsung berjalan keluar, malam ini sangat dingin. Nando tampak memberikan salah satu mantelnya untuk Lula. Kini mereka pun sudah berada di dalam perjalanan pulang juga. Akhirnya setelah setengah jam berada di jalan mereka pun sampai juga di rumah Lula. Nando tampak meminta Lula untuk masuk karena hari semakin malam. Lula pun kini tampak memberikan senyuman, ia juga tampak memberikan pelukan dengan kecupan di pipi untuk Nando. Setelah itu baru ia masuk ke dalam rumahnya. Nando pun tersenyum setelah Lula masuk ke dalam. Ia tersenyum karena ia juga merasa senang mendapatkan kecupan dari Lula itu. Entah kenapa rasanya ia menjadi mudah tersenyum sekarang. Semuanya gara-gara Lula, semua yang berubah di hidup gua penyebabnya adalah Lula. Dia bawa perubahan yang positif buat gua dan gua sangat bahagia sekali. Semoga gua bisa lebih lama sama Lula. Batin Nando. Sementara itu sekarang ini tampak Lula sudah mencari Leon, ia ingin cepat bercerita kepada Leon karena jujur saja ia masih sangat bahagia sekarang ini. Ia ingin membagikan kebahagiaannya itu kepada kakaknya, Leon. "Abang, Abang Leon. Lah ini kemana sih Abang Leon kok ga muncul-muncul sih. Abang Leon mana ya Bang." teriak Lula saat ada di rumahnya itu. "Apa Lula, kamu ga perlu teriak gitu dong. Abang tadi lagi mandi. Kenapa sayang? Wah pasti nih ada hubungannya sama Nando ya? Tadi kemana saja emamgnya sama Nando?" tanya Leon yang membuat Lula tersenyum senang. "Heheheh, ayo ke ruang TV, Lula mau ceritain sambil mau minum es krim sekarang. Ayo Abang." ujar Lula dan Leon pun terpaksa untuk ikut Lula tersebut. Lagi pula ia juga tidak ada kegiatan apa-apa untuk sekarang ini. Mereka sudah mengambil es krim dan kini mereka sudah ada di dalam ruang TV. Lula pun mulai ditanyai oleh Leon sekarang, Lula mulai bercerita. "Jadi tuh ya Bang, tadi Lula di bawa ke hotel..." belum selesai Lula mengatakan itu sudah di potony olej Leon gara-gara Leon mendengar kata hotel. Ia pun bahkan sekarang sudah bersiap-siap mengambil handphone juga. Ia tidak akan pernah main-main dengan orang yang menganggu adiknya itu. "Jadi dia bawa kamu ke hotel? Wah emang ga bisa di biarin. Abang harus kasih pelajaran buat dia sekarang ini." ujar Leon kepada Lula tersebut. "Eh Abang, di denger dulu dong. Jangan di potong, maksudnya tuh ya emang Lula sama Nando tadi ke hotel. Tapi kita ke rooftopnya. Tepatnya sih di kamar Nando, tapi kita berdua ga ngapa-ngapain selain ngeliat bintang sama jalanan kota alias pemandangan kota. Udah gitu aja." ujar Lula yang sepertinya masih membuat Leon bingung karena perkataan dari Lula saat ini. "Masih belum mudeng ya Abang? Jadi gini nih ya bang. Nando itu punya kamar atau kayak apartemen lah itu di atas hotel. Nah hotelnya itu punya Papanya Nando makanya Nando bisa punya kamar di rooftop. Nah Lula senang karena tadi tuh kamarnya Nando itu ya semuanya terbuat dari kaca jadi bisa ngeliat langit yang indah. Terus juga atapnya bisa di buka dong Bang. Sumpah Lula bener-bener bahagia banget deh." ujar Lula kepada Leon itu. "Ahh iya Abang baru tahu sekarang. Jadi kamu tadi habis liat bintang?" tanya Leon yang diangguki Lula dengan penuh semangat empat lima juga. Lula benar-benar terlihat sedang kasmaran dan juga ia terlihat benar-benar sedang berada di dalam fase bahagia. Fase sedih itu sudah dilewati oleh Lula. "Dan Abang tahu ga? Kan kalo mau masuk ke rumahnya Nando itu harus pakai sandi dan sidik jari ya Bang. Nah tadi Nando ngasih tau sandinya terus Nando juga daftarin sidik jari Lula disana. Lula senang banget karena pas Lula tanya kenapa tuh Nando bilang kalo Nando sudah percaya sama Lula. Selain itu juga karena Nando bilang kalo Lula bisa masuk kesini kapan pun Lula mau dan bisa masuk tanpa ada Nando juga. Lula bahagia banget." ujar Leon itulah. Leon kini tampak senang karena adiknya bisa sebahagia ini. Adiknya ini benar-benar sangat senang bersama dengan Nando. Ia hanya berharap bahwa Nando tidak akan meninggalkan adiknya karena itu akan sangat menyakitkan. "Wahh senang banget ini pasti adik Abang. Bahagia banget sampai makan es creamnya juga semangat banget nih. Jangan dihabisin dong es creamnya kan Abang juga mau Lula." ujar Leon kepada Lula yang mana membuat Lula kini menyengir. Ia pun membagi es cream tersebut sekarang. "Ya habisnya Lula benar-benar senang terus juga excited banget Bang. Ah iya Abang, kita ga ada rencana mau pindah ke Indonesia lagi kan ya Bang?" tanya Lula yang membuat Leon sedikit berubah tapi tidak terlihat juga dia. "Why La?" tanya Leon kepada adiknya tersebut ingin tahu alasannya juga. "Nando kemungkinan ga akan pindah ke Indonesia dan akan menetap, jadi aku ga mau kalo aku sama Nando LDR. So, Lula mau stay disini terus." ujar Lula kepada Leon dan sekarang ini Leon tampak tersenyum tapi tidak ada ketenangan disana, tidak ada rasa bahagia juga dalam senyumannya itu. "Abang ga tau sayang, mungkin kamu bisa tanya sama Mama dan Papa ya. Ah iya Abang ngantuk nih mau tidur dulu. Kamu juga cepat tidur ya, biar besok bsia ketemu sama Nando lagi." ujar Leon diangguki oleh Lula. Kini Leon tampak mencium kening dan pipi Lula, setelah itu ia pun berada di kamarnya. Leon sekarang ini tampak menutup matanya, ini sebuah masalah baginya. Jika mereka tidak akan kembali ke Indonesia berarti Leon tidak akan memiliki kesempatan lagi untuk bertemu dengan Lola. Ia tidak ingin itu terjadi, karena sejujurnya kerinduan kepada Lola sudah menumpuk dan juga ia ingin segera menemui temu agar rindunya bisa segera terbebas sekarang. Semoga ia masih bsia diberi kesempatan untuk menebus dosanya kepada adiknya itu, Lola. Ia telah melakulan banyak kesalahan kepada adiknya yang satu itu. Ia hanya berharap bahwa dirinya bisa dipertemukan kembali agar dia bisa meminta maaf sekaligus menebus dosa-dosa yang telah ia perbuat kepada Lola.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD