Di rumah Nini Rara. Wira mampir setelah pulang mengajar di TPA. "Assalamualaikum." Wira memberi salam pada semuanya. "Wa'alaikum salam." Semua keluarga yang ada di sana menjawab dengan serempak. Wira mencium punggung tangan semua orang, kecuali punggung tangan Zia. "Aku datang ke sini ingin mengucapkan selamat kepada Paman Abi. Semoga rencana pernikahannya lancar, tidak ada kendala apapun juga. Kalau butuh bantuan aku sampaikan saja. Aku akan membantu apa yang aku bisa." Wira tutur kata lembut kepada Abi. Wira siap membantu jika Abi perlukan. "Huaa!" Zia menangis dengan suara keras mendengar ucapan abangnya. Perasaannya terluka mendengar ucapan Wira yang mendukung pernikahan Abi dan Fani. Sementara dirinya sejak lama memimpikan Wira menikah dengan Fani. Sakit hati Zia menerima kenya